Boby dan Bayu sudah berada di taman belakang setelah kejadian beberapa saat yang lalu.
"Siapa yang ngirim itu?!" Tanya bunda panik saat sudah bangun dari pingsannya.
"E-a itu cuma orang iseng aja kali Bun," jawab Bayu dengan tergagu.
"Iya, em kita sering di jailin sama orang Bun, kaya waktu itu kan mobil Boby di coret-coret, iseng banget kan?" Boby berusaha untuk tidak berbicara yang mencurigakan.
"Ya iseng banget, sampe bunda ngerasa di teror tau gak sih. Yaudah, kalian ke taman lagi sama, kasian Tania sama yang lain nungguin." Dengan kaku, Boby dan Bayu meninggalkan bunda di kamar.
Mereka berdua benar-benar akan menutupi serangkaian teror yang mereka terima dari bunda juga ayah. Dengan segera dan takut-takut, Bayu sudah membuang kotak yang berisi tikus mati itu ke tong sampah.
"Ada apa bang? Kenapa bunda manggil?" Tanya Tania saat melihat Boby dan Bayu tiba di taman.
"Enggak, tadi bunda cuma ngasih sesuatu. Udah yuk, lanjut lagi pikniknya." Jawab Boby meyakinkan.
Disisi lain, Jessi menatap aneh Boby. Dalam hati, sepertinya ada sesuatu yang disembunyikan oleh kedua kakak beradik itu, tapi langsung ia tepis semua pikirannya.
"Ayo, sekarang kita masuk ke sesi cerita cerita!" Ujar Darren dengan riang.
"Tania, apa bener yang di bilang orang kalo kamu anak adopsi?" Tanya Darren spontan.
Tania terkejut dengan perkataan Darren, begitu juga dengan yang lainnya. Tak menyangka jika Darren bertanya sesuatu yang sensitif, tapi segera mereka maklumi karena Darren hanya seorang anak kecil yang penasaran.
"Em? Iya." Jawab Tania dengan anggukan singkat.
"Oh? Aku juga anak adopsi, atau mungkin anak pungut. Papa Mama Aku nemuin aku dua tahun yang lalu. Katanya mereka ketemu aku di luar negeri, di em... Amerika, iya di sana. Katanya aku lagi kelaparan di jalan. Aku lupa sama diri aku sendiri katanya, sampe nama aja lupa. Dan untungnya ada Mama dan Papa ku yang sekarang udah adopsi aku, aku seneng banget." Jawab Darren. Sepanjang cerita, Darren menampilkan ekspresi sedih lalu ekspresi bahagia dan lega saat di akhir cerita.
"Yaudah Darren jangan sedih lagi ya, kan sekarang Darren udah punya orang tua yang baik, yang sayang sama Darren kaya aku. Aku beruntung banget karena punya Abang Boby dan Abang Bayu, sama ayah sama bunda juga." Kata Tania.
Mendengar perkataan Tania, Boby dan Bayu tersentuh begitu saja. Mereka langsung memeluk Tania sayang.
"Abang juga sayang sama Tania." Ucap Boby lalu mengelus rambut Tania.
Disisi lain, Jessi begitu senang karena mengetahui keluarga Narendra menyayangi Tania, tapi entah kenapa ia sedikit tidak rela, karena merasa Tania sudah ia anggap adik.
***
Acara piknik sudah selesai sejak beberapa saat yang lalu. Kini Boby sedang mengantarkan Jessi pulang.
Boby menghela nafas sepanjang perjalanan, merasa tidak nyaman karena harus mengantarkan Jessi pulang. Kalau saja bukan bunda yang menyuruhnya, ia tidak akan mau membonceng sang mantan pacar itu.
"Jessi, kamu pulang sama siapa?" Tanya bunda saat piknik sudah selesai.
"Em gatau deh Bun. Tadi soalnya aku dianterin sama supir, tapi kayanya sekarang supirnya lagi nganter Mommy deh," Jessi sesekali menatap pada ponsel di genggamannya.
"Oh kalo gitu, Boby aja yang anter ya? Boby anterin Jessi gih!" Titah bunda. Sedangkan Boby melotot pada sang Bunda, begitu juga Jessi yang terkaget lalu canggung begitu saja.
"Gak usah Bun, aku naik taksi online aja atau ojek online." Tolak Jessi dengan halus.
"Udah sama Boby aja. Kalo naek ojek online itu mahal, kalo sama Boby kan gratis. Udah Boby, anterin sana. Udah untung bunda kembaliin motor kamu." Kata bunda yang akhirnya dituruti.
Kedua orang tersebut nampak canggung. Bagaimana tidak, karena Boby menggunakan motor sport, mengharuskan Jessi berpegangan pada Boby jika tidak ingin terjatuh. Padahal laju motor Boby tidak terlalu kencang hingga tidak mungkin Jessi akan terjatuh, tapi tetap saja Jessi mencengkeram pundak Boby dengan erat.
"Makasih udah di anterin." Kata Jessi saat sudah tiba di depan rumahnya. Ia berdiri disamping Boby yang masih dimotor sambil mengembalikan helm.
"Iya sama-sama." Ketika Boby hendah pamit pulang, seseorang memanggilnya.
"Boby!" Itu ternyata Mommy Jessi.
"Eh Tante," mau tak mau Boby turun dari motornya dan langsung menyalimi Mommy Jessi.
"Kamu jarang main lagi kesini deh. Ayo masuk!" Mommy Jessi langsung menarik Boby untuk masuk kerumahnya.
"A-em Tante," Boby agak ragu untuk menolak, tapi ia juga tidak enak pada Jessi.
"Mom," disaat yang sama, Jessi juga bingung apa yang harus dilakukannya.
Dengan terpaksa akhirnya Boby memilih masuk kedalam rumah, begitu juga Jessi yang tak menghalangi.
"Ya ampun Boby, kemana aja kamu? Kenapa baru main sekarang? Narendra gimana?" Daddy Jessi langsung menyapa Boby ketika Boby tiba diruang tamu.
"Om. Gak kemana-mana kok. Oh, Ayah baik om." Jawab Boby sekenanya.
"Kamu gak pernah keliatan lagi Bob?" Masih penasaran, Mommy Jessi bertanya kembali.
"Em sebenernya, Boby sama Jessi udah putus om, Tan," jawab Boby dengan ragu-ragu.
"Kok gitu?! Kenapa bisa? Siapa yang mutusin?" Tanya Mommy Jessi bertubi-tubi.
"Jessi mom yang putusin."
"Kenapa kamu putusin sayang?" Mommy Jessi mengernyit heran.
"Waktu itu Jessi salah paham sama Boby mom, Jessi kira Boby selingkuh, ternyata dia cuma bantuin temen." Kata Jessi dengan sedikit nada menyesal.
"Tapi Jessi udah minta maaf kok," kata Jessi cepat.
"Nah Bob, kan cuma salah paham doang, Jessi juga udah minta maaf, kenapa kalian gak balikan lagi aja?" Jessi dan Boby membelalak terkejut.
"Ya kan dad? Mommy tuh percaya sama Boby. Mommy tau Boby anak yang baik, yang gak bakal biarin Jessi terluka begitu aja." Kata Mommy Jessi menjelaskan maksud ia menginginkan Boby dan Jessi kembali pacaran.
Boby hanya menggaruk tengkuknya yang terasa tak gatal.
"Gimana Bob?" Tanya Mommy Jessi.
"Em, nanti biar Boby sama Jessi obrolin lagi." Kata Boby akhirnya.
Jessi terlihat canggung, berbeda dengan orangtuanya yang nampak senang. Lalu Boby hendak pamit pulang, tapi ia urungkan ketika Daddy Jessi mengatakan sesuatu.
"Jessi, Daddy mau bicara,"
"Em, Boby pamit kalo gitu," kata Boby yang tak nyaman ketika akan ada percakapan antara keluarga ini.
"Gak apa-apa Bob, duduk dulu aja." Kata Daddy Jessi yang mengetahui ketidak nyamanan Boby, kemudian Boby menurutinya mau tak mau.
"Bicara apa dad?" Tanya Jessi mengernyit.
"Sebenarnya kamu itu punya adik." kata Bima –Daddy Jessi– yang membuat Jessi dan Boby yang mendengarnya terkejut bukan main.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is Tania? (END)
Mystery / ThrillerMenjadi incaran seorang psikopat, disaat usianya terbilang belia. Tania, bertemu dengan Boby yang notebane nya adalah orang asing. Boby sudah menganggap Tania sebagai adiknya, maka dari itu ia rela melakukan apapun demi Tania. Meski berkali-kali me...