"Gadis beneran siuman na?" Tanya Gizel.
" Ya beneran lah gue kan tahu dari Bundanya gadis." Kata Hanna.
"Syukur lah kalau begitu ya Lau." Kata Gizel.
"Iya syukur deh. " balas Lauren.
"Terus lo berdua nyantai aja gitu?" Tanya Hanna.
"Maksud lo apa sih Na?" Tegas Gizel.
"Gausah pura-pura merasa ga bersalah deh." Jutek Hanna.
"Dih apaan sih,gajelas banget lo." Tegas Lauren.
"Udah Na,lo kenapa?" Tanya Bryan.
"Oh..kalian semua belum pada tau yaa siapa yang racunin Gadis sampe koma." Bentak Hanna.
"Loh kok,lo bisa tau." Tanya Gias.
"Nih baca surat dari Silvi." Tegas Hanna.
***
SilviKak Gadis maaf,Silvi bener-bener gatau kalau ternyata permen itu beracun Silvi salah,ini semua berkat suruhan kak Lauren dan Gizel.
Silvi mohon maaf yang sebesar-besarnya.***
"Parah,lo dapet ini dimana?" Tanya Bryan.
"Loker ganti silvi,sambil cari tau aja apa penyebab bunuh dirinya Silvi." Jelas Hanna.
"Terus yang teror kita berdua siapa?" Teriak Lauren.
"Gue." Singkat Hanna.
"Eits,lo berdua gabisa marah,ini juga lo berdua yang lakuin,guys bawa mereka berdua ke kantor guru." Jelas Bryan.
"Sayang ko kamu tega sama aku." Kesal Gizel.
"Eits sebentar guys." Harap Bryan.
"Gizel sayang,gue ga nyangka ya sama sifat lo yang sebenernya,gue nyesel punya pacar kaya lo,so... kita putus aja ya." Kata Bryan.
"Tapi,kamu gaakan lupa sama janji Ayah." Jelasnya.
"Ayah gaakan mau lagi sama lo,karena apa? Karena lo jahat,lo buat Gadis koma." Bentak Bryan.
"Bawa mereka!" Bentak Gias.
Semua urusan diselesaikan di sekolah dan berlanjut ke kantor polisi. Sementara Bryan, Hanna, dan Gias ke rumah sakit menemui Gadis.
Sesampainya di Rumah Sakit..."Permisi Sus." Kata Hanna.
"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya suster.
"Kalau pasien yang bernama Gadis kamarnya disebelah mana ya sus?" Tanya Hanna.
"Gadis?Gadis apa mbak?" Tanya suster.
"Gadis Nayara Yoshida." Kata Bryan.
"Mohon tunggu sebentar saya cek dulu." Balas Suster itu.
"Emang kamar Gadis pindah?" Tanya Gias.
"Iyaa." Singkat Bryan.
Sedangkan Hanna dan Gias hanya bisa terdiam tak berkata sedikitpun.
"Ada mbak di lantai 2 kamar nomer 234. Nanti mbak minta bantu aja ya ke satpam dekat lift itu." Jawab suster.
"Oh iya sus, terima kasih ya sus." Jawab Hanna.
Mereka bertiga bergegas untuk menaiki lift yang sekarang dibantu oleh pak satpam tersebut.
"Ini mas,mbak kamar nomer 234nya,waktu jenguk sebentar ya mbak,mas." Kata pak Satpam itu.
" Ya pak terima kasih." Balas Galih.
"Assalamualaikum." Kata Hanna sambil mengetuk pintu.
"Wa'alaikumsalam." Kata Bunda gadis sembari membuka pintu.
"Eh udah pada dateng,makasih ya udah mau dateng kesini jauh-jauh,tuh Gadisnya dari tadi udah nunggu kalian." Kata Bunda Gadis.
"Ayo masuk." Lanjut Bunda.
"Gadiss." Kata Hanna sambil memeluk gadis.
"Hai."Kata Gadis.
"Dis." Sapa Bryan.
"Hey Dis." Kata Gias.Bryan sontak mendorong Gias dan berbisik padanya." Sopan sedikit napa lo,diakan baru siuman kemarin."
"Heheh sorry." Kata Gias tersenyum malu.
"Hai Bryan apa kabar?" Tanya Gadis.
"Gue? Baik dis." Kata Bryan diam-diam menginjak kaki Gias,dan gias balas menginjaknya.
"Gimana kondisi lo sekarang dis?" Tanya Gias sembari melihat ke sekelilingnya.
"Baik alhamdulillah cuma agak pusing sedikit aja." Seru Gadis.
" Cepet sembuh ya dis." Kata Gias sembari tersenyum padanya.
"Dis gue sama Gias mau keluar dulu sebentar gapapakan?" Tanya Hanna.
"Oh iya gapapa." Jawab Gadis.
"Ikut gue." Kata Hanna,sambil berbisik padanya.
"Tapi Na,guekan baru.." kata Gias, belum selesai bicara Hanna langsung menarik Gias keluar.
Sesampainya diluar...
"Gue mau ngomong sesuatu sama lo ias." Sinis Hanna.
"Ngomong apa Na,ko tiba-tiba lo marah gitu ke gue?" Kata Gias merasa aneh dengan sikap Hanna.
"Gue cuma mau bilang,lo jangan deket-deket sama gue lagi." Ketus Hanna.
"Hah! Maksud lo Na?gue salah apa sama lo?" Tanya Gias bingung apa maksud dari perkataan Hanna tadi.
"Gue ngejauhin lo karena gue ga mau ngerusak hubungan orang." Ketus Hanna.
"Maksud lo apa sih Na." Gias semakin aneh dengan perkataannya itu.
"Pikir sendiri!" Bentak Hanna. Dan Hanna berlalu pergi meninggalkan Gias sendirian.
Gias mengikuti Hanna dari belakang,ia menangkapnya dengan sigap.
"Lepasin gue!" Bentak Hanna."Hanna,jelasin apa maksud lo tadi?" Tegasnya.
"Jangan deketin gue lagi Ias." Bentak Hanna.
"Kenapa?!" Bentak Gias.
"Gue gamau ngerusak hubungan lo sama Lauren." Jelas Hanna.
"Gue sama Lauren gaada hubungan apa-apa Na,lo harus percaya sama gue,ngapain gue suka sama orang yang udah buat Gadis koma." Kata Gias.
"Gue liat sendiri Lauren sama lo dikantin sekolah." Jelas Hanna.
"Oh soal itu,dia nanya ke gue." Kata Gias.
"Nanya apaan?" Kata Hanna penasaran.
"Gue udah punya pacar apa belum,terus gue bilang udah." Jelas Gias.
"Siapa pacar lo?" Tanya Hanna.
"Lo." Jelas Gias.
"Gue?" Kata Hanna masih tidak percaya.
"Lo mau jadi pacar gue?" Tanya Gias penuh harap.
"Serius lo." Kata Hanna masih tidak percaya.
"Serius lah,lo mau ga jadi pacar gue?" Tanya Gias lagi.
"Iya aku mau." Kata Hanna,sambil memeluk Gias.
"Sorry tadi aku bentak kamu." Kata Gias,membalas peluk Hanna.
"Iya,maafin akunya ya." Kata Hanna tersenyum lebar menatap Gias. Dan Gias membalas senyumnya sambil mengelus lembut rambut Hanna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis
FantasiaGadis dilahirkan di Tokyo Jepang,dan tumbuh besar di Jakarta,Gadis tidak disukai sejak SD hingga ia SMA pun tidak ada yang mau berteman dengannya,Gadis dikucilkanpun masih tanda tanya entah apa yang salah darinya.Tapi ada satu teman laki - laki yang...