Tujuh

4.8K 579 423
                                    

Ada dua makna Indah di dunia ini
Yang pertama, adalah cinta
Dan yang kedua
Adalah Kamu
Orang yang aku cintai

(Sakura Pov)

Waktu seakan berhenti berputar, memposisikan aku dan dua bersaudara itu pada situasi yang membingungkan. Apa yang bisa kulakukan selain diam.

Kedua pria itu, seolah menyudutkanku, menghukumku dan menghakimiku dengan cara yang berbeda. Aku tak tahu, entahlah. Kenapa aku merasa mereka sudah mengetahui kebenarannya, namum mereka seolah diam dan membiarkan semuanya terjadi seperti biasanya. Seolah aku adalah Samara yang asli.

Bukankah itu tidak adil? Tapi bagaimana jika mereka benar-benar tidak tahu, hanya bersikap antisipasi atau mungkin memang seperti itulah peringai mereka? Aku tidak tahu, sungguh. Otakku ini, tidak dalam kapasitas luar biasa untuk menebak pikiran manusia.

Tuhan dengan garis takdirnya, Uchiha dengan sikap mereka yang misterius. Bagaimana bisa aku hidup di antara jalan mengerikan seperti ini. Sampai kapan?

(Sakura pov end)

"Kau, berhasil," bisik Itachi, ia semakin mencondongkan badannya  hingga membuat wanita di hadapannya itu memundurkan tubuhnya dengan reflek, "Menjungkir balikkan kewarasanku. Kini, aku telah tunduk di hadapanmu sesuai apa yang kau mau. Kau bahagia?"

Sakura menggeleng, masih merasa bingung dengan keadaan. Kakak iparnya menuntut sebuah pertanggung jawaban yang Sakura tak tahu tanggung jawab dalam masalah apa.

"Samara, racun apa yang sudah kau tabur dalam keluarga ini, kenapa harus aku yang merasakan sakitnya?"

"Sudah cukup, Kakak ipar," dengan sekuat tenaga Sakura mendorong tubuh sulung Uchiha itu, tatapannya memelas sarat akan kebingungan. Bergantian memandang pada Itachi dan Sasuke, "Bisakah kalian memandangku biasa saja, tatapan kalian mengerikan. Aku bukan penjahat, dan aku tidak pantas mendapatkan tatapan intimidasi itu." Rintihnya.

Sakura menoleh, sadar akan sikapnya yang menarik perhatian, membuat dia seolah menjadi lakon utama dalam sebuah drama, walau nyatanya dia sedang melakukan itu dalam kehidupannya.

"Maaf," bisiknya lirih, langkahnya mundur perlahan. Kepalanya menggeleng dan sebelah tangannya menyeka air matanya yang jatuh, dia terlihat ketakutan. "Maafkan aku," dan dia berbalik untuk pergi menjauh.

"Wah, lihatlah. Kau membuatnya tertekan, Itachi." Sasuke menekuk bibir bawahnya, mengejek sang kakak dengan jelas.

"Kita, Sasuke. Bukan hanya aku," sanggah Itachi. Ia berbalik untuk menghadap sang adik, menatap jelaga serupa dirinya, "Dengarkan aku Sasuke. Jika sampai aku berhasil membuat gadis itu berpaling. Maka aku pastikan kau tidak akan bisa menyentuhnya, walau seujung kukupun." Sebuah ultimatum dari seorang Uchiha Itachi, memberikan peringatan keras pada sang adik yang sayangnya tidak bisa membuat sang adik gentar.

Uchiha Sasuke, dengan kekeras kepalaannya dan ketenangannya berjalan ke hadapan sang kakak. Membuat suasana di sana semakin tegang terasa. "Lakukanlah, jika kau mampu."

Dan Uchiha Sasuke, akan melakukan hal yang sama, memberikan tantangan yang sama. Ia mendengus geli dan menggendik bahu acuh. 

"Namanya Haruno Sakura, ah tidak, Uchiha Sakura, dan dia adalah wanitaku, musim semiku, milik Uchiha Sasuke." Jawabnya penuh penekanan.

"Sasuke kau," cegah Itachi, "Egois."

"Aa." Sasuke tersenyum pahit dan menatap jelaga kakaknya dengan amarah yang tertahan, "Sepertinya kata itu lebih cocok untukmu." Ia memejamkan mata, menghalau rasa nyeri yang menyesakkan dadanya.

TWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang