Pine dormitory, London Medical.
3rd Floor, Room No. 18.Student Name:
1. Mr. Pasque, Pascal Oleander – Indonesia.
2. Mr. Walker, Zhao Leif – Indonesia.Zhao menarik napas panjang sembari menarik dua koper di samping kanan dan kiri tubuhnya. Ia mengetuk lebih dulu dan setelah mendapat jawaban untuk masuk, ia membuka pintu, memasukkan satu per satu kopernya.
Seorang pemuda, jelas seusianya sedang membuka koper di atas tempat tidur. Pemuda itu menoleh, mengamatinya beberapa saat dan menyapa, "Hi."
"Oh, hai..." kata Zhao lalu beralih pada sisi ruangan yang kosong, ada sebuah ranjang single, sebuah lemari, sebuah meja dan kursi belajar. Perlengkapan lainnya adalah televisi yang tertanam di dinding, tepat di tengah ruangan mereka dan sebuah lemari es berukuran sedang, juga pintu yang sudah ditempeli gantungan 'bathroom'.
"I'm Pascal anyway... Technomedical Engineering."
Zhao menoleh, segera mendekat untuk bersalaman, "Aku Zhao, Physical Therapy Program."
Pascal menjabat tangan tersebut, "Bukan program yang umum diminati."
"Memang, karena itu aku langsung diterima." kata Zhao membuat Pascal nyengir.
"Kau dari Indonesia juga, tinggal di mana?"
"Jakarta, kau?"
"Sama, tapi aku sekolah di Singapore."
Zhao mengangguk, "Aku juga sekolah di Jepang sebelumnya."
"Oh Jepang, menilik namamu, kukira Tiongkok."
Hampir setiap orang mengira begitu, "Orangtuaku melakukan program di sana untuk mendapatkanku, arti namaku adalah berkat."
Pascal mengangguk-angguk dan menimpali dengan santai, "Arti namaku adalah gaya bertekanan, menjelaskan proses pembuatanku, mereka saling menekan."
Sejenak Zhao terdiam, baru setelah saling tatap, mereka berdua sama-sama menyemburkan tawa. Keduanya lalu melanjutkan kegiatan membongkar koper. Zhao dan Pascal kembali saling tatap saat sama-sama mengeluarkan sprei dengan logo Liverpool FC, sprei mereka sama persis.
"Well... well..." seru Pascal tak menyangka, cengiran di wajahnya melebar.
"YNWA gank." kata Zhao dan memasang sprei tersebut. Berikutnya membereskan baju ke dalam lemari, mengeluarkan alat mandi, menata sepatu, mengatur selop kamar. Terakhir, Zhao membongkar buku-buku, laptop dan mengatur stop kontak listrik.
Zhao meletakkan foto keluarganya di meja belajar, ia mendapati Pascal melakukan hal yang sama. Berbeda dari foto keluarga Zhao yang terlihat diambil pada momen liburan, foto keluarga Pascal tampil formal, para pria bersetelan jas dan yang perempuan mengenakan gaun.
"Lovely family..." komentar Pascal melihat foto keluarga Zhao.
Zhao tersenyum, "Orangtuaku, kakakku, Hoshi dan kakak iparku, Jasmine."
"Papi, Mami, adikku, Iris." balas Pascal, memperkenalkan sekenanya. "Apa pekerjaan orangtuamu?"
"Emm... Papa bekerja di lab. dan beberapa kali memberi kuliah umum, Mama tidak bekerja." jawab Zhao lalu memperhatikan sosok berwibawa di foto Pascal. "Orangtuamu?"
"Keluargaku punya perusahaan, medical equipment product, Papiku mengurusnya... Mamiku actrees, model...yah, entertainer."
"Pantas kau mengambil Engineering." kata Zhao, segera menyadari teman sekamarnya ini seorang pewaris perusahaan. Aura Pascal memang tampak memiliki segalanya, barang-barangnya dilabeli merk premium, bahkan sekadar handuk dan selop kamar jelas produk rumah mode di Milan. Zhao sendiri, hanya membeli perlengkapannya di iKea dekat rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLAWSOME #PasqueSeries I
De TodoFLAWSOME "Your flaws are perfect for the heart that is meant to love you." -- Zhao Walker, adalah contoh pria langka masa kini. Bungsu keluarga Walker itu tak hanya tampan, namun juga real gentleman yang tak pernah salah melangkah. Para ibu yang men...