◯ O.4

5.6K 1.2K 181
                                    

jongho merupakan tipikal orang pendiam, semuanya mengetahui fakta itu. mingi pun bisa langsung mengenali sifat jongho yang nampak misterius itu.

jongho hanya berbicara untuk dua hal. pertama, untuk mengatakan iya. kedua, untuk mengatakan lapar.

sesingkat itu, bahkan mingi bingung ketika mengajak jongho berbicara. seputar menangkap tempat ini pastinya. tetapi yang mingi dapatkan hanya anggukan dan gelengan dari kepala jongho.

"hyung," sapa mingi pada seonghwa, pemuda itu membawa dua cangkir teh hijau yang masih panas.

"wah, teh! terimakasih." seonghwa menyunggingkan senyum khasnya, ia tak sendingin tiga hari lalu.

mingi mengangguk, kemudian meminum tehnya sesaat setelah seonghwa menyesap tehnya duluan.

"sepertinya ada yang ingin kau tanyakan?" tebak seonghwa.

"yah, ada..." mingi mengelus tengkuknya, "sesuatu tentang jongho."

bisa dibilang jongho bukan sepenuhnya berasal dari keluarga yang retak maupun brokenhome.

keluarganya masih lengkap, juga saling melengkapi. semuanya terasa biasa-biasa saja.

yang membedakan adalah, apa yang terjadi dengan kakak jongho. ya, kakaknya sedikitㅡ gila, begitu kata jongho.

kedua orangtuanya dibunuh oleh kakaknya sendiri, jongho tak tahu apa alasannya. yang jelas, ia pingsan saat melihat kedua orangtuanya telah bersimbah darah di ruang tamu.

tentu saja kakak jongho tak berhenti sampai disitu. setelah kedua orang tuanya tiada, ia semakin menjadi-jadi.

ia menyiksa jongho tiap malam, memuaskan hasratnya (padahal mereka bergender sama), juga beberapa hal yang tak senonoh lainnya.

puncaknya ada ketika kakak jongho membawa sebuah cermin ukuran satu meter kali tiga puluh cm, dan menjatuhkannya sampai pecah didepan jongho. ia bahkan meminta jongho untuk melukai dirinya sendiri dengan pecahan kaca itu.

"tidak!" berkali-kali jongho berteriak menolak, berkali-lagi juga kakaknya semakin memaksanya. sampai akhirnya mereka terdiam selama dua menit, saling menatap dan terlarut.

'lari jongho lari!'

mungkin kali ini, otak dan badan jongho menolak untuk bekerja sama. jongho masih mematung tatkala kakaknya sudah membawa sebuah pecahan kaca yang paling tajam ujungnya.

"karena kau menolak, maka aku akan tetap memaksamu!" bagai tersambar petir di siang bolong, jongho terkejut. ia setengah berlari keluar dari kamarnya.

naas, tangan kuat kakaknya menarik bagian belakang kaus jongho. pemuda itu tertarik ke belakang, sedikit sesak karena bagian kerahnya tertarik cukup keras.

setengah dari kaus jongho bagian belakang sudah tersingkap. berita buruk.

zrattt....

"ARGHHHHHH!!!"

"m-maksud hyung, punggung jongho disobek?" tanya mingi pelan, sedikit syok. karena yang namanya darah, mingi sangat membencinya.

seonghwa tak menjawab, hanya mengangguk kecil lalu menyesap teh hijaunya.

'ya tuhan, kenapa aku ditempatkan bersama orang-orang seperti ini...'

cause nobody cares, ateez [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang