Limabelas

7K 588 224
                                    

Ketika kau menayakan kebahagiaan pada Tuhan, lalu Tuhan mengutus waktu untuk memberimu sebuah pilihan...
Kembali ke masa lalu atau terus melangkah ke masa depan...

Kau, dilanda gundah...
Kau dilema, hingga kau melupakan sesuatu...

Jika waktu tetaplah waktu
Dia (waktu) selalu kokoh pada pendiriannya
Dia tidak akan menunggu kesiapanmu untuk tetap lanjut melangkah atau diam dan terjebak ketakutan masa lalu

Tuhan memberikan masa lalu sebagai pedoman hidupmu, dia selalu ada dan akan terus ada untuk membayangi langkahmu

Tetapi,Tuhan juga menciptakan masa depan, dia juga akan menjadi milikmu
Dia adalah buah dari sesuatu yang kau perbuat dari masa lalu dan perubahan yang kau perbuat di masa kini.
Masa depan itu.. Dia juga menjanjikan kebahagiaan

Bukankah kau juga berhak mendapatkan cerahnya masa itu?

Kebahagiaan itu...
Tergantung keputusanmu memperlakukan waktu

Kau ingin menjadi budak
Atau memperbudak waktu itu sendiri?

Twin

Ketegangan masih tercipta di sana. Wanita itu masih setia menebarkan teror di kediaman Uchiha, ia melenggang angkuh dan duduk pada sofa panjang dengan santainya. Menatap satu persatu pada wajah-wajah penuh rasa takut dan tidak percaya itu. Ia menarik bibirnya ke bawah sebelum menyeringai kecil.

Dan semuanya terjadi...

Ketika beberapa orang berseragam polisi datang dengan membawa surat penangkapan untuk Sakura.

Dengan tangan gemetar Sakura mengambil surat itu, membukanya dan membacanya dalam diam. Dan dia menggeleng sebagai reaksi atas sanggahan yang dituduhkan.

Bahwa dia bukan penipu dan pembunuh.

"Aku bahkan tidak mengenal Sabaku Gaara dan Shimura Sai."

"Kau bisa menjelaskannya nanti, untuk mempermudah pemeriksaan, bisakah kau ikut kami sekarang?"

Sakura menoleh pada Izumi yang menggeleng dan pada Sarada yang juga memberikan reaksi yang sama. Gadisnya terlihat sangat ketakutan. Ia seolah tak mengizinkan Sakura untuk pergi.

Tapi Sakura tetaplah Sakura, dia tidak akan takut pada apapun selama dia memegang teguh kebenaran. Dengan senyum tulus yang menenangkan, ia memegang tangan Izumi dan membelai lembut pipi Sarada. Membisikkan kata jika semua akan baik-baik saja.

Sakura menarik napas panjang, lalu melangkah keluar, melangkah dengan keyakinan yang ia genggam dengan erat di dalam dada.

"Sakura," masih mengendong Sarada, Izumi berlari menghampiri Sakura, "Akan kupastikan semua selesai dengan cepat, dan kau bisa kembali lagi ke sini, ke rumah ini."

Senyum tulus itu terlihat. Sakura mengangguk, ia melambaikan tangannya pada Izumi dan Sarada yang terisak. Lalu masuk ke dalam mobil polisi.

"Bibi Izumi, kenapa mama di bawa pergi?"

Izumi ak menjawab, ia tak bisa memberikan jawaban dikala hatinya masih kacau dengan situasi yang begitu tiba-tiba. Ia mendekap erat tubuh Sarada dan membawanya masuk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang