*18* Gyeon

114 24 7
                                    

Ada kalanya antagonis menjadi
Pemeran utama

Langkah kaki dari ketiga wanita cantik, menarik semua perhatian orang-orang yang dilewatinya. Langkah mereka beriringan dengan satu tujuan ke arah sebuah kantin berpenghuni banyaknya orang yang bergerombol, namun melihat kedatangan Gyeon, Bitna dan Hana ini mereka langsung meminggirkan diri dan membiarkan mereka berjalan dengan tenang dan leluasa.

Mereka menduduki tempat duduk yang biasa mereka tempati, tidak lama dari itu datang lima orang pelayan yang melayani mereka dengan membawa makanan kesukaan mereka seperti biasanya. Tak sedikit pula orang-orang yang berada di sana menatap ke arah mereka dengan pandangan kekaguman dan iri, apalagi melihat kelima pelayan itu yang sekarang sudah menjauhi dari keberadaan ketiga idola kampus.

Mereka bertiga meskipun sering kali menjadi pusat perhatian namun tampak biasa saja sebelum sampai ada yang terang-terangan membicarakannya. Seperti saat Nina dan Ina yang melihat ke arah mereka sambil mengobrol waktu itu, waktu pertama kali mereka melihat seseorang berjilbab ada di kampus ini. Walaupun ada beberapa yang beragama Islam di kampus ini, namun belum ada yang terlihat memakai jilbab, dan baru Nina-lah orang yang mereka lihat memakai jilbab disini.

"Kita harus kasih pelajaran sama perempuan berjilbab itu," ucap Gyeon memulai percakapan. Dihadapannya sudah tersedia beberapa makanan yang cukup mewah untuk segera dia makan.

"eotteohge? (Caranya?)," tanya Hana disela makannya. Yang lainnya pun ikut memakan hidangan itu.  Orang-orang disekitarnya pun tidak terus memerhatikan mereka, adakalanya mereka beraktivitas seperti biasa, dan melanjutkan aktivitasnya masing-masing di kantin.

"Naneun ajigdo saeng-gaghagoissda (masih sedang ku pikirkan),"  ucap Gyeon setelah menelan makanan dimulutnya.

"Kalau menurut ku, Xiumin gak mungkin bakalan suka sama dia. Dilihat dari kepercayaannya aja mereka berbeda. Lagipula perempuan berjilbab itu tidak terlalu cantik jika dibandingkan dengan mu Gyeon," lanjut Bitna dengan menatap lekukan wajah Gyeon dengan membandingkan dengan Nina dalam pikirannya.

"Ya memang benar Xiumin gak bakalan suka dia, tapi aku gak bakalan biarin ada seorang wanita yang dekat dengan Xiumin selain aku," lanjut Gyeon menyangkalnya.

Gyeon merupakan salah satu sahabat Xiumin sejak kecil. Namun semakin kesini, Gyeon menyimpan perasaan pada Xiumin, dan dia tidak tahu bagaimana perasaan Xiumin padanya. Maka dari itu Gyeon slalu mencari perhatian Xiumin dan bersikap agresif kepadanya supaya dia cepat mengetahui perasaan Gyeon.

Tentu saja Gyeon tidak berani mengungkapkan perasaannya kepada Xiumin karena dalam kamusnya Gyeon tidak pernah mengejar laki-laki tapi laki-laki lah yang mengejarnya. Itulah alasannya hingga dia harus menunggu Xiumin yang mengungkapkannya.

Namun setelah melihat dan mendengar Xiumin dekat dengan Nina, dia merasa mendapatkan saingan untuk yang kesekian kalinya. Selain Gyeon harus membiasakan diri dengan para fens Xiumin, sekarang dia menemukan seseorang yang tidak pernah menyukai k-pop, bahkan Xiumin sekalipun, tapi dia yang pertama kalinya langsung dekat dan akrab dengan Xiumin.

Gyeon merasa bahwa Xiumin yang dulu hanya di kagumi dan dicintainya seorang diri, sekarang dia harus bisa bersaing dengan beberapa orang yang hampir seluruh dunia menyukainya.

Gyeon mengenal Xiumin sejak dari kecil dan benih-benih cintanya ia rasa sudah sejak dulu sebelum Xiumin terkenal seperti sekarang. Bahkan nama yang ia kenal pun bukan nama Xiumin yang sekarang, melainkan Kim Minseok yang dulu.

Gyeon hanya ingin dialah seseorang yang menyukai Xiumin, hingga Xiumin akan memilihnya. Dia tidak mau jika Xiumin memilih orang lain.

Gyeon pun merasa, bahwa Xiumin yang sekarang ini lebih sibuk dengan pekerjaannya sebagai boy band k-pop, berbeda dengan Xiumin yang dulu, yang slalu membuatnya tertawa dan berbagi cerita bersama dengannya.

My oppaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang