6. WIT - Sah

92 5 0
                                    

Malam harinya, keluarga Narendra sudah berkumpul di meja makan. Nyonya Narendra, Sabila Narendra, atau yang kita tahu bunda, sudah menyiapkan makanan yang banyak di meja makan.

"Bunda, ini banyak banget. Ada tamu yang mau Dateng apa?" Bayu menatap semua makanan enak di depan nya.

"Enggak kok, ini cuma sebagai perayaan buat nyambut keluarga baru kita, siapa lagi kalo bukan Tania. Soalnya, kata ayah... Tania udah resmi jadi anak ayah sama bunda." jelas bunda sambil memeluk Tania dari belakang.

"Wah benerannnn? Yey, Tania sekarang jadi adik kita beneran bay!" boby menjadi antusias setelah mendapatkan penjelasan dari Bunda.

"Iya, Tania sekarang sudah jadi keluarga Narendra." Ucap Ayah Sambil tersenyum.

"Makasih ya Bunda, Ayah, Abang. Udah mau Nerima Tania, Tania seneng banget bisa jadi keluarga kalian." Ucap Tania bahagia.

"Iya sayang. Jadi anak yang pinter ya sayang," ucap Bunda sambil mengusap rambut Tania.

"Eh, bun bun, Tania masa jago gombal bun," adu Bayu pada Bunda.

"Oya? Bener Tania?" Bunda menatap Tania sambil tersenyum geli, Ayah pun sama.

"Iya bun. Tadi aja Tania gombalin temennya, sama bang Boby juga kena gombalannya!!" Bayu menjelaskan dengan antusias.

"Wah Tania udah dapet temen? Hebat bangettttt sihhh. Siapa emang temen Tania? Gimana gombalinnya?" Bunda mencubit pipi Tania, lagi.

"Cowok bun temennya, ganteng banget lagi, namanya Darren. Gini bun gombalinnya..." Lalu Bayu menceritakan bagaimana Tania menggombali Darren tadi siang, lalu Ayah dan bunda tertawa mendengarnya.

"Aduh, genit ya kamu taniaaa." Kata ayah.

"Enggak Ayah. Darren tuh emang manis," kilah Tania.

"Iya iya. Lain kali ajak main kerumah ya Darren nya." Kata bunda sambil terkekeh.

"Oiya bun, yah. Aku mau bilang, aku sama Bayu kan pulangnya sore, sedangkan Tania pulangnya siang. Aku kasian sama Tania yah kalo dia harus nunggu kita pulang dulu. Tadi aja Untung ada Darren yang nemenin dia, kalo enggak, pasti dia udah bosen." Jelas Boby sedikit merasa tidak enak.

"Iya juga yah, Bunda juga kasian. Coba aja kalo Tania pulangnya cepet, pasti bunda ada temennya," ucap Bunda sedih.

"Yaudah, kalo gitu... entar Ayah aja yang jemput Tania ya, tapi berangkatnya sama Abang yaa," kata Ayah.

"Iya yah," angguk Tania.

"Oke deh. Bunda jadi ada temennya dehh. Sekarang ayo kita makan malam, kasian itu makanannya gak dimakan." Suruh bunda sambil mengambil piring untuk suaminya.

Semuanya lalu makan dengan tenang, dengan sesekali di selingi oleh bercandaan Boby maupun Bayu.

***

"Belajar yang rajin ya Tania. Jangan gombalin Darren terus," ucap Bayu yang sedang mengantar Tania ke kelasnya.

Sedangkan Boby sudah duluan ke gedung SMA karena katanya ia ada tugas yang belum dikerjakan, padahal tugas tersebut harus dikumpulkan pada saat jam pertama, dasar Boby.

"Iya bang. Yaudah, Tania ke kelas dulu ya." Pamit Tania sambil mencium tangan Bayu.

"Iya."

Bayu segera meninggalkan Tania dan menuju ke gedung SMA.

Di balik tembok, ada dua orang yang sedari tadi memperhatikan interaksi dua kakak beradik itu, "bukannya itu dia?" Tanya seorang lelaki.

"Iya, aku sudah tau bahwa dia sekolah disini dari kemarin." Jawab perempuan itu.

"Lalu siapa pemuda tadi?"

"Aku juga tidak tau. Tapi, kemarin aku melihat pemuda itu bersama pemuda satu lagi yang sepertinya kakak beradik mengantar dia dan juga menjemput dia. Kemarin saat pulang, tadinya aku akan menghampiri dia saat dia di perpustakaan ingin menyapanya tapi sayang, ada anak laki-laki yang menemaninya, jadi aku tidak bisa menemuinya." Jelas perempuan itu.

"Sebaiknya kita hati-hati, mungkin saja sekarang dia tengah dilindungi oleh seseorang yang berkuasa," kata laki-laki tadi.

"Heh, mau siapa lagi yang berkuasa? Ayahnya saja yang sangat terkenal di Indonesia juga sangat berkuasa saja masih bisa kita siasati, pasti pelindung yang kali ini lebih mudah kita siasati." Perempuan itu sedang menyunggingkan senyum Miring.

"Benar katamu istri ku, tapi sebaiknya kita harus segera mencari tahu tentang kedua pemuda itu dan keluarganya." lelaki tadi yang ternyata suami dari perempuan tadipun ikut tersenyum miring.

Setelahnya, keduanya meninggalkan tempat itu.

"Siapa ya tadi? Kayanya mereka lagi liatin aku? Apa cuma perasaan aku doang?" Segera ia memasuki kelas lalu bertemu dengan Darren yang sudah duduk di kursinya.

"Pagi Darren!!" Sapa Tania sambil menaruh tasnya.

"Pagi juga Tania!" Balas Darren dengan senyuman lebar.

"Oiya Tania, entar aku enggak bisa temenin kamu nunggu Abang kamu ya, soalnya aku disuruh pulang cepet sama Papa." Kata Darren sedih.

"Eh, enggak apa-apa kok Darren. Lagipula aku sekarang pulangnya di jemput sama ayah aku, enggak sama Abang. Soalnya Abang Bayu sama bang Boby kan lama," jelas Tania.

"Oya? Syukur deh kalo gitu," Darren yang tadi agak murung kini tersenyum lagi.

"Oh iya, Darren. Kan semalem aku ceritain kamu ke ayah sama bunda, eh terus kata bunda kapan-kapan suruh ajak kamu main kerumah," kata Tania saat ia ingat perkataan bundanya semalam.

"Beneran? Wah boleh tuh. Oke deh kapan-kapan ya aku main kerumah kamu." Darren tersenyum sangat lebar.

"Taniaa, bantuin aku dong kerjain soal matematika ini. Kamu mah pacaran melulu sama Darren," panggil Rika, salah satu teman Tania.

"Eh Rika, emang kamu tau pacaran?" Tanya Dony teman Tania juga yang duduk dibelakang Rika.

"Taulah, orang kakak aku itu sering di samperin kalo malam Minggu sama pacarnya, terus suka berduaan aja. Kata kakak aku katanya, pacarnya itu calon suami kakak aku. Jadi entar Darren sama Tania bakal jadi suami istri kalo pacaran." Penjelasan sok tau Rika di percayai oleh teman-temannya.

"Beneran? Aku juga mau dong pacaran sama kamu Rika. Kan aku pengen jadi suami kamu nanti," kata Dony sambil menyengir lebar dengan giginya yang ompong dibagian depan.

"'Ihh, enggak mau sama Dony! Ayo Tania kamu berhenti dulu dong pacarannya sama Darren, bantuin aku dulu." Kata Rika sambil menarik lengan Tania.

Tania dan Darren yang menjadi bahan pembicaraan hanya menatap teman-temannya, tak tahu apa yang sedang dibicarakan teman-temannya itu.

__________

How?

Who Is Tania? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang