27 - One and Only

32.4K 2.7K 495
                                    

Jaemin menghela nafas lega melihat Jeno yang baru saja keluar dari ruang dekan. Postingan pagi ini juga sampai pada telinga dosen membuat Jeno pun dipanggil oleh dekan.

"Apa yang dikatakan dekan?" Tanya Jaemin begitu menghampiri Jeno.

"Aku sepertinya mendapat skorsing beberapa hari. Sepertinya kau harus ke kampus bersama yang lain mulai besok." Jawab Jeno sambil tersenyum lembut.

"Hanya itu?" Tanya Jaemin lagi.

"Hanya itu? Bukankah seharusnya kau sekarang khawatir? Tapi kau malah berkata seperti itu. Ahahaha, kau sepertinya memang pasangan yang tepat untukku." Ujar Jeno sambil tertawa mendapati reaksi Jaemin.

"Untuk apa aku mengkhawatikanmu, kau bahkan tidak terlihat kecewa dengan hukumanmu itu." Tukas Jaemin.

"Well, baguslah. Sepertinya kau mulai mengerti cara berpikirku. Tapi aku berpikir kau akan sedikit sedih karena tidak akan bersamaku di kampus." Ujar Jeno.

"Artinya, malam ini kau harus memuaskanku agar tidak kesepian esoknya." Balas Jaemin sambil menggoda selangkangan Jeno.

"Kau mulai nakal sepertinya, tapi aku suka dengan itu." Jeno tersenyum sumringah melihat ekspresi nakal dari Jaemin.

Walaupun diawali oleh rasa sakit, namun hubungan mereka mulai berjalan secara normal dan bahkan terasa lebih kuat dibandingkan pasangan normal. Tentu saja, rasa sakit masih menjadi faktor penting dalam hubungan tempat tidur mereka.

***

Beberapa saat sebelumnya...

Jeno masuk kedalam ruangan dekan dengan tenang. Ia menjatuhkan dirinya pada sofa lembut yang tersedia disana sambil menyilangkan kakinya.

"Kali ini, alasan apa yang akan kau berikan padaku?" Jeno membuka suaranya dengan menopang dagunya. Di hadapannya bukan hanya dekan yang duduk dengan tegang tapi juga rektor dengan keringat dingin sambil terus memainkan jarinya.

"Saya tidak tahu apa-apa tentang hal ini." Ujar rektor yang diketahui sebagai orang tua Renjun.

"Kau mengatakan, bahwa ini bukan tindakan Renjun? Apa kau mencoba melindunginya lagi kali ini?" Balas Jeno makin menekan rektor.

"Tidak, tidak tapi saya tidak bisa mencegahnya. Dia bertindak atas kemauannya sendiri." Jawab rektor itu.

"Jadi kau ingin lepas tangan dari perbuatan anakmu? Bukankah yang anak lakukan adalah hasil dari ajaran orang tuanya? Sebenarnya bagaimana kau mendidik anakmu?" Jeno sedikit menurunkan tekanan dalam ucapannya namun suasana dalam ruangan ini makin terasa menekan bagi kedua orang dihadapannya.

"Ma... Maafkan saya, saya memang tidak berhasil dalam mendidiknya." Rektor itu gugup untuk menjawab pertanyaan Jeno yang menyudutkannya.

"Haah.." Jeno menghela nafas panjang, hanya dengan itu kedua pria setengah baya itu gemetaran.

"Sepertinya aku menyelesaikan ini dengan anakmu. Dan kau sendiri, sebaiknya secepatnya mencari sponsor lain untuk sekolahmu ini." Ujar Jeno sambil mengambil langkah keluar ruangan.

"Ah, katakan juga bahwa aku mendapat skorsing karena merusak reputasi kampus." Tambah Jeno sebelum keluar.

***

Jaemin keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan hanya mengenakan bathrobe. Ia melihat Jeno yang membelakanginya sambil menelfon seseorang.

"Kau urus seperti biasanya." Ucapan Jeno terpotong saat Jaemin muncul di sisinya, ia mengusap kepala Jaemin sambil tersenyum, "Kalau begitu bawa dia ke tempatku, aku yang akan mengurusnya." Lanjut Jeno sebelum mengakhiri telfonnya.

"Kau sedang berbicara dengan siapa?" Tanya Jaemin kemudian memeluk Jeno.

"Dengan Mark, mereka sepertinya sudah berhasil menangkap orang di belakang peristiwa Forum Kampus itu." Jawab Jeno tanpa ragu-ragu.

"Kau akan menghukumnya seperti orang-orang kemarin?" Tanya Jaemin lagi, tangannya diseret oleh Jeno untuk duduk di tempat tidur sedangkan Jeno mengambil hair dryer untuk mengeringkan rambut Jaemin.

"Hm, itu tergantung mereka. Kau mau coba menghukum mereka?" Tawar Jeno dengan mulai mengeringkan rambut Jaemin.

"Apa boleh?" Jaemin tiba-tiba tertarik dengan tawaran Jeno.

"Tentu saja boleh, bukankah kau pernah bilang ingin mencoba mencambuk seseorang? Mungkin kau bisa latihan dengan mereka besok." Tutur Jeno tanpa ada sesuatu yang di sembunyikan dari ucapannya.

"Besok? Tapi aku masih harus ke kampus besok." Jaemin tiba-tiba cemberut, "Haissh, kenapa aku tidak ikut di skorsing sepertimu saja." Keluh Jaemin.

"Tenanglah, masih ada waktu saat kau pulang dari kampus. Selama menunggumu aku akan menjinakkan mereka sedikit." Jeno berkata dengan senyum penuh makna di wajahnya.

"I bet you will." Balas Jaemin sambil memutar matanya.

"Kenapa kau seperti itu? Apa kau cemburu jika aku menghukum orang lain? Apa kau ingin aku hanya menghukummu.. dengan nikmat?" Ujar Jeno sambil meletakkan hair dryer-nya dan membisikkan kata terakhirnya di telinga Jaemin.

"Bukankah itu sudah pasti, Jeno-ssi? You're mine to begin with, my master, the one and only." Jawab Jaemin kemudian mengalungkan tangannya di leher Jeno dan menariknya sambil ia menjatuhkan punggungnya di tempat tidurnya.

"Good to know that you understand about that. I'm yours and you're mine. What I did to other people will no more than a punishment, only pain, so you don't need to worry about anything." Ujar Jeno dengan melakukan eskimo kiss pada Jaemin diselingi kecupan ringan di bibir Jaemin.

"Then I will join you after school tomorrow. But first thing come first." Ujar Jaemin dengan mengaitkan kakinya di pinggang Jeno, menahannya untuk menjauh dan menariknya untuk makin mendekat.

Jaemin yang hanya menggunakan bathrobe dalam posisi kaki yang memeluk Jeno membuat selangkangannya terpajang bebas di hadapan Jeno.

"You already half-hard? Aku bahkan belum menyentuhmu, kau sekarang sungguh tak sabaran." Ucap Jeno kemudian mengarahkan tangan Jaemin untuk membuka kancing kemeja dan melepas pakaiannya.

Sambil menunggu Jaemin, Jeno mencium puncak kepala Jaemin, turun ke kedua matanya, lalu hidung dan berhenti di mulutnya untuk menghisapnya lebih lama dan lebih dalam.

Jaemin berhasil membuka hingga ikat pinggang Jeno, lalu Jeno pun berdiri dan melepas kemeja sekaligus celananya. Jaemin meneguk ludah melihat penis Jeno yang setengah berdiri namun sudah terlihat besar.

"You want it?" Goda Jeno sambil menggoyangkan penisnya.

"Oh yeah, Sir. I want it hard and big in me." Jawab Jaemin sambil melebarkan kakinya di hadapan Jeno.

Jeno tersenyum melihat kelakukan kucing nakalnya. Ia pun maju menghampiri Jaemin dan menghimpit Jaemin diatasnya. Jeno berlutut diatas dada Jaemin membuat penisnya tepat di depan mata Jaemin.

"Suck it, Jaem." Ujar Jeno dengan menampar pipi Jaemin menggunakan penisnya.

"With pleasure, Sir." Jawab Jaemin

***


To Be Continued..

Jangan Lupa Like and Comment nya ya..

Maap kemarin ngga update, soalnya like and comment nya dikit banget T-T Padahal rencananya mau update daily..

Bond IN Bondage | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang