Pelajaran selesai tanpa terasa. Cici mengejar Kevin yang sudah lebih dulu keluar. Kalau bukan karena Dodi menyenggol tempat pensilnya yang masih terbuka hingga isinya berceceran di lantai, ia tidak mungkin tertinggal. Dodi juga berceloteh ria berbasa-basi dengannya yang menambah durasi ketertinggalannya. Kalau bukan karena rasa tak enak hati yang merasuki mungkin sudah dia tinggal pergi. Masalahnya dia sudah berjanji besok akan mengganti buku Kevin yang rusak dan dia bahkan tidak bisa menghubungi Kevin. Yang dia tau itu buku ajar untuk olimpiade mipa kevin seminggu lagi dan cici yakin itu penting.
"Ci, buru-buru banget sih" dodi dengan badannya yang sedikit berisi terengah-engah mengejar cici.
"Kenapa dod?" Cici pasrah.
"Balik bareng aku yuk, naik mobil baru papi" cici jengah. Baru kenal tapi sudah sok dekat pakai acara pulang bersama. Pikiran cici semakin keruh saat kalimat demi kalimat yang tujuannya tidak lain dan tidak bukan hanya pamer semata.
"Aduh Dod, bukan nggak mau tapi..."
"Tapi apa ci?" Sergah dodi memotong kalimat cici. Dia sudah kesal karena cici berkelit terus.
"Si kevin kampungan udah nyuci otak anak baru. Nggak aku biarin" geram dodi
"Aku harus ke rumah Kevin" jawab cici.
"Ngapain?"
"Mau ke toko buku bareng" kevin keong racun. Batin dodi geram. Baru kenalan sudah bisa membuat cici mau diajak ke toko buku. Sedangkan dia yang dari tadi pendekatan tidak direspon sama sekali. Ini membuat dodi lebih kesal lagi.
"Nggak mau ke kafe? Nonton? Atau ngopi di ratu hijau?" Tawar dodi.
"Maaf Dod, tapi aku nggak seneng ke tempat begituan" lagi-lagi cici menolak. Dodi sudah sangat marah namun ia tahan sekuat tenaga. Kilatan merah diwajahnya mulai memudar seiring ia mengendalikan emosinya.
"Lain kali mau yah, sekali aja" cici mengangguk lalu berlalu mencari Kevin.
Sepanjang jalan ia tak tau harus kemana lagi. Menurut yang dia dengar Kevin tinggal di perumahan mewah Sumber Indah. Namun sepanjang mata memandang bangunan rumah-rumah di perumahan ini benar-benar bak istana dengan gerbang megah yang menyulitkan cici untuk bertanya. Sepi. Perumahan orang kaya memang seperti kuburan. Masuk saja repot, dia harus meninggalkan identitas yaitu kartu pelajarnya dan tak ketinggalan jaminan. Ia meninggalkan kartu debitnya.
"Kemana lagi yah?" Cici duduk di taman yang berada di jantung perumahan Kevin.
"Aduh" sedang asik dengan pikirannya, ada yang melempar botok air mineral hingga mengenai kaki cici.
"Hahahahhah" tawa menggema berasal dari tiga anak laki-laki yang berseragam seperti cici.
"Dumbo" dengus cici.
"Anak baru! Sapa nama lo?" Ujar defgi
"Cici def" timpal stewart.
"Cici cici cuitttt" ejek bobi sambil terus mengunyah makanan ringan yang dia beli di alfamei.
"Iya cici! Lo tau nggak kita siapa?" Bangga defgi.
"Ita tau ga?" Lagi bobi menimpali.
"Iya tau ga tuhhhh" stewart mencolek dagu cici
"Apaan sih" tangan cici dengan reflek menghempas tangan stewart.
"Galak amat" goda stewart.
"Udah wart!" Titah defgi yang sudah menjadi kewajiban bagi stewart dan bobi untuk manut.
"Ngapain lo disini?" Tanya defgi
"Mau nyari rumah kevin" cici mencoba tenang. Mungkin trio dumbo tau dimana rumah Kevin.
"Gue tau" jawab defgi membuat mata cici bersinar senang.
"Tapi nggak akan gue kasih tau" cici membelalakan matanya tidak percaya.
"Kenapa?"
"Karena kevin nggak boleh punya teman kecuali temannya siap gue bully kaya gue bully kevin. Paham lo!" Defgi menunjuk ke arah cici dengan angkuh.
"Dasar tukan bully! Kalian pecundang tau nggak" emosi defgi tersulut.
"Maksud lo apa? Lo mau ngajak gue perang?" Harga diri defgi seperti dilindas truk.
"Sabar bos" sergah bobi melihat emosi defgi yang memuncak.
"Cewek ini def" stewart mencoba mengingatkan.
"Asal lo tau! Gue defgi, mau itu cewek atau cowok nggak ada bedanya. Semua yang nemenin kevin bakal ngerasain teror gue!" Defgi mendorong bahu cici untuk membuatnya menyingkir dari jalan yang akan defgi lewati.
"Nggak nurut sih lo" ujar bobi masih mengunyah makanannya.
"Sinting" gumam cici heran. Memang apa yang sudah kevin lakukan sampai mereka benar-benar benci. Tak patah semangat cici kembali menyusur perumahan yang luasnya entah berapa sampai-sampai belum ketemu ujungnya.
"Cici" mendengar namanya dipanggil cici menengok.
💕

KAMU SEDANG MEMBACA
KEVIN : hide & seek
Novela JuvenilKevin hanya remaja SMA yang kurang kasih sayang sejak kecil. ibunya sibuk dengan segala kegiatan sosialitanya, sedangkan sang ayah sibuk dengan bisnisnya. Namun, semua itu tak membuat kevin menjadi anak yang tidak baik. Kevin banyak menyumbang prest...