*11* Jadi Xiumin/Min seok?

201 52 4
                                    

Jika itu membuatmu bahagia
Dan bisa mengatasi semuanya
Kita bisa mencobanya

"Jadi kamu mau ngomong apa za? " Tanya Nina. Mereka sudah berada di halaman depan rumah tua ini. Yang ternyata memiliki keindahan tersendiri.

Dengan adanya lampu tumbler terpasang di tumbuhan-tumbuhan depan rumah bisa menghiasi malam yang gelap ini. Jadi tidak terlihat kesana horornya yang ada terlihat keindahannya.

"Nin, sebelumnya gue sama temen-temen mau minta maaf ya" Ucap Eliza dengan suara yang pelan namun tetap terdengar.
"Kita sadar, apa yang dulu kita lakuin ke lo itu emang salah" Sambungnya.

"Iya gue juga maaf banget ya Nin" Ucap Dita langsung memegang tangan Nina.

"Iya gue juga, gue di paksa sama si Dita biar ikut Eliza aja dibanding sama lo. Maaf ya" Risa ikut bersuara.

"Apaan sih lo kok bawa-bawa gue. Rese lo" Ucap Dita pada Risa yang mendapat uluran lidah darinya.

"Gue udah maafin kalian kok, tenang aja. Kita kan memang udah sahabatan dari SMP. Dan yang lalu biarlah berlalu kita buka lagi lembaran baru" Ucap Nina dengan tersenyum diikuti Ina.

"Iya sebenarnya gue kangen banget kita bisa kumpul bareng kayak gini lagi" Ucap Ina yang langsung memeluk diikuti yang lain.

"Oh iya, soal tempat ketring ibu lo udah gue atur semuanya. Jadi lo gak usah khawatir lagi sama usahanya. Lagian di tempat baru udah di sediain karyawan buat bantu bu Risma" Ucap Eliza setelah pelukan mereka usai.

"Makasih ya za, gue seneng banget akhirnya lo bisa berubah dan kembali kayak Eliza yang gue kenal" Ucap Nina dengan senang dan memeluk Eliza kembali dengan erat begitupun sebaliknya.

"Uuh so sweet" Ucap Risa. Mereka yang melihat Nina dan Eliza seperti itu hanya bisa tersenyum senang akhirnya bisa kembali seperti dulu.

Angin sepoi-sepoi, malam hari semakin dingin. Tapi mereka merasakan kehangatan di sisi lain. Itulah persahabatan. Disaat apapun yang meniup untuk membekukan akan ada saatnya itu mencair. Jadi jangan kalah dengan suasana yang sangat dingin tanpa ada penghangat karna suatu saat kehangatan itu akan muncul jika kita tetap bersabar dan berusaha.

"Bagaimana kalau kalian nginep aja disini. Udah malem juga" Tawar Dita kemudian setelah mereka bergurau dan canda sesaat di dekat perunggu.

"Iya sih udah malem banget" Nina melihat jam dinding di ruangan ini yang menunjukkan pukul
22.45 WKS.

Sementara Nina dan Ina berpikir untuk menginap atau tidak dan disertai bujukan dari Dita dan Risa. Tiba-tiba saja tetdengar bunyi handphone milik Eliza. Eliza segera mengambil handphone yang tergeletak di depannya, lebih tepatnya di atas meja.

"Suuts" Eliza menempelkan telunjuk di depan bibirnya, seketika teman-temannya itu langsung bungkam.

"Siapa za? " Tanya Dita setelah melihat Eliza tersenyum sendiri setelah melihat nama seseorang di layar handphone nya.

"Budi" Ucap Eliza lalu mengangkatnya. Nina dan Ina langsung lempar pandang dan memerhatikan Eliza yang sedang menerima telpon dari Budi, yang membuatnya penasaran.

Tak hanya mereka, bahkan Dita dan Risa pun malah mepet pada telinga Eliza yang terdapat handphone nya untuk mendengarkan apa yang Budi bicarakan.

"Halo babe" Ucap Eliza, tercetak di wajahnya bahwa dia sungguh bahagia menerima telpon dari Budi.

".... "

"Cuma nanyain itu? Akunya gak di tanyain? "

"..... "

My oppaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang