20. scene kiss

64 12 2
                                    

"Biarlah itu menjadi sebuah kenangan antara aku dan dia,"
_________________


"Xiumin, gidalim! (tunggu!)" Xiumin menghentikan langkahnya. Gyeon dan kedua temannya langsung menghampirinya.

"Malam ini ada acara gak? Aku mau ajak kamu dinner malam ini di rumah ku. Sudah lama kamu tidak main ke rumah," ucap Gyeon setelah di hadapan Xiumin.

"Miane Gyeon, aku sudah ada janji dengan orang lain." Raut wajah Gyeon berubah. Dia sedikit kecewa pada Xiumin. Xiumin sudah benar-benar berubah di matanya.

Xiumin berlalu meninggalkan Gyeon yang sekarang terus menatap kepergiannya. Hana dan Bitna menghampiri Gyeon.

"So sad my girlfriend." Hana merangkul Gyeon diikuti Bitna. Sementara Gyeon menatap kebencian didepannya.

Laju mobil mewah di sekitar kota Gangwon ini tak kalah serunya dengan keindahan lampu-lampu pertokoan di sepanjang jalan.

Mobil itu terhenti tepat di sebuah mini market. Dia keluar dengan menggunakan topi hitam dan masker hitam untuk menutupi wajahnya yang akan menarik perhatian.

Beberapa barang yang ia butuhkan dimasukkan kedalam keranjang. Berkeliling di deretan barang-barang dan makanan tidak asing lagi untuknya, namun aktivitas ini sudah lama sekali tidak dilakukannya. Sekarang ia lakukan karena asistennya kali ini sedang sakit. Selama sebulan ini sepertinya dia harus kembali berbelanja sendiri.

Seorang penjaga kasir memeriksa semua barang untuk menjumlahkan harga seluruhnya. Orang-orang berderet mengantri untuk membayar, namun satu perempuan itu malah menjadi masalah untuk mereka yang sudah lama menunggunya.

"Semuanya 33.000 Won," ucap seorang mbak kasir itu membuat Nina membelalakan matanya. Ia kembali mengecek dompetnya, disana hanya ada 20.000 Won saja.

Bagaimana ini? ini semua salah Ina, ngapain dia nitip makanan sebanyak ini tapi ngasih uang nya tidak, menyesal aku membawanya. Batin Nina.

Ia menatap kembali barangnya, masa ia harus membatalkan sebagian barang yang ia beli, dia bingung sekarang harus bagaimana. Sementara antrian kasir semakin panjang dan beberapa dari mereka mengumpat seolah menyuruh Nina cepat pergi dari sana.

Seseorang yang baru ikut antrian itu, menatap lurus kedepannya, ada apa ribut-ribut disana. Dia baru menyadari Nina, dia memang mempunyai ciri khas aura yang berbeda di matanya.

Xiumin berjalan melewati antrian itu hingga berada di samping Nina. "Ige mwoya? (Ada apa ini?)"

"Sal don-ieobsneun geos gat-ayo, (sepertinya dia tidak mempunyai uang untuk membeli ini)" ucap seorang penjaga kasir itu, membuat Nina menahan malunya sendiri.

"Saya akan membayarnya, tapi bisakah menggunakan kartu pelajar saya dulu disini? Nanti saya kembali untuk mengambilnya lagi," pinta Nina memohon, namun tetap saja kasir itu menolaknya.

"Gwaenchanh-a (tak apa-apa) biar sekalian saja saya yang bayar." Nina menoleh kembali ke arahnya, dengan penampilan yang tertutup itu, ia tidak mengenaliorang itu, tapi kenapa dia mau membantu Nina.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My oppaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang