TWENTY

445 30 9
                                    



"seperti hujan yang akan berhenti jika dirasa cukup menjatuhkan air ke bumi. aku berhenti mencintaimu karena cukup tersakiti"

apaan sih gajelas wkwk. langsung baca aja nih.

——

sudah satu minggu ana dan rega tidak saling bertegur sapa. ana yang memang berusaha untuk menjauh dari rega, dan rega yang tidak berusaha berbicara kepada ana.

setelah kejadian itu, entah perasaan ana saja atau mungkin memang benar rega dan aqila semakin sering terlihat bersama sama. setiap berangkat dan pulang pasti aqila akan bersama rega.

"na, lo tuh ada masalah apa sih sebenernya?" tanya melia disaat kelas mereka jam kosong

"gaada apa apa mel" jawab ana sambil menyelesaikan tugas yang diberi

"lo bilang kaya gitu dari kemarin. tapi lo sama rega gapernah ngobrol apapun seminggu ini" desak melia

"cuma masalah biasa. wajar lah namanya juga temenan"

"tapi lo bukan tipe orang gampang marah kalau cuma masalah sepele"

"gue gak marah mel. please udah ya tanyanya, gue mohon" ana menatap melia

melia mengendikan bahu dan bermain sosmed. mungkin ana memang tidak mau cerita kepadanya masalah ini.

"na, mel. ini ada undangan ulang tahun gue besok. dateng ya!" zaky tiba tiba datang dan memberikan dua buah undangan

zaky adalah teman satu kelas ana dan melia. cukup tampan memang, tetapi zaky termasuk laki laki buaya yang dijauhi para kaum hawa.

"kek anak kecil aja lo ngadain pesta" melia menerima undangannya sambil mencibir

"tau deh, segala pake undangan cetak gini" ucap ana menahan tawa "lagian di grub kelas juga bisa kali" lanjutnya

"iri bilang boss. dah lah, gue mau bagi ini sama anak anak yang di kanti" zaky berlalu dari hadapan mereka

ana membaca keterangan undangan yang diberikan oleh zaky tadi

"gak salah ni anak ngadain pesta pake undangan warna pink gini?" heran melia

"iya, gue juga kaget. buaya kaya gitu undangan warna pink, gak sesuai sama julukannya" ana mengiyakan ucapan melia

"besok jam 7 nih. lo berangkat sama rega na?" tanya melia

"emang rega di undang? di undang pun gue kayanya berangkat sendiri" ucap ana

"jelas lah tu mantan ketos diundang, zaky kayanya satu tongkrongan sama kelas sebelah"

"gatau deh"

ana menyimpan undangan bewarna pink itu di dalam tas nya.

"kantin yuk, laper banget" ucap melia sambil mengusap perutnya

"yuk" ana berdiri dari duduknya diikuti melia dibelakangnya

sesampainya di kantin ana mencari tempat duduk dan melia memesan makanan untuk mereka berdua.

"na, tau gak? ternyata si aqila lagi sama rega" ucap melia begitu sampai di hadapan ana "tadi gue liat si rega jalan berdua sama aqila lewat depan kantin situ" melia menunjuk koridor yang berbatasan dengan kantin hanya dengan kaca

"biarin" cuek ana

"kok biarin sih na? lo kenapa sih" melia mendesak ana untuk bercerita kepadanya

"gapapa, dimakan mel keburu jam selanjutnya" ana mengalihkan pembicaraan.

—-

"gue gapaham sama lo berdua, yang satu ditanya gapapa, yang satunya jawab masalah dikit. tapi cuek nya sampe seminggu" kesal melia ketika bertanya kepada rega di taman sekolah

REGANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang