SIXTEEN

423 31 2
                                    

"susah banget kayanya kamu buat percaya sama aku. pada dasarnya kamu cuma percaya sama orang yang belum tentu percaya sama kamu"

—-

note: budayakan vote sebelum membaca.
terimakasih : )

—————

"sakit ga, lepasin" ana yang baru saja keluar dari kelasnya dikejutkan dengan rega yang tiba tiba menariknya dengan paksa

mereka berhenti di taman sekolah. cukup sepi mengingat semua murid memilih pulang ke rumah dari pada merasakan ketenangan di taman.
ana mengibaskan tangannya setelah rega melepas tangannya

"ada apa sih ga? kenapa pake acara narik tangan segala" kesal ana

"gue pengen nanya sama lo. bener lo udah nyontek tugasnya aqila?" tanya rega dengan tatapan serius

ana menghela napas dengan kasar karena ucapan rega yang secara tidak langsung tidak percaya kepadanya

"kalau iya kenapa, kalau engga kenapa?" sinis ana

"jawab gue na" geram rega

"tanya melia. dia lebih tahu dari pada gue" ucap ana sarkas dan langsung pergi dari hadapan rega

"na, gue belum selesai bicara" teriak rega

"terserah" ucap ana dengan suara yang tinggi tanpa menghentikan jalannya

...

"lo percaya sama aqila?" tanya sinis melia

"gue kenal aqila dari kecil mel"

"bahkan ibu dari seorang penjahat yang udah kenal anaknya dari dalam kandungan aja, suka gak percaya kalau anaknya udah ngelakuin tindakan keriminal" ucap amelia lalu meminum minuman yang ada di depannya

selepas bertemu ana tadi rega memilih menemui melia. untungnya melia masih berada di sekitar sekolah, jadi rega tidak perlu ke rumah melia. rega mengajak melia bertemu di cafe depan sekolah mereka

"gue juga gak tahu mel, gue bingung. disatu sisi gue gak percaya karena ana pintar. tapi di sisi lain gue kenal aqila dari kecil" ucap rega frustasi

"emang kenapa kalau ana yang nyontek?"

"gue bakal nasehatin dia supaya gak nyontek lagi. kalau aqila yang nyontek, gue bakal nasehatin qila supaya gak bohong lagi" ucap rega serius

"udah? cuma nasehat? ga gue kasih tahu lo ya. istirahat tadi aqila dateng ke meja kita, dia tanya ana boleh gak dia lihat tugas punya ana. alasannya, dia belum ngerjain. ana udah ngasih tahu dia untuk ngebuat beda sama tugasnya. tapi aqila licik, dia salin tugas ana persis apa yang ana tulis di buku" jelas melia panjang lebar

"lo percaya sama gue? enggak kan? karena pada dasarnya lo lebih percaya aqila dari pada ana" melia menyindir rega yang masih saja percaya kepada aqila

"gue percaya, tapi mel-"

"kalau lo percaya, seharusnya gaada kata tapi tapian ga. tapi sayangnya gue yakin lo lebih percaya aqila dari pada ana. gue tahu lo lebih tahu busuknya aqila daripada gue ga. gue permisi" ucap melia lalu langsung pergi begitu saja

rega semakin bingung dengan ini semua. rega hanya tidak mau jika ana keterusan mencontek tugas orang lain, itu tidak bagus untuk ana. apa lagi mereka akan menghadapi ujian. akhirnya rega memutuskan pulang kerumah dengan perasaan campur aduk

REGANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang