SIX

818 64 9
                                    

Pagi yang sangat tenang dirasakan oleh seluruh murid sma merkurius. Bagaimana tidak tenang, seluruh guru sedang rapat dan kelas kelas kosong untuk pagi ini. Otak mereka juga tenang bukan? ada yang ke kantin, main game bersama dan ada yang tidur. Sma yang menjadi impian untuk seluruh murid yang akan melanjuta ke jenjang atas itu ternyata juga sama dengan sekolah lainnya. Bukan hanya karena kepintaran mereka, tetapi juga karena tampannya para siswa sma merkurius yang sudah diketahui banyak orang.

ana dan melia hanya berdiam diri di bangku paling belakang. Ana yang tidur dan melia yang mengerjakan tugas dari guru, sungguh idaman sekali melia untuk para guru.

"Selamat pagi anak-anak. Panggilan untuk siswi bernama Diana Almera, dimohon untuk segera menuju ke ruang BK sekarang. Terima kasih"

Ana bangun dari tidurnya setelah mendengar suara dari speaker kelasnya. Seluruh kelas menatapnya yang kebingungan saat ini.

"kan kemarin gue udah bilang na, pasti ketahuan lagi" ucap melia disebelahnya yang masih fokus dengan tugasnya

"gue cabut dulu" ana bangun dan berjalan menuju ruang BK dengan malas karena ia sudah tahu masalahnya

*tok tok tok

Ana mengetuk pintu dan langsung masuk tanpa dipersilahkan masuk oleh gurunya.

"Ana lagi ana lagi. Capek saya na manggil kamu terus" ucap bu rahmi, guru bk nya

"ya kalau capek, saya saranin gausah dipanggil bu" ucap ana

"ngeyel kamu ya! kamu tahu apa kesalahan kamu?"

"gatau bu, menurut saya bener bener aja kok" gila kamu na, berani banget

"udah yang ke berapa kali kamu bolos disaat jam pelajaran masih berlangsung ana? saya tahu kamu pintar. Tapi kamu harus menaati peraturan sekolah yang belajar selama 8 jam perharinya"

"ya bu" ucap ana malas, sudah ke puluhan kalinya dia mendengar itu

"kalau bukan karena ayah kamu donatur tetap di sekolah ini, kamu pasti sudah di keluarkan ana"

"kekayaan,kekayaaan, dan kekayaan. Kenapa ibu ga langsung keluarin saya bu? kan saya suka bikin onar, gatertib sama peraturan sekolah dan seharusnya sudah dikeluarkan"

*ceklek

ada yang masuk ke ruang bk tanpa permisi.

"permisi bu, saya mohon ijin biar urusan ana saya menyelesaikan ya bu"

"yasudah ga, kamu aja. Ibu dah pusing sama kelakuan ana. silahkan"

"permisi bu" tanpa babibu lagi, rega langsung menarik ana keluar dari ruang bk dan membawa ana ke taman sekolah yang cukup sepi saat ini.

"lepasin ga, sakit bego"

rega melepaskan cengkramannya dan berbalik menghadap ana

"gue denger semua pembicaraan tadi, lo bolos?" tanya rega

"udah tahu pake nanya lo" cuek ana

"udah keberapa kali?" rega menatap serius ana

"sering 10 kali mungkin? atau lebih? gue lupa. Tanya sama bu rahmi aja, dia punya catetannya"

REGANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang