Master tidak ingin melakukannya?" Tanya Jaemin.
Namun Jeno hanya menatap datar dan menarik tangannya begitu saja, setelah meletakkan peralatan tadi ke tempat terpisah untuk dibersihkan, Jeno meninggalkan Jaemin begitu saja tanpa sepatah kata pun.
***
Akhir-akhir ini Jeno jarang sekali menyiksanya, justru ia hanya meninggalkan Jaemin dengan beberapa mainan di lubangnya kemudian pergj begitu saja.
Lama kelamaan, Jaemin merasa frustasi dengan keadaan ini. Mainan tak lagi cukup untuk memuaskannya, ia mencoba untuk masturbasi dengan segala bantuan alat di ruangan itu tapi tak kunjung klimaks.
Setelah sekian lama harus melayani Jeno entah berapa lama kini ia merasa kehilangan, Jeno bahkan sudah sangat jarang mendatanginya. Jaemin sangat frustasi karena birahinya yang tak terpuaskan, ia meringkuk di atas tempat tidur berharap akan ada yang memuaskannya.
Klik..
Jaemin langsung tersentak duduk mendengar suara pintu terbuka. Jeno menghampirinya dan tanpa perintah apapun, Jaemin memanjat tubuh Jeno.
Atas dasar nafsunya, Jaemin mulai menjilati sekujur leher Jeno namun saat ia ingin mencium bibir Jeno, Jeno menolak. Akhirnya Jaemin pun bergegas tak sabaran membuka celana Jeni dan mengeluarjan penis yang sangat ia rindukan.
Jeno hanya menatap datar, ia membiarkan Jaemin mengulum penisnya sesukanya. Melihat Jaemin yang begitu fokus pada penisnya, Jeno pun menekan penis Jaemin menggunakan kakinya.
Cukup dengan satu tindakan itu, Jaemin klimaks.
"Aaahh.." Desah Jaemin, matanya tertutup nafsu ia tak peduli lagi dengan kenyataan memalukan bahwa ia klimaks hanya dengan seperti itu.
Jeno sendiri tersenyum miring melihat bagaimana perubahan pada tubuh dan tingkah Jaemin yang sudah sesuai keinginannya. Ia pun menarik rambut Jaemin dan mendorongnya agar menelan seluruh penisnya agar ia bisa klimaks.
Begitu ia selesai mengeluarkan spermanya di mulut Jaemin, ia pun melepaskan kepala Jaemin. Jeno melemparkan kunci rantai Jaemin padanya.
"Liburan hampir selesai, pulanglah." Ujar Jeno dan meninggalkan Jaemin begitu saja.
Jaemin termenung tak bisa berkata apa-apa. Ia merasa dibuang, seakan ia ingin mengejar Jeno dan memintanya untuk tetap mengurung ya disini. Namun melihat ekspresi Jeno seperti memutus harapannya.
Jaemin membuka seluruh rantai yang mengikatnya, tak berapa lama seorang pelayan masuk membawakan pakaiannya. Jaemin dituntun sampai pintu depan dan disana sebuah mobil telah menyambutnya.
***
Jaemin menghempaskan tubuhnya di sofa apartemennya. Tak heran jika tak ada yang menyadari ia menghilang karena memang ia sendiri tak banyak memberi kabar pada orang lain.
Ruangan luas itu terasa kosong, Jaemin menghela nafas berat. Ia dengan malas menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sebelum tidur dan mencoba melupakan semua kejadian gila yang baru saja ia alami.
Jaemin menatap wajahnya di kaca besar di wastafelnya, ia masih menunggu air bathtub nya terisi. Dari bayangannya, ia seakan masih bisa merasakan hawa Jeno yang menggenggam lehernya sambil menggerayangi tubuhnya.
Tubuh Jaemin meremang membayangkan hal tersebut, ia membuka bajunya dan melihat semua bekas yang diberikan Jeno padanya, dari lehernya yang memerah akibat rantai dan pergelangan tangannya. Juga beberapa bekas lainnya yang membuat otak Jaemin seakan memutar ulang semua gambaran selama Jeno mengurungnya.
Hanya dengan itu, Jaemin dapat merasakan penisnya menegang. Ia sampai menutup mulutnya sendiri tak percaya pada dirinya sendiri.
Dari luar terdengar dering telfonnya berbunyi, Jaemin menghampiri suara tersebut satu panggilan tak terjawab dan satu pesan baru masuk.
Ting!!
Aku tahu tubuhmu sangat menginginkanku saat ini.
To be Continued..
Jangan Lupa Like and Comment nya ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bond IN Bondage | Nomin
Fanfiction[COMPLETED] 🔞🔞🔞🔞 "Become a WHORE and YOUR WHORE is a big difference things." - Na Jaemin "Just Surrender yourself and submit to me." - Lee Jeno - BXB - Boys Love - Hardcore - BDSM - Torture - Punishment BUKAN UNTUK ANAK-ANAK!!! BUKAN UNTUK HOMOP...