part 21 (End)

5.3K 334 82
                                    

Flashback.

03.00
Seulgi beranjak dari kasur, ia masuk ke kamar mandi dengan membawa celananya. Ia kemudian memunguti pakaian milik Irene, melipatnya dengan rapi dan menaruhnya di meja kecil, Seulgi sudah bersiap pergi, namun kakinya seakan membawa beban yang sangat berat, ia kemudian menengok ke arah Irene, ia lagi-lagi menitikkan air mata, kemudian Seulgi mencari kertas dan pulpen di meja komputer, ia menyobek lembaran di buku Irene, ia mulai menuliskan salam perpisahannya, ditaruh di atas meja tempat yang sama ia menaruh baju Irene yang tersusun.

Saatnya pergi, tapi lagi-lagi ia merasakan sangat berat, dan setiap langkah menjauh darinya membuat hatinya teriris beberapa kali. Seulgi memutuskan untuk duduk di lantai menghadap ke kasur, ia memandangi wajah Irene yang begitu indah saat terlelap, bodohnya selama ini ia baru sadar, bahkan Irene masih tetap dan lebih cantik saat terlelap seperti ini. Ia mengusap pelan rambut Irene, dan ya, lagi-lagi ia menitikkan air mata.

Sudah cukup! Ini waktunya untuk pergi! -Batin Seulgi.

Akhirnya Seulgi mengambil kunci mobil yang sedari siang tertinggal di asrama ini, dan dengan berat hati, Seulgi berhasil keluar dari kamar asrama Irene, ia bingung ingin memberi tahu paling tidak salah satu dari sahabatnya, dan kebetulan ada Son lewat, dia yang paling rajin diantara genk Seulgi.

"Loh kang? Lo baik aja kan? Lo abis nangis? Bentar gw mau buang sampah ini du-"

Seulgi memegangi bahu Wendy mencegahnya untuk tak banyak berbicara.

"Son-"

"Uwaaahhh... Loh, kang? Kemana aja?"

Sinb yang baru keluar dari kamarnya dengan mata yang seperti panda.

"Kebetulan, kalian berdua ayo ikut aku."

Mereka mah nurut-nurut aja. Seulgi mengajak mereka ke pantai terdekat dari asrama. Mereka duduk di kursi yang disediakan dan Seulgi mulai bercerita.

"Gw bilang dulu di awal, asal kalian tau, gw sama kek elu elu pada. Singkat cerita papah gw memergoki gw lagi ciuman sama Irene dan nyuruh gw pulang ke rumah, gw pagi ini jam 8 take off ke London, semalem gw kabur dari rumah dengan bodohnya ditengah kondisi gw yang mabok gw ngebikin kesalahan lagi, gw ngebobol Irene. Anjing banget ga sih gw?"

"Are you serious Kang?"

"Kok bisa sampe gitu?"

"Iya, gw serius, dan saat gw pulang, papah gw langsung ngambil hp gw."

"Terus sekarang gimana?"

"Gw sih cuma mau nitip Irene aja, tenang nomer kalian berdua udah gw tulis di buku diary gw kok, nanti kapan-kapan kalo gw dah pegang hp lagi disana, gw bakal ngabarin lo berdua. Inget, jangan kasih tau Irene soal keberadaan gw."

Mereka berdua menangis, mendengar curhatan Seulgi.

"Lo sahabat terbaik yang pernah gw punya kang..." Ujar Son.

"Lo bakal tetep di hati gw kang." Ujar Sinb.

"Sama, kalian juga sahabat terdabest yang pernah gw punya, eh udah dong jangan nangis, nanti gw ikutan nangis bego."

Seulgi pun pecah akhirnya ikut nangis, mereka bertiga saling merangkul dan nangis berjamaah.

"Nan-ti yang traktir ki-kita siapa? Huaaaaahhh!!"

Sinb mendapat toyoran dari Wendy.

"Nanti gw transfer deh, tapi nunggu kondisi membaik dulu... Oke? Udah dong, air mata gw udah kekuras dari kemaren nih... Yaudah, sekarang gw anter kalian balik ke asrama, udah yuk ah masuk nanti pada nyariin loh."

Love Is Love (Seulrene) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang