*02* keberangkatan

354 76 12
                                    

Perjalanan butuh perjuangan
Keamanan perlu kemampuan
Sesuatu yang sukses berawal dari perjalanan

Semua barang sudah berada di halaman Rumah, terutama koper yang berukuran besar ini.

Nina langsung keluar Rumah bersama ibu dan adiknya yang di pangkuan ibunya.

Koper itu lalu di masukkan ke bagasi mobil lebih tepatnya taxi yang sebelumnya sudah menunggu Nina di sini.

Nina hari ini adalah jadwal berangkatannya ke Korea.

Dengan menggunakan mantel panjang tebal berwarna coklat dengan hijab abu yang menutupi mahkotanya, dan celana jeans berwarna hitam cukup cocok iya kenakan.

"Nin, Ina mana? Bareng gak berangkatnya? " Ucap Risma-ibu Nina yang sekarang berdiri di samping Nina.

"Enggak bu, katanya nanti ketemu di bandara aja" Ucap Nina setelah beberapa saat mengecek handphonenya.

"Yaudah kalau gitu kita berangkat, gak ada yang ketinggalan kan?!" Risma meyakinkan lalu mengunci pintu rumahnya.

"Iya enggak kok bu, tadi barangnya udah Nina absen dulu sebelum masuk" Ucap Nina lalu terkekeh dan di ikuti oleh ibunya.

Perjalanan menuju bandara bisa terbilang cukup lama hampir 1 jam di perjalanan karena jarak antara rumah Nina dengan bandara bisa di bilang cukup jauh.

Di perjalanan Nina terus menatapnya Ibunya dan adiknya ini.

Nina pasti akan merindukan sosok mereka berdua.

Nina akan rindu dengan kebawelannya ibu, rindu dengan teriaknya ibu saat membangunkan Nina.

Rindu membantu ibu memasak katering, dan pasti juga akan merindukan Ita-adiknya.

Merindukannya saat menangis, rindu rengekan manjanya, rindu gangguannya dan pasti juga akan rindu saat-saat ia bermain dengan Ita.

Rasanya mulai beberapa bulan kedepan Nina akan merindukan semua itu.

Nina langsung mengedarkan pandangannya ke luar jendela.

Lalu dia melewati taman yang penuh kenangan dengan teman-teman nya.

Nina juga sepertinya akan merindukan tempat itu pula.

"Nin, di sana kamu jaga diri baik-baik ya. Inget disana kamu jauh sama ibu. Jangan nakal, jangan repotin orang-orang apapun keadaannya"

Risma membelai kepala Nina dengan lembut yang membuat Nina merasakan kehangatan seorang ibu.

"Iya bu aku bakalan baik baik kok di sana" Nina tersenyum lalu memeluk ibunya dan juga adiknya.

"Ibu bakalan kangen sama kamu" Ucap Risma masih dalam pelukan erat Nina.

"Kita kan bisa tepon, video call bu. Jadi jangan khawatir" Nina lalu melepaskan pelukannya lalu meyakinkan ibunya.

Nina langsung melepaskan pelukannya. Dan beralih menatap ke jalanan yang sering ia lalui ke sekolahnya ini.

Perlahan Nina menebarkan senyuman manisnya di balik krudung berwarna abu-abu ini. Seketika kenangan-kenangan kecil saat pergi ke sekolah menghampiri pikirannya.

My oppaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang