Kevin yang sibuk membaca buku sambil berjalan ke kelasnya tak menyadari ada siswi lain yang juga sama sibuk sepertinya. Cici-siswi itu-sibuk mencari kelas barunya. Ia membaca dengan seksama setiap pintu untuk mengetahui ruang mana yang akan ia masuki. Karena sama-sama tidak memerhatikan jalan mereka bertabrakan. Buku kevin terlempar ke dalam ember berisi cairan pembersih lantai milik Pak Rudi, penjaga sekolah Kevin.
"Aduh maaf" cici menunduk dalam
"Iya, aku juga" ujar Kevin sedikit tersipu. Keduanya sama-sama berdiri dan membersihkan debu pada seragam masing-masing.
"Aduh, buku aku?" Kevin baru menyadari bukunya sudah basah tak terselamatkan. Ia angkat bukunya yang sudah basah kuyup. Dengan sedih ia harus membuangnya ke tong sampah. Kesedihan Kevin tak luput dari mata cici. Ia merasa bersalah.
"Maaf, yah. Aku ganti deh" tawar cici.
"Nggak usah. Nggak papa kok" menurut Kevin ini bukan murni salah orang yang menabraknya. Ia juga ikut andil karena tak fokus saat berjalan.
"Mau yah, aku ngerasa salah nih. Jangan bikin aku sedih seumur hidup" rayu cici.
"Ya udah boleh" cici tersenyum lebar.
"Ngomong-ngomong kamu murid baru yah?" Tanya kevin yang dibalas anggukan antusias cici.
"Kenalin, kevin" kevin mengulurkan tangannya.
"Cici" cici menjabat tangan kevin.
"Masuk kelas mana?"
"Kelas 11 ipa 4"
"Itu kelas aku, ayo masuk" kevin tanpa sadar menggandeng tangan cici menuju kelas.
Di belakang kevin dan cici sedari tadi ada trio dumbo yang mengintai.
"Def, anak baru" ujar stewart
"Terus???" Timpal bobi.
"pepet def" defgi menjitak kepala stewart.
"Bukan tipe gue wart!"
"Mampus lo" bobi tertawa terbahak-bahak.
"Yang jadi masalah, si timun laut Kevin punya temen baru" tangan Defgi mengepal.
"Yak! Tul!" Kompor bobi.
"Nggak boleh dibiarin!" Ujar defgi yang dibalas anggukan kedua temannya.
"Kerjain" titah defgi. Ketiganya langsung berjalan cepat menyusul Kevin dan cici. Tepat di depan pintu saat cici dan kevin hendak masuk dalam keadaan masih berpegangan tangan, tiba-tiba defgi menerobos di tengah keduanya hingga saling melepas. Dalam selang waktu yang sangat cepat stewart dan bobi melakukan hal yang sama sambil menoleh ke arah kevin dan cici dengan raut menghina.
Cici menatap kevin dengan kening berkerut.
"Kenapa?" Tanya kevin
"Siapa?"
"Itu tadi defgi, terus stewart, dan yang paling gede itu bobi. Mereka genk paling berkuasa disini. Dan..." pernyataan kevin menggantung. Antara yakin dan tidak. Takut cici juga tak mau jadi temannya. Namun ia meneguhkan hati.
"Nggak suka aku"
"Kenapa?" Kevin menggeleng. Cici paham.
"Masih mau temenan?" Tanya kevin takut.
"Kenapa nggak? Kamu baik" kevin tersenyum. Keduanya masuk.
"Duduk sama aku aja ci, aku duduk sendiri" tawar kevin. Tanpa banyak berpikir cici hendak duduk dengan kevin.
"Loh vin, bukannya kamu duduknya sama aldo yah?" Tanya dodi membuat kevin bingung. Bukannya aldo duduk dengan dodi?
"Bener kan do?" Dodi menginjak kaki aldo membuat aldo mengangguk pasrah.
"Kamu sama aldo loh vin, aku nggak papa kok" cici tak enak hati pada aldo. Kevin yang tadinya tidak mengerti sekarang paham jika dodi ingin duduk dengan cici.
"Itu tempat duduk aku, dodi" kata dodi memperkenalkan diri.
"Boleh duduk disini kan? Namaku cici" dodi mengacungkan jempol tanda setuju.
Sedang disudut belakang, trio dumbo terkikik senang. Dodi seperti dewa keberuntungan yang menyuguhkan kekalahan kevin.
"Seru nih, def" kata bobi.
"Iya bob, si dodi suka anak baru bob" defgi mengulas smirk yang mengeluarkan aura gelap.
❤
KAMU SEDANG MEMBACA
KEVIN : hide & seek
Teen FictionKevin hanya remaja SMA yang kurang kasih sayang sejak kecil. ibunya sibuk dengan segala kegiatan sosialitanya, sedangkan sang ayah sibuk dengan bisnisnya. Namun, semua itu tak membuat kevin menjadi anak yang tidak baik. Kevin banyak menyumbang prest...