"mau ku tunjukkan sesuatu?" pertanyaan dari seonghwa yang tersenyum itu membuat mingi penasaran. 'tunjukkan apa?'
mingi tak bertanya, ia hanya mengikuti langkah kaki yang lebih tua turun dari rooftop. mungkin setelah melihat sunset dari atas genting, dua-duanya terlihat lebih mellow.
"h-hyung!" panggil wooyoung, kedua tangannya tak lepas dari boneka putih yang selalu menemaninya kemana-mana itu.
seonghwa berhenti, membuat mingi menabrak punggung kokohnya. "hehe, maaf." ucap seonghwa, mingi mengiyakan.
"makanannya... sudah siap. seonghwa hyung, m-mingi hyung, ayo." ajak wooyoung, mereka berdua mengangguk dan segera turun.
pas sekali, jongho pun sedang berjalan menuju dapur dengan tatapannya yang datar. "mingi," panggil seonghwa tiba-tiba.
"ya?"
sretttt...
"HAH?!"
-
jantung mingi berdebar, matanya masih melotot syok, ia masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat tadi. (entah kenapa mingi mudah sekali untuk syok)
"mingi-yya, kau kenapa?" tanya hongjoong sembari memberhentikan pergerakan sendoknya.
"a-aku,"
"seonghwa hyung memperlihatkan bekas lukaku. nakal," jongho menatap seonghwa yang terkekeh.
-
"HAH?!" mata mingi membulat sempurna ketika sebuah garis luka yang panjang diperlihatkan seonghwa.
hyungnya itu menarik jongho, membuka kaos bagian belakangnya secara tiba-tiba. dan ya, luka yang belum sembuh itu terlihat, menganga dan cukup dalam. memberikan kesan bahwa si pemilik luka tak akan pernah sembuh.
jongho tak berkomentar, hanya menatap seonghwa galak.
KAMU SEDANG MEMBACA
cause nobody cares, ateez [✓]
Rastgele"bodo amat, toh gaada yang peduli." ㅡ ateez ⚠ some characters suffer from mental disorders | Started O8 Oct '19 | End 23 Dec '19 ©WhiteAce_