Mino mengajak Yerin menuju rumahnya yang cukup besar. Di rumah itu tidak ada orang selain mereka berdua. Seperti yang kalian tahu, orang tua Mino telah bercerai dan ia kini tinggal bersama ayahnya. Namun ayahnya jarang pulang ke rumah. Ia hanya dibekali uang saja untuk hidupnya. Mino kemudian mempersilahkan Yerin duduk di sofa dan memberikan Yerin segelas air. Ia juga mengunci pintu utamanya tanpa sepengetahuan Yerin.
"Jadi kita mau ngapain hari ini?" Mino menyalakan TV dengan santai.
Yerin yang melihat tingkah spesies itu menautkan alisnya dan segera mematikan TV lalu menatap Mino sinis.
"Gue serius. Nggak usah bercanda, gue mau tanya sesuatu tentang Taehyung."
"Santai dululah, dinikmati momen kayak gini. Jarang lho." Katanya dengan mengangguk-angguk santai.
"Gimana gue bisa menikmati kalo nontonnya sama lo? Gue ada disini kan buat denger penjelasan lo! Kalo bukan karena ini, ngapain juga gue ke sini. Jelasin kenapa lo bisa kenal Taehyung dan gimana lo bisa bersahabat sama mereka?"
Dari awal Yerin sudah merasa bahwa Taehyung dan Mino kenal satu sama lain sebelum Mino memasuki sekolahnya. Dan ia yakin feelingnya tidak salah.
"Santai santai. Okay. Sejak gue umur 4 tahun, gue udah kenal sama Taehyung dan Joy. Mereka sahabat gue sejak kecil. Dulu gue dan mereka tinggal di Bandung. Kita bertiga tetanggaan. Gue sering main bareng sama mereka. Dan suatu hari, mereka bilang sesuatu yang bikin gue muak dan akhirnya gue memutuskan hubungan dengan mereka setelah ulang tahun Joy yang ke-10. The end."
"Lo yakin pernah sahabatan sama Taehyung dan Joy? Jangan mengada-ada. Gue masih nggak percaya." Yerin masih kurang percaya dengan semua ucapan Mino. Kurang bukti kuat yang dapat menunjukkan persahabatan mereka.
"Gue sendiri punya foto itu. Itu foto terakhir yang gue punya setelah ulang tahun Joy yang ke-10. Lo liat kan ada dua anak laki-laki dan satu anak perempuan di situ. Itu Taehyung dan itu gue. Yang di tengah Joy." Mino menunjuk-nunjuk foto tersebut. "Mau tanya apalagi manis?"
"Persahabatan 6 tahun Taehyung, Joy dan lo hilang gitu aja? Terus kenapa lo mutusin hubungan sama mereka?" Masa bodoh dengan Mino yang bilang punya foto tersebut dan mengatakan Yerin manis. Yerin hanya ingin tahu kenapa orang seperti Taehyung bisa bersahabat dengan orang seperti Mino.
"Dulu mama gue bilang ke gue. Taehyung dan Joy itu nyebut gue sebagai anak haram. Makanya mereka kasihan sama gue dan ngajak gue main bareng. Sejak gue tau itu, gue menjaga jarak dari mereka dan setiap mereka ngajak gue main lagi, gue nggak mau. Karena gue nggak mau dikasihani orang kayak mereka. Lalu gue pindah sekolah dan nggak pernah ketemu mereka lagi."
"Emang lo tau waktu kecil haram itu apa?"
"Enggak."
"Haha, dan lo percaya Taehyung dan Joy ngomong gitu?" Tawa Yerin.
Mino terdiam dan berpikir sejenak.
"Lo nggak ada niat tanya ke mereka langsung? Lo udah yakin mereka yang bilang gitu? Lo bilang mama lo kan yang ngasih tau? Lo nggak percaya sama mereka? Yang gue tau, sifat mereka nggak gitu! Dan gue yakin, waktu itu lo nggak percaya sama mereka padahal mereka udah percaya sama lo. Meskipun gue kenal mereka sejak SMA, gue yakin, gue jauh mengenal mereka lebih baik daripada lo!"
Yerin membentak Mino dan hendak bangkit dari sofa. Namun tangan Mino mencengkeram tangan Yerin. Tidak hanya sampai disitu, ia juga merengkuh pundak Yerin, sehingga Yerin kembali terduduk.
"APA SIH? LEPASIN! Gue pikir udah cukup gue denger cerita lo yang tolol itu! Gue mau pulang!" bentak Yerin sambil berusaha melepaskan tangan Mino yang menempel dipundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Would I Do Like ✔
Fanfiction[Completed] Jangan dikira saat pacaran, semua akan terasa indah dan baik-baik saja. Banyak cobaan yang harus dilalui bersama dan masalah akan terus datang. Sebagai pasangan yang nantinya akan ke jenjang lebih serius harus dapat melewati itu semua bu...