Lima

4.8K 563 275
                                    

Apa yang dikatakan sang pujangga tentang cinta..
Adalah Dia dan Misterinya.

Sakura memejamkan matanya, menikmati semilir angin pagi yang menusuk kulitnya. Hidungnya mengambil oksigen dengan serakah. Tak bisa dipungkiri jika udara pagi begitu menyejukkan. Memberikan ketenangan sejenak pada pikirannya yang memberontak, menyuarakan rasa lelah dan penatnya.

Sekali lagi, dengan tenang ia merentangkan kedua tangannya, mencoba menyerap energi alam. Dan ketika semuanya menjadi tenang, bayangan sosok itu muncul dalam pusat pikirannya. Mencoba mengambil ahli seluruh atensinya.

"Ibu, aku harus bagaimana?"

Sasuke mengeliat, tangannya meraba sisi tempat tidurnya yang lain dan onyx itu terbuka dari persembunyiannya ketika tak mendapati sosok itu berada di sampingnya. Ia bergumam dan menyibakkan selimutnya, menampilkan pahatan indah dari Tuhan yang hanya tertutup separuh, bibirnya bergerak membentuk senyuman tipis sesaat sebelum sesuatu membuat senyum itu hilang, berubah jadi dengusan kesal dan pandangan tak suka. Sesuatu telah merusak pemandangan paginya yang indah.

***

(Flash back on)

"Aku penasaran, pesona apa yang dipancarkan oleh sang Surya hingga membuat laki-laki sedingin ini mencair?"

Suara serak dari wanita di sampingnya mengganggu konsentrasinya. Onyx tajam itu menyipit, merasakan silau cahaya yang merambat masuk ke dalam pengelihatannya.

"Bukankah ada yang lebih indah dari cahaya itu sendiri, Kakak ipar?"

Lagi, suara serak itu mengusik ketenangannya, wanita itu berjalan mendekat dan berdiri di hadapannya dengan tatapan memuja yang kentara.

Emeraldnya memancarkan pesona indah, mencoba menjeratnya dalam sekali tatap dan itu sia-sia. Dia tak bisa dikalahkan oleh keindahan maniknya, tidak atau belum?

"Menjauhlah, Samara."

Wanita itu tertawa kaku, menunjukkan rasa sakit di sana, ia memandang sekali lagi pria yang memenuhi pikiran dan hatinya selama bertahun-tahun.

"Jika, aku bukan lagi istri adikmu, apa aku bisa memilikimu?"

Tatapannya memelas, berharap agar pria di hadapannya itu bisa luluh untuk kali ini. Dan sayangnya, ia mendapatkan jawaban yang sama, lagi dan lagi. Sebuah penolakan.

Wanita itu tertawa getir, dan menggigit bibir bawahnya frustasi. Ia memejamkan matanya dan menatap pria itu sekali lagi.

"Percayalah, kakak ipar, setiap penolakan yang kau berikan, akan kubalas dengan rasa sakit, dan Sasuke akan menanggungnya."

(End of flash back)

"Apa yang sedang direncanakan nya?"

Dan Itachi seakan terjerat oleh pesonanya, bukan pesona yang sama yang dulu dipancarkan oleh seorang Samara, dia terlalu bingung untuk menilai sosok di hadapannya kali ini.

"Tuhanku," Sakura memegang dadanya yang berdegub kencang akibat sosok yang tiba-tiba berdiri di belakangnya. Gadis itu tersenyum kemudian membungkukkan sedikit badannya, menyapa kakak dari Uchiha Sasuke tersebut.

"Selamat pagi," sapa Sakura lagi, namun bukan jawaban yang dia dapat, melainkan tatapan curiga dan penuh selidik.

"Apa yang sedang kau lakukan?"

TWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang