20 - Piercing

49.6K 3.8K 944
                                    

"Hmph, tapi darimana pun aku melihatnya, ini tidak bisa dibilang sedikit. Mereka menghancurkan mobilmu dan kau bukan hanya menguliti 3 orang pelakunya bahkan kau menghancurkan reputasi orang di belakangnya. Mengerikan." Ujar Jaemin lagi.

"Aku tidak akan mengganggu orang yang tidak bersalah, jika orang mengabaikanku aku juga akan mengabaikan mereka, jika mereka baik padaku maka akan kubalas sepuluh kali lipat kebaikannya tapi jika mereka berbuat buruk padaku akan kubalas seratus kali lipar perbuatannya." Balas Jeno sembari menopang dagu dengan sebelah tangannya.

***

Di sebuah ruangan..

Suara tamparan terdengar keras mengisi ruangan tersebut. Seseorang meringis sambil menyentuh pipinya dengan kepala tertunduk tak berani menatap orang yang menamparnya.

"Apa kau sudah gila? Apa yang sudah kau lakukan hingga membuat Lee Jeno mengincarmu? Bukankah sudah kubilang untuk tidak mengusik anak itu? Tidak bisakah kau mengabaikannya saja, kenapa kau harus mencari masalah dengannya?" Amarah pria itu menggelegar mengisi ruangan.

"Apa kau melakukan ini karena pria bernama Jaemin itu? Kau pikir hal yang kau lakukan ini sebanding dengan pria itu? Tidak! Kau hanya menghancurkan dirimu sendiri." Lanjut pria itu.

"Apa yang kau tahu tentang Jaemin!! Kau bahkan tak pernah memperdulikanku, hanya disaat seperti ini kau bertemu denganku dan hanya untuk mengatakan semua yang kau inginkan begitu saja? Apa seperti ini kau memperlakukan anakmu? Apa kau bahkan menganggapku anakmu?" Renjun tak bisa menahan diri saat nama Jaemin disebut.

"Dan lagi kenapa aku harus takut dengan Lee Jeno sialan itu? Dia bukan siapa-siapa, selama ini dia hanya mahasiswa biasa. Akademiknya standar, non akademiknya tidak ada catatan, juga tidak ada catatan bahwa dia memiliki latar belakang yang luar biasa. Jadi apa yang harus kutakutkan dari orang yang tidak ada apa-apanya dibandingkan diriku?" Suara Renjun makin keras karena meluapkan semua kekesalannya yang menumpuk akibat semua kejadian ini.

Pria yang diketahui sebagai ayah Renjun tersebut menghela nafasnya, "Kau bahkan tidak tahu apa yang sebenarnya kau anggap bukan siapa-siapa itu. Tapi mungkin memang salahku yang kurang memperhatikanmu, kalau begitu aku tidak akan ikut campur dalam masalah anak muda tapi kau sekarang sendiri, mengerti? Aku tidak akan membantumu jika terjadi sesuatu. Let me see how you slap yourself when the truth come out." Ujarnya.

"Then stop bothering me, I will show you how worthless Lee Jeno is. Humph" Balas Renjun sambil membanting pintu keluar dari ruangan ayahnya.

***

Lidah Jeno memainkan puting Jaemin secara bergantian, ia puas melihat bagaimana warna putting Jaemin yang memerah dengan cantik dan kesensitifannya pada sentuhan.

"Setelah aku pikir-pikir, bagaimana jika kita melakukan piercing pada putingmu?" Tanya Jeno tiba-tiba.

"Piercing?"

"Iya, karena aku tak bisa memasangkan collar padamu di tempat umum, jadi itu bisa menggantikannya." Ujar Jeno sambil masih memainkan putting Jaemin.

"Tapi itu bisa kelihatan oleh orang lain jika baju ku terlalu tipis." Tolak Jaemin setengah hati.

"Bukankah itu justru membuatmu lebih terangsang saat melakukannya?" Balas Jeno yang tahu pasti apa yang dipikirkan oleh Jaemin.

Jaemin tak menjawab secara lisan, namun Jeno bisa melihat jawaban yang disampaikan oleh tubuhnya. Dengan pipi memerah dan detak jantung yang mulai terpacu kuat dapat diartikan bahwa dia menantikannya.

"Baiklah, aku akan mengambil perlengkapannya." Ujar Jeno tanpa menunggu Jaemin bersuara, Jaemin terkesiap karena ia belum menjawab apa-apa. Ia pun dengan cepat menahan tangan Jeno untuk pergi.

Bond IN Bondage | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang