part 5

4.6K 383 25
                                    

Author POV
Sebelum pergi meninggalkan asrama, Seulgi membunyikan klakson mobilnya di pos satpam.

*Tiiittt - anggap aja suara klakson mobil.

"Oh iya Kang..." Jawab pak Bibu.

Mobil Seulgi menjauh dari kawasan asrama.

"Ga laporan dulu di pos satpam?" Tanya Irene yang melihat ke luar jendela.

"Ga usah."

"Kalo gimana-gimana, gimana?"

"Ya ga bakal gimana-gimana."

Iya, hanya Seulgi yang dapat berkeliaran seperti ini tanpa laporan ke satpam. Setelah percakapan singkat tadi, Seulgi memutar musik-musik mellow ballad, selanjutnya tak ada percakapan apapun.
.
.
.
.
Sesampainya di supermarket, Irene langsung mengambil keranjang belanjaan, dan mencari dimana mie dan sebangsanya berada.
Seulgi hanya membuntutinya dari belakang, sesekali curi pandang ke arah Irene.

"Lo suka yang mana?" Tanya Irene sesudahnya menemukan di mana rak mie.

"Yang di depan gw."

Irene mengernyitkan dahi, dan berbalik menghadap ke Seulgi dengan tatapan "Hah? Mana?".
Seulgi yang ditatap langsung salting.

"Eh, gw suka yang ini."

Seulgi mengulurkan tangannya ingin mengambil mie yang dia suka, karena posisinya agak jauh dari rak, tubuh Seulgi sedikit maju.
Namun, sekarang suasananya menjadi canggung, karena wajah Irene berada di leher Seulgi.
Aroma mint dari tubuh Seulgi mungkin sudah sangat tercium oleh Irene, hingga Irene tidak bergerak sedikitpun.

"Eh, sorry." Ujar Seulgi.

Irene tersadar dan langsung menjauh dari tubuh Seulgi.

"Mungkin gw ambil 10 atau 20 mie ramen ini?"

Seulgi berusaha memperbaiki keadaan, dengan tidak membahas kejadian barusan.

"Terserah, gw ambil 5 mie sedaap korean spicy."

"Oke, mungkin 5 juga."

Mereka tidak hanya membeli mie, tetapi juga 2 bungkus telor ayam kampung, beras, dan beberapa jajanan untuk cemilan mereka di asrama nanti.
Sebenarnya, asrama juga menyediakan nasi, mie, dll, setiap minggunya ada juga kantinnya. Hanya saja Irene ingin agar makanan yang disediakan oleh asrama untuk siswi lainnya.

Mereka sedang berada di kasir, dan sedang berdebat saat ini tentang siapa yang akan membayar. Mereka saling berebut untuk membayarnya.

"Yaudah gini, lo yang bayar mie dan jajanan. Gw yang bayar telor dan berasnya." Ujar Seulgi.

"Oke."

Mereka mengeluarkan blackcard nya masing-masing, dan membuat kasir kebingungan.

"Emm... Gimana kalo satu kartu aja?" Tanya kasir.

"Gabisa!" Jawab mereka berdua.

"Kalo bingung gini aja, bayangkan kita pembeli yang berbeda." Ujar Irene.

"Lo pegang beras dan telornya, gw pegang mie dan jajannya." Jelas Irene lagi.

"Bagus!" Gumam Seulgi.

Kasir tak mengerti dengan kedua makhluk ciptaan Tuhan ini, cantik-cantik aneh, pikirnya.
Tetapi kasir segera mentotal hasil belanjaan Seulgi dan belanjaan Irene.

Sekarang Seulgi mengajak Irene ke salah satu restaurant yang ada di mall.

"Makan seafood di sini ya." Ajak Seulgi.

Love Is Love (Seulrene) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang