*08* Mereka kembali?

216 56 6
                                    

Dilarang bersedih untuk
Hati yang perih

Nina dan Ina berjalan beriringan menuju ke suatu tempat. Matahari sudah berada di sebelah barat. Angin sore sudah meniup beberapa kali pada daun-daun yang mulai berguguran.

Tak banyak kendaraan melewatinya sambil sesekali menyapu daun-daun yang berserakan di jalanan ini. Tak banyak percakapan yang mereka berdua lakukan. Yang ada hanya suara langkahan kaki yang menggiring nya ke tempat itu.

Rumah tua bercat coklat dengan pohon besar yang berada di sampingnya. Pohon itu sesekali menjatuhkan daun-daun yang sudah kering dan terhembus angin hingga terjatuh pada jalanan disini.

Nina dan Ina memencet saklar bel rumah tua itu. Satu kali tidak ada yang keluar dari sana. Dua kali Nina menekankannya lagi, masih tidak ada jawaban. Tiga kali Nina menekannya dan tidak lama seseorang keluar dari rumah itu.

Flashback...

"Nin kamu kenal sama orang itu? "
"Enggak Na, yaudah kita samperin aja"

Nina dan Ina akhirnya menghampiri orang yang tadi memanggilnya.

"Ada titipan buat kalian" Orang itu langsung memberikan sebuah amplop kecil yang langsung diterima oleh Nina.

"Terimakasih" Orang itupun langsung pergi setelah berpamitan pada Nina dan Ina dengan ramahnya.

Nina membolak-balikan amplop yang berada di pegangnya. Niatnya untuk mengetahui orang yang mengirimkan ini. Namun benda itu terlalu polos untuk adanya sebuah identitas.

"Isinya apaan Nin? " Ina langsung merapatkan diri pada Nina. Perlahan Nina membuka amplop itu. Entah kenapa perasaannya menjadi tidak enak sekarang.

Amplop itu berisi surat dengan sebuah foto didalamnya. Nina mengerutkan keningnya setelah melihat foto itu adalah Rumah tua. Apa maksudnya ini? _ batin Nina.

"Bacain Nin isinya" Ucap Ina lalu mengambil alih amplop dan foto didalamnya. Membiarkan Nina membacanya, namun kerutan di dahinya itu muncul setelah Nina melihat tulisan disana.

"Na ini mah surat dari orang Indonesia" Nina mengalihkan pandangannya pada Ina. Ina menatapnya bingung lalu melihat dengan sendiri tulisan disana yang jelas memakai bahasa Indonesia.

"Kok bisa? Sedangkan tadi yang ngasih itu orang Korea, pake bahasa Korea formal lagi Nin. Kalo misalnya itu pengantar surat gak mungkin juga kan langsung nyamperin penerimanya biasanya kan suka di simpen di kotak surat atau gak di apartement kita kan? " Ina berpikir keras dengan peristiwa ini.

"Iya kayaknya ada yang gak beres ini. " Nina lalu beralih pada tulisan di sana dan mulai membacanya.

Gue tunggu kalian Di rumah itu..
Semuanya gue bakalan jelasin ke kalian
Sorry kalo gue gak Ngasih surat ini langsung.
Gue harap kalian bisa dateng
See you..

By: EDR

"Kita mau kesana Nin? " Tanya Ina ragu.
"Iya Na, aku penasaran sama dia. Kalo kamu gak mau ikut gak papa kok aku bisa sendiri" Nina lalu memasukkan lagi surat itu pada amplopnya dan mengambil foto rumah itu.

"Kamu yakin Nin? Apa ini gak bahaya? " Ucap Ina khawatir.
"Aku yakin Na. Kamu jangan khawatir. Kalo kamu takut kamu pulang aja duluan" Ucap Nina meyakinkan.

My oppaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang