21 - Busted

42.4K 3.7K 514
                                    

"How is that?" Tanya Jeno pada Jaemin yang masih bergetar dan terengah-engah

"Unbelievably" Jawab Jaemin setelah mengatur nafasnya. Jeno tersenyum puas dengan jawaban itu.

***

Jaemin baru saja keluar dari kamar kecil untuk kembali ke kantin dan menemui Jeno dan lainnya lagi. Namun tangannya tiba-tiba ditarik oleh seseorang yang diketahui setelahnya adalah Renjun.

"Renjun, apa yang kau lakukan?" Ujar Jaemin berusaha melepaskan tangan Renjun yang menariknya namun tak bisa.

"Diamlah sebentar, Jaem." Ujar Renjun datar namun sangat membuat Jaemin tak nyaman.

Jaemin melirik kearah kantin mencoba melihat meja Jeno dan lainnya namun meja mereka terhalangi oleh dinding dari posisinya. Hal ini sedikit membuatnya lega namun juga cemas. Ia ingin memberitahu Jeno keadaanya namun ia juga takut apa yang akan Jeno lakukan setelah melihat keadaannya. Renjun pun membawa Jaemin ke sebuah ruang kelas kosong di dekat kantin.

"Sekarang cepat katakan urusanmu." Ujar Jaemin sinis pada Renjun dan melepas tangan Renjun yang masih memegangnya.

"Kenapa kau bersikap seperti ini padaku, Jaem? Kenapa kau berubah begitu drastis? Kenapa kau bisa berada di samping Jeno?" Renjun bertanya sambil menatap Jaemin dengan tatapan tersiksa.

"Kenapa kau menanyakan itu padaku? Kaulah yang membuat semua situasi ini. Jangan menatapku seperti itu, kau tidak berhak menatapku dengan tatapan seperti itu. Akulah korban disini." Balas Jaemin.

"Apa maksudmu?" Kini Renjun memasang wajah bingung.

Jaemin melihatnya, ia ragu apakah ekspresi Renjun itu benar atau hanya sandiwaranya. Jaemin sendiri tak bisa menjawabnya, ia sendiri tak tahu apa yang terjadi padanya. Sekarang ia menyesal tidak menanyakan pada Jeno apa yang sebenarnya terjadi. Ia menghela nafas, mencoba mengembalikan pikiran dan emosinya.

"Kalau begitu, jelaskan padaku apa yang terjadi setelah kita makan malam waktu itu? Kenapa aku bisa tak sadarkan diri? Apa yang sebenarnya kau lakukan waktu itu?" Ujar Jaemin, balik mengintrogasi Renjun kembali pada saat dimana semuanya dimulai.

"Itu... Aku sendiri tidak tahu, tiba-tiba aku tak sadarkan diri setelahmu. Saat aku terbangun, aku tidak menemukanmu lagi disana." Jawab Renjun sedikit ragu-ragu.

"Kau juga tak sadarkan diri? Apa maksudmu? Kau tahu aku tak sadarkan diri tapi tidak melakukan apa-apa?" Jaemin makin bingung dengan situasi macam apa yang sebenarnya terjadi.

Bagaimana bisa mereka berdua sama-sama tak sadarkan diri? Kenapa pada akhirnya ia justru berakhir bertemu Jeno? Apa perkataan Renjun dapat dipercayanya? Semua pertanyaan itu berputar di kepala Jaemin, membuatnya pusing sendiri. Jaemin menghela nafas berat, ia tak mengerti lagi apa yang terjadi.

"Percayalah padaku Jaem, aku tak bersalah apa-apa. Entah apa yang sudah dikatakan oleh Jeno padamu semua itu tak bisa kau percaya." Tegas Renjun sambil mendekap Jaemin.

Jaemin mendorong Renjun agar menjauh karena bekas tindikannya kemarin terasa seperti sengatan saat bersentuhan dan ia takut Renjun menyadari hal itu, "Jeno tidak mengatakan apa-apa padaku. Memangnya kau pikir apa yang mungkin dikatakan oleh Jeno padaku?" Balas Jaemin mencoba untuk tetap tenang.

"Kau bilang.. Jeno tidak mengatakan apa-apa?" Renjun tak percaya.

"Ya, dia tidak mengatakan apa-apa." Jawab Jaemin.

"Tapi... kau bersamanya tanpa ia mengatakan apa-apa? Bagaimana bisa?" Selama ini Renjun mengira bahwa Jaemin membencinya karena Jeno mengatakan hal buruk tentangnya karena kejadian itu, tapi sepertinya perkiraannya salah.

"Aku bersamanya atas dasar pilihanku dan kenyataan bahwa aku tak bisa lagi melalui hari tanpa Jeno. Memangnya apa yang selama ini kau pikirkan?" Ujar Jaemin.

"Bukankah kau melakukan ini karena terpaksa? Tidak mungkin kau benar-benar memiliki perasaan pada orang seperti itu. Apa kau benar-benar sudah melupakanku? Apa selama ini hubungan kita serapuh ini?" Renjun masih mencoba untuk meyakinkan dirinya bahwa Jaemin masih memiliki perasaan padanya.

"Sudahlah, Renjun. Sudah tiga bulan berlalu, banyak hal yang terjadi termasuk dimana bukan kau lagi yang mengisi hariku. Aku tak akan berhubungan apa pun padamu lagi, kusarankan kau melakukan hal yang sama." Ujar Jaemin sambil berlalu pergi.

Kepergian Jaemin ditahan oleh Renjun, ia menarik paksa tubuh Jaemin dalam dekapannya.

"Aku tidak memercayainya, Jaem. Tolong katakan semua itu tidak benar, katakan bahwa kau terpaksa di sisi Jeno dan katakan bahwa kau akan kembali padaku, Jaem." Suara Renjun terdengar putus asa.

Jaemin tak membalas dekapan Renjun, namun melihat tubuh Renjun yang gemetar, ia pun membiarkan Renjun sebentar saja bersandar padanya.

"Tampaknya kau bersenang-senang disini." Suara berat yang dikenali Jaemin membuatnya tersentak dan segera mendorong tubuh Renjun.

Jeno berdiri di ambang pintu kelas menatap kearah dua insan itu dengan datar. Di belakangnya terlihat Haechan, Mark dan Lucas yang hanya mengamati dalam diam.

Jeno melangkah pelan kearah Jaemin, setiap suara ketukan langkah Jeno membuat detak jantung Jaemin ikut terpacu dengannya. Semakin Jeno mendekat, semakin Jaemin merasa menggigil di sekujur tubuhnya. Ia bahkan tak bisa mengeluarkan suara untuk menjelaskan situasi ini.

"Lee Jeno!!" Seru Renjun sambil melayangkan tinjunya pada Jeno. Namun kali ini Jeno tak lagi membiarkan Renjun memukulnya begitu saja.

Cukup dengan satu tangan, Jeno menghentikan pukulan Renjun dan menahan kepalan tangan Renjun hingga mendorongnya mundur.

"Jangan memancing emosiku lebih dari ini." Ujar Jeno dengan nada perintah. Tubuh Renjun seketika mematung tak berani bergerak setelah mendengarnya. Namun, sekilas, hanya sekilas ia sedikit melihat mata Jeno yang menatapnya seperti berubah warna.

Jeno mengalihkan pandangannya pada Jaemin. Kini ia berdiri tepat di depan Jaemin yang tak mampu berkata apa-apa.

Jeno sedikit mencondongkan tubuhnya kemudian membisikkan pada Jaemin, "Apa yang kau pikirkan saat kau meninggalkanku dan malah berduaan bersama pria lain disini?" Bisiknya.

Ucapan Jeno di telinga Jaemin seakan menjalar ke seluruh tubuh Jaemin, membuatnya meremang dan tak mampu menjawabnya.

***

To Be Continued..

Update selanjutnya setelah 2k views, 600 likes dan 150 comments ya...

Sebenarnya target chapter sebelumnya belum tercapainya likes nya.. Tapi karena aku senang ngeliat kolom komentarnya yang ngga ada spam dan bervariasi jadi ku update ya..

Bond IN Bondage | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang