Beberapa hari kemudian...
Jaemin menggigit kuat gags di mulutnya untuk menahan perih karena Jeno mulai meneteskan lelehan lilin ditubuhnya. Lagi-lagi air mata Jaemin mengalir tak tahan dengan rasa sakit yang menggerogoti kulitnya.
Jeno meneteskan lelehan lilin dengan senyum psikopatnya, dari atas bahu Jaemin dan mengitari sekitar punggungnya. Setelah merasa tidak ada tempat lagi, ia pun berhenti sejenak dan membiarkan lelehannya berkumpul sebelum kembali meneteskannya tepat di atas pantat Jaemin dan sedikit menyentuh lingkar lubang Jaemin.
Tubuh Jaemin langsung tersentak merasakan panas di dekat lubangnya. Ia takut akan lebih dari itu membuat tubuhnya sendiri bergetar ketakutan namun lubangnya pun ikut berkedut.
"Kau segitu takutnya sampai tubuhmu bergetar hebat, tapi lubangmu berkata lain." Ujar Jeno tersenyum. Jeno meletakkan lilin di tangannya, kemudian dengan halus mengusap sekitar lubang Jaemin
Jeno hanya mengelus-elus pelan di sekitar lubang Jaemin, ia senang melihat ekspresi Jaemin yang masih mencoba untuk menolak kenikmatan yang dibawa Jeno padanya.
Tubuh Jaemin bereaksi diluar kehendak batinnya. Hanya dengan sentuhan Jeno, ia sudah berhasrat membuat penisnya tegang. Sejak kapan tubuhnya seperti ini? Tepat sebelum ia akan klimaks, Jeno menghentikan gerakannya membuatnya mengerang.
"Kenapa? Bukankah kau ingin berhenti? Atau sebenarnya kau ingin lebih?" Ujar Jeno yang tentu saja tak bisa dijawab oleh Jaemin. Jaemin hanya menunduk merutuki dirinya sendiri.
"Tapi sepertinya latihanmu tidak sia-sia. Tubuhmu sudah sangat sensitive hingga bisa terangsang hanya dari sentuhan halus." Lanjut Jeno sambil tersenyum puas.
Jeno berjalan mengambil cambuk yang di desain khusus agar tidak melukai kulit namun tetap sakit saat menyentuhnya. Ia melepas gags di mulut Jaemin.
"Mulai saat ini, latihanmu akan masuk ke tingkat selanjutnya. Aku akan mencambukmu 10 kali, tiap kali aku melakukannya pastikan kau menghitungnya. Kau akan mendapat reward jika berhasil melakukannya, mengerti?" Jelas Jeno di hadapan Jaemin.
"Yes, Master." Jaemin mengangguk sekaligus mulai meneteskan air matanya sekali lagi, entah kenapa ia ketakutan pada tatapan Jeno. Tangan Jaemin menggenggam erat rantai di borgol tangannya. Tanpa aba-aba, Jeno memulai cambukan pertamanya.
Jaemin mencoba menahan erangannya dengan menggigit bibirnya. "Ss...Satu." Suara Jaemin terdengar serak berkat menangis sejak tadi. Tanpa memperdulikan hal itu, Jeno melanjutkan cambukan berikutnya.
Jaemin masih gigih menahan sakit di pantatnya. Namun semakin ia menahan rasa sakit itu, entah kenapa sesuatu dalam dirinya mulai bangun. Tanpa sadar ia sudah tegang dan dalam ambang klimaks.
Benar saja, pada cambukan ke-8 Jaemin klimaks dan tak mampu menghitung lagi. Jeno yang melihat kepala Jaemin sudah terkulai lemas pun menghampirinya. Ia menarik dagu Jaemin dan melihat bahwa anak itu sudah berhenti menangis dan tak sadarkan diri.
Jeno menghela nafasnya. Ia bisa saja membangunkan Jaemin dengan paksa seperti biasanya. Namun sepertinya ia memang berlebihan hari ini, ia melirik jam tangannya yang sudah lewat tengah malam. Wajar saja, IA sudah memulai sesinya dengan Jaemin lebih dari 9 jam.
Dengan pelan, Jeno pun melepas borgol Jaemin yang membuatnya terikat di altar tersebut. Dengan hati-hati ia meletakkan tubuh Jaemin di tempat tidur di ruangan itu. Ia memasangkan kembali rantai collar di leher Jaemin dan membuat Jaemin tidur dalam posisi tengkurap.
Tanpa bersuara, Jeno mengambil air hangat yang disiapkan oleh pelayannya. Dengan lembut ia mengelap tubuh Jaemin yang berkeringat dan bekas-bekas lelehan lilin tadi. Tak lupa ia juga menghapus jejak air mata di wajah Jaemin.
Jaemin dalam keadaan setengah sadarnya sedikit membuka matanya dan melihat sosok itu. Sosok yang selama ini menyiksanya kini dengan tatapan penuh kasih mengurus tubuhnya. Ia yakin ini hanya mimpi karena ia kelelahan, ia pun memilih menutup matanya kembali.
Biasanya Jeno hanya akan meninggalkan Jaemin begitu saja dengan beberapa obat dan makanan di sisi tempat tidurnya. Namun melihat reaksi tubuh Jaemin selama sesi berlangsung sepertinya tujuan Jeno sudah mendekat satu langkah.
***
TO BE CONTINUED...
Jangan Lupa Like and Comment nya yaaa..
KAMU SEDANG MEMBACA
Bond IN Bondage | Nomin
Fiksi Penggemar[COMPLETED] 🔞🔞🔞🔞 "Become a WHORE and YOUR WHORE is a big difference things." - Na Jaemin "Just Surrender yourself and submit to me." - Lee Jeno - BXB - Boys Love - Hardcore - BDSM - Torture - Punishment BUKAN UNTUK ANAK-ANAK!!! BUKAN UNTUK HOMOP...