Belum puas mengerjai kevin dan teman-temannya, dumbo beraksi lagi saat jam istirahat. Keduanya mengintai kevin, cici, dan dodi yang selesai sholat.
Dumbo sudah bersiap untuk melancarkan aksi mereka yang berikutnya. seakan masih kurang dengan kejadian di car free day, mereka tak kenal puas.
Bobi segera menenggak habis minuman kaleng cap kaki kuda nil yang dibelinya tadi di kantin.
Saat kevin, cici, dan dodi lewat di depan mereka, stewart langsung melempar kaleng itu ke arah kevin.
Namun...
"Heh siapa yang lempar ini?" Teriak pak hilmi membuat dumbo yang terlanjur tertangkap basah tak mampu lari lagi.Ketiganya saling tunjuk. Ternyata sebelum kaleng mendarat di kepala kevin, kevin sudah lebih cepat sepersekian detik hingga meleset ke kepala pak hilmi.
"Bukan pak" ketiganya masih terus saling menuduh.
"Udah berhenti" akhirnya dumbo diam.
"Siapapun yang lempar dan apapun alasanya bapak nggak mau tau yah" sontak ketiganya saling sikut, saling menyalahkan, tak mau kena sanksi yang pasti diberikan pada pelempar kaleng.
"Kalian bertiga berdiri dengan sikap hormat ke bendera sampai jam pulang" mau tidak mau dumbo memuruti permintaan pak hilmi. Cuaca cukup terik membuat kulit mereka memerah terbakar.
"Gara-gara lo wart, salah lempar" tuduh bobi.
"Kan ini salahnya si defgi yang bikin ide" kilah stewart yang tak mau disalahkan.
"Udah diem! Kita pikirin lagi gimana cara balas dendam" ujar defgi.
Sementara itu...
Kevin sedang belajar untuk olimpiade dikejutkan tawa dodi yang membahana.
"Kenapa dod?" Tanya kevin heran.
"Liat dumbo lagi dihukum pak hilmi" dodi tertawa puas, setelah apa yang dumbo lakukan padanya hingga membuatnya malu setengah mati, mereka kena adzab juga. Adzab durhaka pada teman super wow seperti dodi.
"Kok bisa?" tanya kevin.
"Gara-gara buang sampah sembarangan malah kena kepala pak hilmi katanya" dodi masih tedus menertawakan dumbo tanpa tau apa yang akan menggantikan tawanya esok.
"Kamu jangan gitu dod, kasian tau" kevin tak sanggup untuk tak iba sekalipun pada orang yang tak pernah baik padanya. Entah kevin titisan malaikan mana, tapi faktanya memang ia punya empati yang tinggi.
"Liat bobi udah kaua mau pingsan loh dod" kevin menunjuk wajah bobi yang sudah memerah dengan bibir yang mulai memucat. Mata sayu bobi terlihat begitu lelah dan seperti akan tumbang.
"Ya biar aja sih vin. Mereka aja nggak kasian sama kita" bagaimanapun baiknya dodi tak kan pernah melampaui baiknya kevin. Sisi egonya masih cukup dominan.
"Nggak semua hal jahat harus dibalas jahat dod" ujar kevin menasehati dodi.
"Kan mereka kena adzab vin, bukan aku yang bales" kevin mencoba memberi pengertian lagi pada dodi.
"Gini dod, maksud aku dengan kamu ngetawain mereka kamu malah kaya ikut menghakimi perbuatan buruk mereka. Padahal aku pikir itu bukan kapasitas kita untuk menghakimi. Ga bijak aja dod" dodi yang kesal menghentakkan kakinya lalu mengadu pada cici yang juga sedang sibuk belajar.
"Ci liat tuh kevin, masa dia nggak mau lawan dumbo" cici tersenyum. Cici menghargai setiap perbedaan diantara teman-teman barunya. Tak ingin memihak cici hanya meredakan rasa kesal dodi. Keduanya tak salah dengan pendapatnya masing-masing. Manusiawi bagi cici. Kevin dengan empatinya dan dodi dengan rasa marahnya yang memang sudah tabiat manusia.
"Daripada kesel gitu belajar yuk dod sama aku" ketiganya pun sibuk belajar.
No edit
Tandai typo yah ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
KEVIN : hide & seek
Teen FictionKevin hanya remaja SMA yang kurang kasih sayang sejak kecil. ibunya sibuk dengan segala kegiatan sosialitanya, sedangkan sang ayah sibuk dengan bisnisnya. Namun, semua itu tak membuat kevin menjadi anak yang tidak baik. Kevin banyak menyumbang prest...