Malam hari di apartemenku.
Ku berdiri di balkon sambil meminum coklat panas, memakai kaos putih, jaket biru kesukaanku, dan celana panjang.
Ku masih memikirkan dengan kehadiran tenshouin-senpai.
Kira-kira trickstar sudah bertemu dengannya belum ya?
Nanti di cerita selanjutnya, perjuangan trickstar bakal berhenti walau cuman sebentar. Saat mereka menang melawan AKATSUKI, tenshouin-senpai membubarkan trickstar.
Hokuto dimasukkan ke unit fine karena tenshouin-senpai ingin mewujudkan impian hokuto sebagai top idol, isara dimasukkan ke unit AKATSUKI atas saran dari hasumi-senpai, dan makoto dimasukkan ke unit knight karena sena-senpai tertarik dengannya.... sepertinya udah bukan disebut 'tertarik' lagi bagi sena-senpai kepada makoto.
Subaru.... dia tetap ingin di trickstar. Tapi, dia merasa bimbang dengan teman-temannya terutama dengan hokuto.
Sekarang, haruskah aku membantu mereka? Itu sudah merupakan tugas anzu kan ya? Soal ini tidak ada hubungannya denganku.
Ku support anzu sebisa aku aja. Anzu itu pintar, walau tidak memiliki pengalaman sebagai produser, dia bekerja keras dan menjadi produser yang hebat. Semua unit begitu amat menyayangi anzu.
Sedangkan aku.... levelku dengan anzu sangat jauh. Ku hanya gadis tidak bisa apa-apa, bodoh, ceroboh, dan gampang menyerah.... perasaan dalam wujud asliku tersimpan di wujud dunia ini.
Walau aku kelihatan berbeda, tapi perasaan ini masih sama.
"Aku...tetaplah aku.... tidak ada berubah" gumamku entah kenapa rasanya mau menangis.
Ku mana bisa menjadi anzu.
⭐🎶
Keesokkan paginya di depan pintu kelas 2-B dengan keadaan males ketemu orang.
"Gara-gara semalaman terlalu banyak berpikir. Tanpa sadar, udah pagi aja. Sepertinya sekarang aku menjadi panda" batinku sambil meraih tangan dan menggeser pintu. "Pagii~" sapaku lemes.
"Pagi, hikari-chan!" Sapa arashi duluan yang lagi duduk sambil melihat mika menjahit. "Pagi, hika-chan" sapa mika.
Wajah mika terkejut saat melihat wajahku yang menurutnya kelihatan seram.
"Hi-hi-hika-chan? Kau gak apa-apa?" Tanya mika khawatir sekaligus sedikit takut. Ku menoleh, mika tersentak ketakutan.
"Ah, ku cuman kekurangan tidur semalaman. Hoooaam~" ku berjalan menuju bangkuku. Mereka berdua masih menatapku khawatir.
Ku duduk lalu menghelan nafas. Arashi menghampiriku.
"Kau yakin kau baik-baik saja? Onee-chan khawatir tau~" kata arashi. Ku tersenyum lemes, "gak apa-apa, ara-nee. Gak apa-apa" jawabku meyakinkan arashi.
Arashi masih gak percaya.
"Hikari-chan, coba kamu berdiri sebentar" kata arashi. Ku mengedip mata bingung dan memutuskan menuruti perkataan arashi.
"Kaya gi--huwa?!" Tiba-tiba arashi memelukku. Wajahku memerah. "A-a-a-a-araa-nee?! Kenapa kau memelukku?!" Panikku.
Arashi ketawa lalu melepas pelukannya.
"Nah kan, sifat berisikmu sudah keluar" kata arashi sambil tersenyum. "Ja-jangan bilang ara-nee mencoba menghiburku?" Tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why I'm In the Game Of Ensemble Stars?! (Ensemble Stars x Oc)
Fanfictionmungkin para readers membaca judul ini mengira ku bisa berada di dunia game karena aku kecelakaan. oh, tentu saja tidak. aku tidak tau apa yang terjadi, disaat aku sedang iseng-iseng memainkan tab kakakku. tiba-tiba terdapat sebuah pesan dan ku lang...