Part 3

680 85 5
                                    

"Ehem." Mino berdeham kecil. Entah mengapa sejak pelajaran pertama sampai terakhir, Mino terus berdeham supaya Yerin melihatnya.

Daritadi, Yerin merasa risih dengan dehaman kecil yang terus dilakukan Mino. Awalnya Yerin tidak peduli tapi karena sudah tidak tahan dengannya, ia pun menoleh ke belakang.

"Anak baru, lo bisa diem nggak sih? Rame mulu daritadi, berisik tau!" bisik Yerin pelan.

"Lo nggak inget gue siapa?" pertanyaan Mino itu sontak membuat Yerin kaget.

"Hah? Apa sih? Gak paham gue, mending lo diem," balas Yerin.

"Beneran nggak inget?" ulangnya lagi.

"Siapa lo gue nggak peduli. Bisa diem nggak?!" ucap Yerin dengan nada mengintimidasi. Yerin mulai kesal dengan apa yang dilakukan lelaki itu.

"Yakin nggak peduli? Gue Song Mino, pacar yang lo putusin waktu lagi sayang-sayangnya sama lo."

Sejenak Yerin terdiam dan berusaha menerawang masa lalunya sewaktu SMP.

'Mino? Song Mino? Hmm.. Ngaku pacar gue.. waktu smp..-'

Tiba-tiba Yerin tersadar, bahwa orang yang duduk di belakangnya ini memang benar pacarnya, tapi itu dulu tidak untuk sekarang. Untuk memastikan orang itu benar pacarnya yang dulu, Yerin bolak-balik memutarkan kepalanya ke depan-belakang sebanyak tiga kali.

Padahal Yerin sudah menghapus bersih bayangan mantannya sejak sati setengah tahun lalu. Bahkan ia telah melupakan bentuk wajah, gaya bicara, kebodohan pikiran mantannya, dan kenangannya tentangnya. Baginya, cowok seperti Mino sudah sepantasnya dilupakan dan dikatakan sampah. Tapi kenapa tiba-tiba cowok ini datang kembali mengusik kehidupannya?

Brakk..

"BEGO!" teriak Yerin keras sambil menggebrak meja.

"Bego? Ada apa Yerin? Siapa yang kamu sebut bego?" Tanya Pak Bae Goo yang sedang menerangkan cara mengerjakan soal Matematika yang terlihat sangat rumit.

"Oh, itu saya sendiri. Maaf terlalu keras, Pak. Saya bingung ngerjain soal matematika ini. Susah, mohon dimaklumi, Pak." Yerin memasang wajah cengengesannya itu dengan sedikit tersenyum masam kemudian membungkukkan badannya 120 derajat.

"Baik. Kita lanjutkan," ucap Pak Bae Goo.

"Lagian lo gimana sih? Masa teriak bego di jam pelajaran Matematika? Pelajarannya dia lagi. Kalo bapak itu salah denger, auto catatan kejadian tau. Untung sabar banget nih guru," bisik Joy pelan.

"Ya sorry. Gak bermaksud hehe." Yerin kemudian menoleh ke belakang dan menatap sinis Mino.

"Inget kan? Jangan lupa ketemu gue nanti di belakang sekolah," kata lelaki itu sambil berbisik pelan.

'Lo? Sayang gue? Cih! Mulut lo doang yang bagus ya ngomongnya, hati penuh lumut aja belagu. Enak banget lo ngusik hidup gue lagi? Gak cukup lo nyakitin hati gue?' batin Yerin.

***

"Kok nggak ke belakang sekolah?" tanya Mino yang berdiri di samping Yerin.

"Gue nggak mau."

Tanpa aba-aba, Mino menarik tangan Yerin dan membawanya menuju ke belakang sekolah.

"Sekarang lo udah di sini. Gimana kabar lo, Rin? Baik-baik aja kan?" tanyanya.

"Pake nanya lagi. Hebat banget lo masih punya nyali untuk tanya kabar gue? Apa lo manggil-manggil gue?" Yerin balik tanya.

"Lo nggak inget gimana lo memperlakukan gue?" tanyanya lagi.

Why Would I Do Like ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang