Delapan

5.6K 577 273
                                    

Wanita itu merepalkan kedua tangannya, menatap pada kelamnya malam, menyatukan hati pada kesunyian. Sejenak ia memejamkan mata menikmati semilir angin yang berhembus lirih membentuk melodi bersama deru ombak yang membelai lembut. Ia, berdoa dalam diam.

Kasih
Dalam diam aku memanggilmu
Menyebut namamu disetiap hembusan nafasku
Aku, merindumu

Kasih.. Rindu ini
Seperti rindunya Adam kepada Hawa
Seperti rindunya Surya pada peraduannya
Seperti rindunya Sungai pada tempatnya berlabuh
Dan seperti rindunya raga pada belahan jiwanya

Kasih..
Rasakanlah ..Dengarkanlah
Suara ini.. Membisikan kata hati.. Yang merana, dirundung rindu

Perlahan kelopak mata itu terbuka. Sayu matanya menunjukkan kesedihan dalam hatinya.

"Kapan kau datang, Itachi?" gumamnya. Ia mendesah pelan, memandang lautan lepas sekali lagi sebelum beranjak pergi dengan sejuta emosi.

***

Aroma embun pagi menyapa indranya, seperti kebiasaan yang sering ia lakukan, menyapa mentari pagi. Melepas penat selepas pulang dari Tokyo pada tengah malam.

Sakura memejamkan mata, merentangkan kedua tangannya dan merasakan energi positiv dari alam yang masuk melalui sela-sela kulitnya. Ingatan kejadian saat ia berada di Tokyo kembali teringat. Dari sang kakak ipar yang menuntut tanggung jawab atas dirinya, Uchiha Sasuke yang memanggil nama aslinya, dan segala hal yang tak bisa dicerna otaknya dengan baik.

"Kenapa Lelaki Uchiha begitu membingungkan?"

Dan ketenangan Sakura terganggu ketika ia merasakan sepasang tangan melingkari perutnya yang rata, menyandarkan kepalanya di bahu mungilnya. Dan Sakura tahu, siapa pria yang tengah bersandar nyaman di bahunya. Aroma pria itu menjelaskan semuanya.

Seulas senyum terkembang, Sakura menggigit bibir bawahnya dan menikmati setiap debaran jantung yang mulai menggila, ia menunduk, melihat tangan yang masih setia melingkari perutnya, dan dengan ragu ia menyatukan jemari tanganya, hingga suara pria itu membuyarkan segalanya.

"Kakak ipar, apa yang kau lakukan!"
Sakura panik, ekspresinya terlihat jelas, buru-buru ia mencoba melepaskan tautan jemarinya dengan jemari kakak iparnya, namun sayangnya sang kakak ipar sudah terlanjur nyaman dengan apa yang dia lakukan. Hingga ia melonggarkan pelukannya dan membalik badan Sakura, menyudutkan gadis itu, mengunci pergerakannya dengan kedua tangannya.

Jemarinya dengan lembut menyusuri wajah ayu Sakura, dan berhenti di bibir gadis itu yang merekah indah.

"Sosok ini, adalah sosok yang sama yang pernah menyatakan cinta padaku," Itachi memjamkan mata menaan segala hasrat yang sewaktu-waktu lepas dari kendalinya. "Dan sosok ini juga yang membuatku terkejut, sosok yang sama dengan sifat yang berbeda. Kau, berhasil membuatku gila dalam waktu yang singkat."

Hangat hembusan napas terasa mengggelitik, membuat Sakura lagi-lagi harus berperang dengan kesadaranya. "Kakak ipar."

"Jangan katakan apapun," Jemari telunjuknya masih betah berdiam diri pada bibir Sakura, membelainya lembut. "Salahkah kini, jika aku membalas perasaannya?"

Dan bumi seakan berhenti berputar ketika pria itu menyatukan bibirnya. Mencoba mengecap rasa manis dari bibir yang merekah indah itu. Ia bisa merasakan penolakan dari bibir yang kini menjadi tawanannya. Namun Itachi adalah Itachi, dia juga sama dengan Uchiha Sasuke, bagian dari Uchiha yang keras kepala dan pantang menyerah. Ketika pria itu mencoba menautkan lidahnya. Hal yang mengejutkan terjadi. Gadis itu, Sakura mrendorongnya kuat dan memberikan tamparan yang keras pada pipinya. Menyadarkannya pada kenyataan.

TWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang