6

1.3K 136 11
                                    

Thank you for reading this story ^^

Don't forget to vote!

Maybe up to 30

(Catatan: Tulisan bercetak miring Flashback)































"Lebih baik kau meninggalkan aku dari pada kau terus bersamaku namun hatimu tidak untukku."

.

.

.

Aneh. Ya, kira-kira seperti itulah yang Baekhyun pikiran hingga saat ini. Takdir itu sangat aneh, dan sulit ditebak. Masih segar dipikirannya kejadian satu tahun yang lalu saat Park Chanyeol yang masih baru menjadi kekasihnya mengajak dirinya berkunjung menemui kedua orang tua pria tinggi itu tepat sehari setelah sang kekasih melamarnya. Well, tidak ada yang spesial dari lamaran tersebut sama seperti saat pewaris tunggal Park itu mengajaknya berkencan. Hanya ucapan 'Ayo kita menikah.' itu saja sama seperti dulu. 'Ayo kita berkencan.', dan mungkin mulai saat itu ia merasakan apa yang disebut dengan penyesalan.

Tatapan itu. Tatapan nyalang ketidaksukaan yang mengarah padanya dari kedua pria, dan wanita paruh baya didepannya, dan Baekhyun sadar bahwa tempatnya bukan disini saat tuan rumah istana ini berseru setelah hanya keheningan mencecik yang mengelilingi mereka.

"Apa kau sudah gila?!"

.

.

.

Seoul, 18 Oktober 2012.

Senyum kecil senantiasa terpatri di wajahnya mengiringi langkahnya siang ini disepanjang jalan Yonsei, dan senyumnya semakin terkembang kala ia mengingat kejadian beberapa saat yang lalu saat dirinya berkunjung ke rumah sakit Severance Hospital.

"Kandungan anda sangat sehat" tangan kanannya refleks mengusap lembut perutnya yang tertutupi mantel musis gugur miliknya saat mengingat ucapan salah satu dokter kandungan disana.

Pemeriksaan kandungan. Ya, itulah yang ia lakukan di rumah sakit milik Universitas Yonsei tersebut, dan ia sama sekali tidak peduli dengan pandangan dan bisikan orang-orang yang menatapnya aneh ditempat itu. 'Pria hamil.' Yeah, begitulah yang mereka ucapkan saat melihatnya duduk sendirian di ruang tunggu.

'Abaikan!' Well, begitulah pikirannya setelah mengetahui dirinya bahwa positif hamil. Ia sudah tidak peduli dengan apapun lagi, kecuali janin dalam kandungannya. Ya, untuk saat ini biarkan ia menjadi egois. Biarkan ia merahasiakan ini dari seluruh dunia, termasuk dari ayah sang janin. Ia sudah siap dengan resiko yang akan ia terima.

Puk...

"Tuan Baekhyun?"

Deg...

Baekhyun menghentikan langkahnya saat merasakan seseorang menepuk bahu dan memanggil namanya dari arah belakang dengan suara yang tidak asing.

Painkiller (Chanbaek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang