"Aku merasa de javu sekali ya dengan keadaan saat ini." Kata Dony dengan seringaian tajamnya.
"Yap. Dulu, jika saja kita tak menunda karena anjing itu..." Ucapan Ema berhenti.
"Sudah, tidak usah bahas masalah itu! Sekarang kita harus menikmatinya."
"Kamu benar suamiku!" Keduanya kemudian tertawa kencang.
"Apakah langsung..." Ibu jari Ema menggores pelan lehernya, mengisyaratkan sesuatu.
"Bukankah itu terlalu mudah? Aku mau kita bersenang-senang dulu, menikmati tangisannya, jeritannya, kesakitannya, ugh aku sudah tidak sabar."
"Tentu saja! Aku ingin membalas semua yang telah kita lalui pada anak sialan ini!"
Ema dan Dony sudah membawa Tania di suatu tempat yang jarang diketahui banyak orang. Di Bali, di sebuah rumah dekat dengan laut yang tak terjamah masyarakat.
Tania sendiri tengah pingsan dalam keadaan duduk terikat dikursi, sama persis dengan saat di Virginia dulu.
"Ayo cepat! Ambil peralatan nya! Kita tidak boleh membuang banyak waktu!" Perintah Dony dan segera di turuti oleh Ema.
"Aku ingin kau tau rasanya ketika ayahmu membuat kami sengsara, membuat kami tidak memiliki apa-apa, membuat kami putus asa hingga menginginkan bunuh diri, membuat kami tertekan! Dan membuat kami kehilangan calon anak kami! Aku akan melakukan itu semua padamu anak sialan!" Dony berjalan mengelilingi Tania yang masih pingsan.
Dengan pelan ia mengambil rambut Tania yang panjang, lalu di tarik dengan kencang sehingga membuat Tania bangun dengan keadaan terkejut dan kesakitan.
"Arghhhhhhhh."
"BANGUN ANAK SIALAN! SURUH SIAPA KAU TERTIDUR HA?!" Dony langsung membentak Tania sembari menarik rambut Tania.
"T-tolong jangan sakiti Tania" Tania mulai Meringis dan kemudian menangis.
"Ohhh, jangan menangis sayang..." Dony mengusap pelan pipi Tania yang basah akan air mata, tapi...
Plak
"ITU TIDAK AKAN MEMBUATKU TERSENTUH SIALAN!" Bentakan kembali di dengar Tania setelah Dony menamparnya dengan keras sehingga kursi Tania hampir terjatuh jika tidak di tahan oleh Dony.
"APA SALAH TANIA?! KENAPA KALIAN BERBUAT INI PADA TANIA?!" Tania membentak dengan badan yang bergetar hebat.
"Wahhhh berani sekali kamu membentakku, di ajari siapa? Ayah angkat sialannya mu itu? Atau Daddy bajingan mu?!"
Plak
Tamparan kembali di dapatkan Tania. Tania, seorang anak kecil berusia tujuh tahun sudah mendapatkan perlakuan sebegitu kejam, bahkan apabila orang dewasa yang ada di posisinya entah apa yang akan dilakukannya.
"I'm coming." Suara Ema terdengar begitu merdu bagi Dony, tapi terdengar begitu mengerikan bagi Tania.
Sebuah kotak di bawa Ema, yang isinya berbagai bentuk dan macam alat-alat tajam.
"Tepat waktu. Aku sudah muak melihat wajah memelas dan menyedihkan anak sialan ini." Dony mengambil pisau kecil yang sangat tajam.
"Jangan sakiti Tania... Tania mohon..." Air matanya kembali mengurai.
"Tenang saja sayang, kita akan menikmatinya bersama-sama jangan khawatir," Ema juga mengambil sebilah pisau, pisau roti yang bentuk nya bergerigi.
Dony mendekati Tania dengan seringaiannya. Seluruh tubuh Tania bergetar hebat, air matanya semakin deras, ketakutannya semakin tak terkontrol, sampai dimana Dony berhasil menyayat pipi chubby Tania yang basah dengan air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is Tania? (END)
Mystery / ThrillerMenjadi incaran seorang psikopat, disaat usianya terbilang belia. Tania, bertemu dengan Boby yang notebane nya adalah orang asing. Boby sudah menganggap Tania sebagai adiknya, maka dari itu ia rela melakukan apapun demi Tania. Meski berkali-kali me...