Jika kamu merasa diri ini tak lagi mampu berdiri lagi, maka ingatlah bahwa perjalanan ketaqwaanmu sudah sejauh arah melintang.
❤❤❤
Kau diuji bukan karena dibenci, tetapi Allah ingin menaikkan derajatmu pada tangga yang semestinya. Sesungguhnya apapun yang terjadi di dunia ini adalah skenario yang Allah buat. Tidak ada yang kebetulan apalagi manusia yang merencanakan. Bukankah kau ingat, bahwa ada surah yang mengatakan;"Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." Q.S. Al-Maidah ayat 6
Apakah semua tak ada campur tangan Allah? Tentu saja ada.
Berimanlah dengan menegakkan kebenaran, sekalipun banyak orang yang ingin menjatuhkan. Menegakkan keadilan meskipun banyak orang yang ingin menghancurkan.
Sudah satu minggu, Aisyah merasakan kejanggalan yang tidak ia mengerti. Dirinya bertanya-tanya, ketika tak mendapati Ziya yang tak berkunjung ke pantinya.
Sebenarnya, dari beberapa hari kemarin Aisyah ingin datang ke desa sebelah untuk menemui Ziya, namun di tengah jalan ia harus menghentikan keinginannya karena ada beberapa anak panti yang sedang sakit, membuat fokus Aisyah harus teralihkan.
"Aisyah!" Aisyah yang tengah memasak di dapur, dibuat terkejut dengan kedatangan suaminya yang sedikit terburu-buru.
Ia bisa melihat Yusuf yang tengah duduk dengan tidak tenang, lalu menyerahkan handphone yang dipegangnya ke arah Aisyah.
Aisyah meremat handphone yang dipegangnya. Dadanya bergerumuh ketika mendapati sebuah video yang tersebar di dunia maya. Hatinya teriris tatkala melihat seseorang yang sudah ia anggap sebagai keluarganya tengah dipermalukan sedemikian rupa.
"Kamu sudah lihat videonya?" Yusuf memijit pelipisnya, ia menatap sang istri yang terdiam cukup lama dengan pandangan ke depan, tak berkedip sama sekali.
"Mereka... benar-benar di luar batas dalam mencampuri kehidupan orang lain."
Ada sebuah pemikiran yang tersemat. Aisyah memiliki tekad untuk mengeluarkan segala kerunyaman yang ini, meskipun sesungguhnya ia sudah tidak ingin berurusan pada masa lalu. Tetapi demi membungkam seseorang yang sudah melakukan kehancuran, ia tetap harus melaksanakannya.
"Mas... boleh adek menemui mereka?"
Yusuf terdiam, menatap dalam mata sang istri. Dirinya tahu bahwa Aisyah dulu bukanlah gadis yang terlihat seperti sekarang, ada kepingan-kepingan di masa lalu yang ditutupi rapat. Berjanji untuk tidak menjamah ke dalamnya lagi dan memulai hidup baru. Meskipun pada kenyataannya, orang-orang di masa lalu masih membuka tangan untuk Aisyah.
"Mas, adek ingin membantu Ziya dan salah satunya meminta bantuan mereka. Karena mereka pasti mengenal beberapa orang di dalam video ini, apalagi video yang tersebar sudah dipotong dan pastinya ada video asli yang mungkin saja masih dimiliki pihak lain."
"Mas nggak melarang kamu untuk menemui mereka, tetapi adek tetap harus jaga diri karena bagaimanapun mereka bukan dari kalangan yang bisa dibilang baik. Meskipun mas sendiri tahu, mereka teman-teman kamu." Aisyah tersenyum lalu memeluk sang suami dengan erat. Hatinya berdoa semoga ada jalan keluar dari masalah ini, lagipula Aisyah penasaran dengan dalang dibalik semuanya.
***
Aisyah menghela napas pelan, sudah lama sekali ia tidak memasuki kawasan ini. Lorong-lorong di bawah jembatan, tempat di mana para preman dan anak-anak nakal, setidaknya itu yang orang-orang anggap. Memang tempat kumuh namun nyatanya mereka adalah satu keluarga, tetapi tidak mencampuri urusan masing-masing. Ada kelompok preman jalanan, pedagang asongan, pengemis dan beberapa anak jalanan yang senang sekali membuat onar serta pengamen.
Siapa sangka, markas perkumpulan mereka tidak bisa dijamah oleh orang-orang di luar. Mereka sekalipun merusak, namun di satu sisi tetap menjaga. Tetapi percayalah, bahwa semua itu bisa dijadikan bahan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas suatu negara.
Aisyah teringat bahwa dulu dirinya juga bagian dari kelompok mereka. Seorang perempuan yang bekerja sebagai preman jalanan, mencuri, mencopet bahkan membuat keributan di sana sini. Menurut Aisyah semua hal itu adalah kesenangan tersendiri, bukan semata-mata untuk uang, karena kedua orang tuanya bukanlah dari kalangan ke bawah melainkan seseorang yang mampu. Namun Aisyah dengan segala keingin tahuannya, menjadi sosok yang brutal namun disegani. Satu perempuan yang mampu berteman dengan para preman dan menjadi bagian mereka. Aisyah yang dilindungi dan merasa memiliki banyak teman, membuat hidupnya lebih berwarna sekalipun dirinya harus tersangkut dengan beberapa masalah, termasuk awal dari pertemuannya dengan Yusuf.
Masa lalu kelam yang pada akhirnya menjungkir balikkan kehidupannya menjadi seperti sekarang.
"Aisyah!" Dirinya menoleh ketika melihat segerombolan laki-laki yang beberapa di antaranya adalah seumuran dengan mereka dan yang lainnya adalah di bawah umur Aisyah.
"Assallamualaikum." Aisyah tersenyum di balik cadarnya. Teringat dulu jika dirinya selalu dinantikan kedatangannya oleh mereka, tak lain karena Aisyah selalu membawakan mereka banyak makanan hasil uang jajan dari orang tuanya.
"Tumben kamu ke sini, memangnya mas Yusuf ngebolehin." Mereka berjalan ke sebuah tempat, di mana berjejer beberapa bangku untuk tempat berkumpul.
Mereka mempersilahkan Aisyah untuk duduk dengan beberapa jarak, karena mereka paham bahwa Aisyah telah memiliki batasannya sendiri sebagai perempuan. Mereka juga bertanya-tanya mengapa Aisyah datang sendiri, karena biasanya ada Yusuf yang selalu menemani.
"Maaf, mas Yusuf ada keperluan untuk kepentingan anak panti. Aku ke sini karena ada beberapa hal yang ingin aku tunjukkan kepada kalian."
Aisyah mengeluarkan beberapa foto dan sebuah rekaman, lalu ia menatap teman-temannya. Mereka paham maksud yang ditunjukkan oleh Aisyah. Lalu mereka serempak mengangguk.
"Cecunguk ini, mau main-main dengan kita ternyata."
Bersambung
Salam sayang dan cinta
Terimakasih
zeezii23
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodi Sang Hijrah [SELESAI]
Ficção AdolescenteEND / Ziya, keyakinannya untuk mempertahankan sesuatu yang wajib bagi dirinya bukanlah hal yang mudah. / "Nggak perlu didengerin omongan mereka, Mbak. Syurga kita bukan hasil ngemis ke mereka." / Kisah ini bukan tentang aku dan dia, tetapi aku deng...