Chapter 22

1K 26 3
                                    

"Hanna." Panggil Gias.

Dirinya merasa terpanggil dan menengok kebelakangnya,Gias berlari kecil menghampiri Hanna.

"Lo habis dari mana tadi?" Tanya Gias.

"Itu gue habis dari perpus tadi." Balas Hanna.

"Oh..dari perpus toh,eh lo sekarang mau ke kelas ya,mm..mau gue temenin gak?" Harap Gias, ia ingin sekali berjalan sebentar dengan Hanna walaupun jaraknya agak sedikit dekat dengan kelas.

"Engga deh lagian deket ko Ias, thank ya..gue duluan." Pamit Hanna,sambil tersenyum. Membuat Gias merasa meleleh dengan senyuman manisnya itu.

Bel pelajaran selanjutnya berbunyi,guru SBK datang dengan wajah khasnya,dan menatap tajam pada Gizel yang sekarang sedang menunduk ketakutan melihat tatapan gurunya itu. Gizel yakin sebentar lagi gurunya akan mengomel soal pakaian olahraganya yang sedari tadi masih dipakai.
"Gizel!" Teriak Pak Syam.

"Iya pak?ada apa?" Tanya Gizel,masih dengan wajah ketakutannya.

"Kenapa kamu masih memakai baju olahraga? Inikan bukan pelajaran olahraga lagi Gizel!" Bentaknya.

"Anu pak loker dikamar ganti saya ada bangkai ayamnya." Jelas Gizel,sontak yang lain tertawa mendengar jawaban Gizel. Pak Syam menyuruhnya untuk pergi ke kantor guru dan meminjam baju sementara di kantor itu.

"Berhenti tertawa anak-anak!teman kalian ini sedang ada musibah,mengerti!" Bentak Pak Syam.

"Mengerti pak." Serempak.

"Habisnya pak Gizel itu suka bully Gadis,jadi baguslah pak sebagai tanda karmanya." Jelas Bryan.

"Sudah,rangkum materi yang ada dibuku,dan ini sudah bapak tuliskan halamannya." Balasnya.

   Sepulang sekolah Hanna menjenguk Gadis sendirian tak ada yang menemaninya,Bryan dan Gias tidak mengetahuinya. Sesampainya Hanna dirumah sakit,mendapati Bunda Gadis sedang menerima tamu di dekat lobby,Hanna meminta izin menemui Gadis,dan Bunda menyetujuinya. Hanna berjalan cepat sedikit mengarah ke lift,sesampainya dilantai 9 Hanna mencari kamar nomer 157.

  Hanna masuk ke nomer yang tepat dan Gadis masih terbaring koma dikasur rumah sakit,Hanna menatap iba ia menghampiri Gadis dan menangis disampingnya.
"Dis,gue baru pulang sekolah nih..cape banget,tugas numpuk,Gadis kapan lo sadar? Gue kangen sama lo,kapan gue bisa main bareng lagi sama lo." Kata Hanna.

Tak sadar Hanna tertidur disamping Gadis karena lelah belajar dan terus menerus menangis sedari tadi. Bunda masuk dan terkejut melihatnya,tersenyum kecil melihat Hanna tertidur di dekatnya.

Malamnya Hanna terbangun dan terkejut mendapati dirinya masih tertidur didekat Gadis. Hanna melirik kebelakang,melihat Bunda dan Ayah Gadis sedang berbincang,Hanna berpamitan pulang dan berpamitan juga pada Gadis.

  Sesampainya dirumah,Hanna mendapati telpon dari Gias lalu berbincang di telpon sembari naik keatas kasur.
"Hallo Na." Panggil Gias.

"Hallo,kenapa Ias malem-malem telpon?" Tanya Hanna.

"Tadi gue kerumah lo Na,tapi kata pembantu lo,lo gaada dirumah apa bener?" Balasnya.

"Iya bener,gue pulang sekolah ke RS nemuin Gadis terus ketiduran,ini juga baru pulang." Jelas Hanna.

"Oh..baru pulang,yaudah gih istirahat besokkan kita sekolah lagi." Kata Gias.

"Bentar,tadi lo kerumah gue mau apa?" Tanya Hanna.

"Mau ketemu aja gitu,tadinya mau ngajak lo jalan." Jawab Gias.

"Oh,sorry yaa tadi gue gaada dirumah,lain kali aja ya..so..gue mau istirahat dulu ya." Kata Hanna.

"Iyaa gih,bye." Akhir Gias.

"Bye."



GadisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang