Chapter 21

1.1K 29 0
                                    

   Sesampainya di Caffe,Bryan memesan minuman sementara Gizel duduk sambil menunggu. Tak lama Bryan datang menghampiri Gizel.
"Kamu seneng gak sih kita berdua lagi kaya dulu?" Tanya Gizel.

"Mm gatau deh." Singkat Bryan.

"Ihh ko gatau sih,harusnya kamu seneng lah." Kesal Gizel.

"Iya deh gue seneng." Balas Bryan.

"Eh aku ke toilet dulu ya." Kata Gizel.

  Gizel pergi ke toilet,sesampainya ditoilet dia menyisir rambutnya sedikit dan membenarkan make upnya di cermin. Ia merasa hari ini dirinya terlihat sangat cantik,ketika Gizel selesai dan hendak pergi keluar toilet tiba-tiba dia dikagetkan dengan ketukan pintu toilet yang tertutup rapat.

Karena penasaran,Gizel mengeceknya dan lagi dia di kagetkan dengan secarik kertas dan membacanya dalam hati,Tanggung jawab GIZEL. Dan tiba-tiba pintu toilet diketuk kembali sangat keras,gizel berlari dan cepat-cepat duduk di samping Bryan dengan wajah ketakutannya.

Bryan yang melihatnya sontak terkejut dan bertanya-tanya pada Gizel,tapi Gizel hanya terdiam dengan wajah ketakutannya. Gizel hanya ingin meminta pulang malam itu pada Bryan.

Paginya disekolah..
"Lau,gue kemarin dapet surat dari si teror itu." Kata Gizel.

"Eh yang bener lu? Dimana,terus apa isi surat itu?" Tanya Lauren.

"Kemarin malem di toilet Caffe,isi suratnya ini." Kata Gizel.

Lauren membacanya dan dia teringat kembali kejadian itu sepulang sekolah ketika hendak menyimpan novel di rak. Isinya pun sama persis,Gizel dan Lauren semakin takut pada sekitar.

Bryan melihat Hanna sedang memainkan ponselnya dan menghampiri Hanna,Bryan menceritakan kejadian waktu malam soal Gizel pada Hanna,dan Hanna hanya menjawab dengan tawa sinisnya.
"Eh hari ini mau jenguk Gadis gak?" Tanya Hanna.

"Caw aja sih gue mah,ajak Gias kagak nih?" Tanya Bryan.

"Hmm,ajak lah." Balas Hanna.

"Ekhem kapan lu pada jadiannya elah." Jahil Bryan.

"Mulutmu jadian,lagi males cinta-cintaan gue." Jelas Hanna.

"Bagus dah." Tawa Bryan.

Hari ini ada jam pelajaran olahraga,seluruh siswa pergi keluar kelas menuju ke lapangan dan sudah rapih dengan baju olahraganya,dan berbaris untuk melakukan pemanasan hari ini. Tiba-tiba dari arah belakang terdapat Hanna berlari karena ia datang terlambat,ketika ditanya Hanna menjawab.
"Dipanggil guru pak buat mading baru." Balas Hanna.

"Yasudah sekarang kita mulai pemanasan." Jelasnya.

Seluruh siswa pemanasan dan lanjut lari keliling lapangan,saat selesai siswa disarankan untuk istirahat sebentar dan melanjutkan pelajarannya kembali.
"Pak saya izin mau ambil minum di kamar ganti." Kata Hanna meminta izin.

"Boleh silahkan." Balas Guru olahraga.

"Terima kasih pak." Kata Hanna.

"Oke semuanya ayo kita kekelas melanjutkan materi tulis kemarin." Jelas Guru Olahraga.

"Eh Lau temenin gue dong ke kamar ganti." Pinta Gizel.

"Yaudah yuk." Jawab Lauren.

Mereka berdua pergi ke kamar ganti bersama,sesampainya dikamar ganti Gizel masuk dan Lauren menunggu diluar. Saat Gizel membuka loker ada secarik kertas menempel di pintu loker itu dan bau bangkai yang menyengat dan bangkai itu tersimpan tepat disamping seragam sekolahnya,Gizel membaca surat itu.
"Hidup lo gaakan tenang." Kata Gizel,sambil melirik sana sini dengan rasa takutnya,dan berlari keluar.

Lauren melihatnya dan bertanya apa yang terjadi pada Gizel,tapi Gizel tak menjawab pertanyaan Lauren, dia hanya memperlihatkan wajah ketakutannya,mereka berdua bergegas kekelas.

"Lo kenapa tadi zel,jawab pertanyaan gue." Tanya Lauren.

"Gue dapet surat teror itu lagi Lau." Kata Gizel.

"Apa isi surat itu? Apa jangan-jangan dari DF itu lagi." Tanya Lauren lagi.

"Iyaa dari DF,isinya itu hidup lo gaakan tenang,itu kata si teror itu dan lo harus tau Lau,DF nyimpen bangkai ayam di loker gue,dan seragam gue ada disitu." Jelas Gizel.

"Serem banget sih Zel,DF itu siapa sihh." Kata Lauren.

"Mana gue tau Lau,tu orang keenakan banget teror kita." Kesal Gizel dan masih menahan rasa takutnya.

GadisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang