12

30.6K 4.2K 330
                                    


"Enggak papa! Pokoknya aku enggak mau teman kamu itu tebar-tebar kebaikan di sini, aku udah rusak ya rusak aja."

"Iris!"

"Dia pikir dia siapa? Sok baik, perhatian, kayak aku butuh aja!"

Zhao mencoba menghela napas, entah kenapa rasanya begitu sesak saat mendengar semua kalimat itu. Ia tidak bisa menatap Pascal dan kesulitan menjelaskan situasinya pada Iris. Zhao tidak pernah berpikir bahwa kebaikannya akan menyulitkan gadis itu. Ia juga tidak menyangka bahwa Iris akan keberatan dengan hal itu.

Zhao menatap buket bunga di tangannya, ia membelinya karena teringat Iris yang muram kemarin. Gadis itu berkata ingin keluar kamar, melihat sesuatu selain dinding putih dan jendela yang kilau mataharinya menyakitkan mata. Sore ini, begitu mendengar kabar bahwa Iris akan melepas gips, ia pikir bukan hal besar jika menghadiahi gadis itu sebuket bunga.

"Mau kemana?" tanya suara Hoshi yang seketika mengagetkan Zhao.

Reflek menoleh dan melihat kakaknya membawa sebuah koper ukuran sedang, Zhao tahu koper itu berisi peralatan pemotong gips. "Oh... ng, enggak kemana-mana."

Hoshi menatap buket bunga di tangan adiknya, "Jenguk seseorang?"

Zhao menggeser buket bunga ke belakang tubuhnya, "Enggak, enggak jadi."

"Ini sudah tiga minggu." Hoshi berujar serius dan Zhao menatapnya bingung. "Sudah tiga minggu, kamu enggak pulang ke rumah dan Mama yang datang, antar baju, makan..."

"Ohh..." Zhao mengangguk, mungkin ini memang saatnya pulang ke rumah. "Aku pulang hari ini."

"Aku akan minta sopir tunggu di depan," kata Hoshi mengeluarkan ponselnya.

"Aku bisa naik mobilku sendiri," tolak Zhao tapi Hoshi seakan tidak mendengarnya.

"Aku sudah bilang supir, kamu tinggal ke depan." Hoshi beralih untuk melanjutkan langkah menuju ruang rawat Iris. "Mobilmu nanti aku yang bawa."

"Kak..." panggil Zhao.

Hoshi menoleh dengan tatapan bertanya.

"Emm... sejak kecelakaan itu, Iris agak sensitif sama cahaya, suara derit...." kata Zhao dan menatap koper berisi alat pemotong gips. "Pascal selalu bawa headset, minta Iris untuk memakainya saat gips dilepas."

Hoshi tidak menjawab dan memilih melanjutkan langkah. Zhao tahu bahwa Hoshi mungkin sudah menyadari tentang keadaan sensitif Iris, bagaimanapun Kakaknya itu adalah seorang dokter yang peduli pada kebutuhan pasien.

== [flawsome] ==

"Uncle Zah!" seru Jenna saat Zhao melewati pintu depan. Gadis cilik itu membulatkan mata melihat buket bunga, "Buat aku?"

Zhao tertawa, lebih dulu membungkuk. "Peluk dulu dong."

Jenna memberikan pelukan dan berpegangan saat Zhao menggendongnya masuk ke ruang keluarga.

"Wah, wajah lama muncul kembali," kata Jasmine menyapa Zhao.

"Hahaha... aku kangen Mama." Zhao duduk di sofa panjang, membiarkan saat Jenna mengambil buket bunga di tangannya. Keponakannya itu langsung pamer kepada sang ibu.

"Ada kertasnya..." kata Jenna membuat Zhao terkesiap, ia lupa!

"Oh, itu kertas tagihan yang- Ya! Kak!" Zhao kaget karena Jasmine mengambil alih kertas itu, membawanya menjauh.

"I think it's beautiful enough to be something you can touch for the first time." Jasmine membacakan pesan yang Zhao tuliskan. "Mama... Zhao punya pacar." seru Jasmine, mengumumkannya ke seluruh penjuru rumah.

FLAWSOME #PasqueSeries ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang