3

42.9K 4.5K 144
                                    


A weeks later ...

Zhao menatap ponselnya yang masih terus memunculkan notifikasi pembelian barang. Sejak memberikan salah satu kartunya pada Iris, notifikasi pembelian itu semakin sering muncul. Zhao bisa saja memblokirnya, tapi akhirnya berpikir akan menganggapnya sebagai hadiah ulang tahun untuk adik sahabatnya. Pascal juga selalu royal padanya, mereka sudah berteman selama hampir sepuluh tahun dan pernah menjadi room mate kurang lebih empat tahun ketika kuliah di London.

"Offelio, kenapa kamu membeli barang dari sana?" suara Elina terdengar dan Zhao menoleh, menatap sang ibu.

"Apa itu Offelio?" tanya Zhao, tidak tahu.

Elina mengerjapkan mata, "Toko pakaian wanita."

"Ohh, ini untuk hadiah," jawab Zhao.

"Kamu punya pacar?" tanya Elina.

Seketika Zhao menggeleng, kakaknya menikah muda dan menjadikannya pria terbahagia, tapi Zhao tidak pernah ingin terburu-buru terlibat hubungan dengan lawan jenis. Ia suka konsep cinta pertama sekaligus terakhir, karena itu memutuskan bersabar menunggu datangnya sosok perempuan paling tepat.

"Lalu siapa yang kamu beri hadiah?"

"Adiknya teman."

"Adiknya teman siapa."

Zhao heran ibunya bisa sepenasaran ini, "Iris, adiknya Pascal."

"Kenapa kamu beri dia hadiah dari Offelio?"

"Dia yang memilih hadiahnya sendiri, Zhao sekadar bayar."

"Sekadar bayar bagaimana? Apa Pascal tahu?"

Zhao mengerutkan kening, tidak berniat memberitahu Pascal karena khawatir sahabatnya itu justru akan memarahi Iris. "Enggak."

"Kenapa, Ma?" tanya suara lain dari pintu penghubung ruang keluarga, Jasmine, kakak ipar Zhao pulang dari acara berbelanja. Jasmine memberikan kunci mobil pada pengurus rumah, lalu beralih untuk mencium pipi Elina. "Kalian kelihatan serius banget."

"Aku belikan hadiah untuk adik Pascal dan Mama penasaran," jawab Zhao.

"Oh, adiknya Pascal? Yang model itu kan?" tanya Jasmine.

"Sudah mantan model sekarang, namanya Eiris," kata Zhao lalu memperhatikan sang ibu lagi. "Enggak ada hal yang salah karena aku belikan dia hadiah, ulang tahunnya baru beberapa minggu yang lalu."

"Masalahnya hadiahnya itu..." Elina tidak melanjutkannya.

Jasmine mengerutkan kening, "Hadiahnya apa?"

Zhao angkat bahu, "Aku sekadar bayar, Iris pilih sendiri di Offelio."

Jasmine mengerjapkan mata, sejenak saling pandang dengan ibu mertuanya. "Offelio itu toko pakaian wanita," kata Jasmine lalu menyengir jahil. "Tepatnya, pakaian dalam wanita."

Zhao mencoba tidak melongo mendengarnya. Astaga! Pantas sang ibu jadi sedemikian penasaran.

"Jadi hadiah macam apa yang kamu bayarkan untuk adiknya Pascal? kalian pacaran?" tanya Elina, jelas tidak akan melepaskan sesi interogasi untuk hal satu ini.

Zhao menggeleng, memutuskan mundur, bisa gawat kalau interogasi ini salah arah. "Enggak, aku sekadar merawatnya waktu sakit kemarin dan—"

"Kamu bilang yang sakit Pascal, makanya tinggal di Apartemen." Elina mencetus cepat .

Astaga! Zhao lupa dengan alasan yang dibuatnya kemarin. Berbohong memang tidak termasuk dalam bakatnya. "Emm... kita ngobrol lagi nanti," kata Zhao begitu melihat kakaknya datang, langsung beranjak merangkul Hoshi ke pintu ruang kerja.

FLAWSOME #PasqueSeries ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang