jantung yeosang berdegup cepat. 'se-sedikit lagi,'
jemari kecilnya itu semakin menjulur keluar.cring...
kunci itu terjatuh, namun tidak ke lantai. tapi ke tangan yeosang. 'bagus kang yeosang,' pujinya pada diri sendiri.
yeosang kembali ke lantai, dimana ia akan tidur selama empat jam dan kembali bangun untuk kabur secepat mungkin.
ia masih ingat apa saja yang disuruh oleh seseorang dibalik telepon itu. "ingat rencana selanjutnya, bangun jam dua malam, lalu kabur dari sini."
yeosang meyakinkan hatinya. demi apapun, dia harus kabur dari sini dan menuruti perintah si penelpon itu.
jam terasa berputar sangat lambat. yeosang mengintip dari balik jeruji, masih ada dua puluh menit sebelum jam dua.
jantungnya kembali berdetak kencang, ia harus meyakinkan diri.
tepat pada jam dua, yeosang membuka pintu sel menggunakan kunci curiannya. ia segera mengendap-endap ke arah toilet yang sudah disuruh.
yeosang menatap ke sekeliling, kursi yang dimaksud si penelpon ada disitu. ia pun segera mengambil kursi itu, dan menaruhnya tepat di bawah jalur udara.
yeosang memanjatnya, lalu bergerak merangkak sesuai dengan yang diperintahkan. 'pertigaan ke kiri, lurus terus sampai kau menemukan celah. jangan masuk celah itu, tetapi belok saja ke kanan dan lurus terus.'
setibanya di jalur yang buntu, yeosang membuka pintu jalur udara yang dimaksud. dan benar, jalur itu menunjukkan yeosang jalan keluar.
dimana mata yeosang memandang, kelap kelip lampu kota menyala dengan indahnya. ini pemandangan yang sangat yeosang rindukan.
yeosang mencoba turun dari jalur udara itu dengan hati-hati. dan yeosang dapat melarikan diri dengan mudah.
'setelah itu, pergilah ke minimarket di dekat pasar loak. curi beberapa makanan dan benda yang kau butuhkan. tak perlu cemas, mereka tak memiliki cctv. dan di jam seperti itu, si penjaga terlelap.'
lagi-lagi yeosang menurutinya.
bagaimana yeosang dapat hafal perkataan orang itu? jawabannya mudah, yeosang pintar menghafal. jadi, lupakan saja.
tugas selanjutnya, yeosang disuruh untuk datang ke sebuah rumah, yang dimana akan menjadi rumah tetap yeosang selamanya.
yeosang bernafas lega begitu sampai di rumah yang si penelpon maksud. rumah itu, dulunya tak seburuk ketika mingi datang. rumah itu dulunya lebih bagus, walaupun rumput hijau di tamannya tinggi-tinggi.
"a-aku kang yeosang, senangㅡ" ucap yeosang mengenalkan diri.
"kau keluaran rumah sakit jiwa?" begitu hongjoong bertanya padanya.
ㅡ
KAMU SEDANG MEMBACA
cause nobody cares, ateez [✓]
Random"bodo amat, toh gaada yang peduli." ㅡ ateez ⚠ some characters suffer from mental disorders | Started O8 Oct '19 | End 23 Dec '19 ©WhiteAce_