4

1.2K 163 13
                                    

Thank you for reading this story ^^

Don't forget to vote!

Maybe up to 30

(Catatan: Tulisan bercetak miring Flashback)





"Berani untuk mencintai berati kau harus berani untuk kehilangan cinta yang pernah kau miliki tersebut"

.

.

.

Memahami takdir dengan benar merupakan perkara yang tidak mudah. Banyak orang salah memahami takdir sehingga terjebak dalam perdebatan yang tak berujung pangkal. Satu golongan menganggap bahwa, takdir itu tidak ada. Apa pun yang terjadi terhadap manusia merupakan pilihan manusia itu sendiri tanpa campur tangan Tuhan. Sedangkan golongan lain mengatakan bahwa, manusia ibarat boneka, setiap tindakan manusia merupakan takdir yang telah ditentukan Tuhan, dan kita sebagai umatnya tidak bisa merubah takdir tersebut. Ya, itulah yang Baekhyun yakini saat ini.

Menjadi gay bukanlah suatu hal yang ia harapkan, memiliki rahim juga bukan suatu hal yang bisa ia banggakan sebagai laki-laki, dan mencintai Park Chanyeol bukanlah suatu keberuntungan baginya yang hanya orang miskin dan tidak memiliki apapun. Namun,ia cukup sadar. Mungkin ini adalah takdir yang harus ia jalani, dan sekeras apapun ia menolak dan menghindar akan berakhir percuma. Termasuk dengan yang ia hadapi saat ini.

Hubungan yang ia bangun bersama suaminya, perasaan yang ia pertahankan selama ini, dan impian hidup bersama selamanya dengan orang yang ia cintai hancur dalam satu hari, dan perjuangannya menahan semua hinaan selama satu tahun sia-sia saja.

Mereka benar. Ia hanya rumput liar pengganggu ditengah kebun bunga yang terawat.

"Maafkan aku. Sepertinya tidak akan ada yang mengetahui keberadaanmu saat ini" ucapnya tersenyum pilu sambil mengusap lembut perut ratanya.

.

.

.

"Menikahlah". hanya satu kata, dan satu kata itu sukses mengalihkan perhatian seorang pria tinggi yang sedang menyantap makan malam bersama saat ini.

"A... Apa?" Tanya pria tinggi itu yang duduk didepannya terkejut, dan bingung.

"Kau tidak dengar?... Menikahlah" ucapnya lagi.

"Kau ini kenapa? Katakan ada apa denganmu, Baekhyun?" Tanya Chanyeol untuk kedua kalinya pada sang istri atau mungkin suami yang duduk diseberang sana.

"Dia wanita yang cantik, dan berpendidikan... Ah, jangan lupakan! Dia juga berasal dari keluarga terpandang" ucapan yang keluar dengan mudahnya dari bibir tipis pria mungil itu sukses membuat Park Chanyeol, pria tinggi itu geram. Bukan itu jawaban yang ia inginkan.

"Jujurlah denganku! Apa Eomma datang kesini?" Tanya pria itu lagi yang terlihat berusaha menahan amarahnya.

"Kau yang seharusnya jujur denganku. Kenapa kau menyembunyikan berita gembira ini?" Tanyanya balik dengan suara yang ia usahakan senetral mungkin.

Painkiller (Chanbaek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang