Gadis Sadar

1K 29 0
                                    

"Loh Na,lo belum pulang?" Tanya Bryan.

"Belum Bry." Tertunduk malas.

"Lo kenapa? Ko keliatan murung gitu?" Tanya Bryan lagi.

"Gapapa." Singkat Hanna.

"Cerita aja na sama gue,siapa tau gue bisa bantu." Kata Bryan yang terus berpikir heran entah apa yang sedang di pikirkannya.

"Pulang bareng gue aja yu na ga baik lama2 disini,sekalian tar sore kita jenguk Gadis." Lanjut Bryan.

"Yaudah." Singkat Hanna sambil menaiki motor Bryan,dan tak lupa Bryan memberi helm padanya.

"Makasih ya Bry." Kata Hanna.

"Iya sama-sama tar sore mau dijemput sama siapa?" Tanya Bryan.

"Sama lo aja." Jawab Hanna.

"Kenapa ga sama Gias?" Tanya Bryan.

"Ga sama lo aja." Kata Hanna.

"Oh..yaudah gue bawa mobil aja ya kita bareng sama Gias." Kata Bryan.

"Gamau ada Gias." Kata Hanna.

"Kenapa sih Na heran deh gue." Bingung Bryan.

"Tadi gue liat Gias lagi berduaan sama Lauren dikantin." Jelas Hanna.

"Serius lo? Coba sekarang Gias mana?" Tanya Bryan.

"Ada dikelasnya mungkin." Tebak Hanna.

"Oke,lo tunggu sini." Kata Bryan,dan Hanna menjawab hanya dengan anggukannya.

     Hanna duduk di taman sembari menunggu Bryan yang katanya mau menemui Gias dikelasnya. Hanna terkejut handphonenya tiba-tiba berbunyi,dengan malas ia liat dan ternyata dari Bunda Gadis.

"Assalamualaikum Hanna". Salam Bunda.

"Wa'alaikum salam Tante,ada yang bisa Hanna bantu?" Tanya Hanna.

"Bunda mau ngasih kabar gembira untuk kamu." Seru Bunda.

"kabar gembira apa Tante?" Bingung Hanna.

"Gadis siuman sayang." Jelasnya.

"syukur alhamdulillah terus sekarang Gadisnya gimana Tante?" Tanya Hanna dengan hati gembiranya.

"Lagi dicek dulu sebentar sama dokternya." Kata Bunda.

"yaudah kalau begitu bun,secepatnya Hanna kesana. Hanna mau ngasih tau yang lain dulu." Seru Hanna.

"Iya nak,hati-hati yaa..." Akhir Bunda.

"ya bunda."

Hanna berlari cepat menemui Bryan dan Gias dan memberi kabar bahwa Gadis siuman. Rasa senang pada diri Hanna sangat berbunga-bunga. Sesampainya disana Hanna memberi tahu langsung pada keduanya,keduanya sangat senang,mereka bertiga bergegas menemui Gadis di RS.

  Diperjalanan Hanna hanya terdiam diboncengan Gias. Gias mengetahui itu,ia mencoba untuk menghibur Hanna walaupun Gias tak mengerti mengapa dia diam seperti itu.

"Hanna,ko diem aja perasaan tadi seneng deh." Jahil Gias.

"Udah diem aja,kalau lo ngomong gue turun." Tegas Hanna.

"Ehh jangan dong,tar malah jadi tabrak lari." Takutnya.

"Yaudah diem." Singkat Hanna.

Sesampainya di RS,mereka bertiga berlari sedikit keruang Gadis dirawat. Sesampainnya dikamar itu,mereka bertiga mendapati Gadis sedang disuapi Bundanya dan senyum ke arah mereka bertiga. Hanna cepat-cepat menghampiri Gadis dan memeluk erat sangat erat.
"Gadis,gue kangen sama lo." Tangis Hanna.

"Iyaa udah jangan nangis,senyum dong." Kata Gadis.

"Kangen gue sama suara lo Dis." Jelas Gias.

"Bisa aja nih." Tawa Gadis.

Mereka berbincang bersama disana,rasanya sangat nyaman sekali.

GadisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang