bab 13

9 2 9
                                    

Selepas kepergian defgi, cici menghampiri kevin yang terlihat masih menekan rasa takut.

"Vin, nggak papa?" Tanya cici.

"Nggak ci, ayo pulang" ajak kevin yang masih sedikit linglung.  Mencoba dengan keras mengingat kesalahannya. Tapi nihil. Dia bahkan belum berinteraksi dengan dumbo setelah bertemu di car free day minggu lalu.

"aku mau pergi sama dodi. Kamu mau ikut?" Tanya cici yang berencana menonton film monoins dengan dodi.

"Ya udah, aku duluan yah ci"

"Vin, hati-hati. Kalau ada apa-apa cerita ya" pesan cici yang sebenarnya cukup khawatir dengan keadaan kevin yang sangat ketara dari wajahnya. "Semoga kamu nggak diapa-apain vin" doa cici dalam hati.

Setelah kevin pergi, cici mencoba menyusul di depan toilet laki-laki. Namun sudah sejam dia menunggu dodi tak kunjung keluar. Apa dodi sudah pulang karena dia kelamaan mengambil tas di kelas? Pikir cici.

Ia mencoba menghubungi dodi namun tak kunjung dijawab. "Masuk aja kali yah?" Gumam cici ragu. Mana mungkin dia masuk toilet laki-laki, bisa dikira macam-macam. Tapi kalau dia diam saja, bagaimana dengan dodi. Setidaknya dia harus memastikan agar tidak penasaran.

"Masuk-nggak-masuk-nggak-masuk" cici menghitung kancing bajunya.

"Yah, kok masuk sih" cici mengamato situasi sekolah. Ia memindai segala penjuru arah untuk memastikan sekolah dalam keadaan aman terkendali.

"Yes, sepi!" Pelan tapi pasti cici melangkahkan kakinya masuk. Sampai di depan banyak bilik, cici mengetuk dan membukannya satu persatu. Hingga dibilik terakhir cici masih belum menemukan keberadaab dodi. Dengan cepat cici melesat keluar sebelum ada yanv melihat. Nasib baik, sedetik setelah cici keluar ada siswa yang melintas.

"Heh, alvin! Sini" ucap cici pada siswa berkacamata yang tengah jalan sendirian sambil membawa tas jinjing berisi buku-buku tebal.

"Eh, kenapa ci?" Ujar alvin sambil membenarkan posisi kacamatanya.

"Liat dodi nggak?" Alvin menggeleng. Ia bahkan baru keluar dari kelas setelah mengerjakan karya tulis ilmiah tugas dari pak Jay yang merupakan guru bahasa indonesia yang cukup idealis dan cenderung disiplin sekali.

"Coba diinget vin" lagi cici memaksa karena dia sudah buntu. Masa iya dia harus berkeliling sekolah yang sebegitu luasnya untuk mencari dodi.

"Coba tanya ferdy deh ci" saran alvin yang melihat ferdy tengah berjalan ke arah mereka dengan shella dan heru sambil menuntun sepeda silvernya.

"Heh, sini" cici memanggil ketiganya.

"Ada yang tau dodi kemana nggak?" Tanya cici berharap salah satu di antara mereka tau kemana perginya dodi. Namun lagi-lagi ketiganya menggeleng. Akhirnya cici memutuskan untuk pergi sendiri mencari dodi. Sekolah sudah sangat sepi namun dodi belum ketemu juga. Hingga ia kembali ke kelas dan melihat tas dodi masih di bangkunya.

"Dod, kamu kemana sih?" Cici memutuskan untuk pulang. Saat keluar dari kelas ia melihat chyntia dan nisa sedang berjalan menuruni tangga.

"Chyn, nis" panggil cici membuat keduanya menoleh.

"Kenapa ci?" Tanya chyntia.

"Liat dodi nggak?"

"Eh tadi gue liat dia sama stewart lewat depan UKS" ujar nisa membuat cici memutuskan untuk mencari sekali lagi.

"Makasih ya" keduanya mengangguk lalu meninggalkan cici.

"Kalau nggak ketemu lagi aku balik" janji cici pada dirinya sendiri.




Holaaaaaa
Duhhhhhhhh
Jadi mekar kek kembang ceritanya 😆

Bab ini author galau dedikasikan untuk teman-teman author yang sangat berarti *eak mulut gue berbusa saking hiperbolanya 😆😆😆😆😆

Tandai typo

KEVIN : hide & seekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang