"Nde.."
.
.
.
"Hoam.." Jimin menguap.
"Apakah tetangga nenek sudah pulang?" Tanya Jimin dengan suara khas bangun tidur.
"Dia baru saja pulang, kajja kita makan"
"Nde..." Ujar Jimin bersemangat.
"Nenek tak akan membiarkan kamu pulang"
.
.
.
1 bulan kemudian....
"Tae...ini rumus-nya bagaimana?" Tanya Daniel.
"Ini itu gini ..."
"Oke gomawo"
"ANNYEONG!!!" Teriak Jennie.
"Cie yang mau jadi CEO..." Goda Seunghee.
"Hmm..." Dehem Seunghee.
"Sana belajar...bentar lagi 'kan Ujian kelulusan" Usir Sungjae.
"Sorry 'gua sudah pintar" Jawab Jennie sombong.
"Iya-in 'deh" Lanjut Daniel.
"Kabar-nya Jimin gimana ya?" Tanya Woojin.
"Jangan di bahas" Bisik Jisoo supaya tak terdengar oleh Taehyung.
"Aku pergi ke perpustakaan dulu" Pamit Taehyung meninggal-kan mereka semua.
.
.
.
"Nek...makasih sudah merawat Jimin..Maaf selama lebih dari 1 bulan Jimin merepot-kan nenek"
"Gwangchana" Ujar-nya tersenyum.
"Jimin mau pamit pulang ya nek.."
"Hah?K..kenapa?Kamu tidak kasihan melihat nenek sendiri-an?" Tanya Sang Nenek ketakutan.
"Jimin kasihan sama nenek, tapi Jimin juga kasihan dengan keluarga Jimin, mereka pasti khawatir dengan keadaan Jimin"
"Hiks..kamu tega meninggal-kan nenek?"
"Bukan begitu nek.." Jawab Jimin tidak enak.
"Yaudah sana kamu pulang!" Jawab Sang Nenek ketus.
"Hmm..baik-lah, sekali lagi maaf-kan Jimin ya nek.." Ujar Jimin.
"Annyeong" Pamit-nya.
"Nenek khawatir kamu kenapa-napa apabila kamu pulang..."
.
.
.
"Huft...kenapa materi ini sangat sulit.." Taehyung mengacak rambut-nya frustasi.
Taehyung-pun mengambil kalung di leher-nya yang tertampan foto keluarga-nya.
"Appa...Hyung...hiks...aku rindu kalian" Taehyung mencium kalung itu.
.
.
.
Jimin Pov..
Huft..akhir-nya aku sampai...
Oh iya, kalian pasti tanya aku berangkat ke Seoul naik apa 'kan?
Selama aku tinggal di desa Si Nenek semua kehidupan-ku di tanggung oleh warga "kata-nya" sebagai tanda terima kasih untuk Appa-ku, sebenarnya aku mau menolak lebih baik aku bekerja disana tapi mereka menolak, dan untuk biaya kendaraan mereka juga yang menanggung-nya.
Huft...aku terharu...sebegitu berjasa-kah Appa-ku?
Oke lupa-kan..
Sekarang aku sudah berada di halaman rumah.
Aku tak tau bagaimana reaksi mereka saat melihat-ku.
"Tuan!?" Pekik salah satu maid.
"Oh Bibi...tolong jangan kasih tau kalau Jimin sudah pulang" Bisik-ku.
"Nde..tuan" Jawab-nya dengan bersuara pelan.
Sekarang aku sudah berada di depan kamar Eomma.
Huft..
Kriet ~
Aku mengintip dari celah pintu
Eomma sedang memeluk foto kita berempat.
"Hiks...Jimin...Eomma rindu"
Aku-pun langsung masuk menemui Eomma-ku.
"Jimin juga rindu" Jawab-ku sambil memeluk tubuh Eomma-ku.
"Nak...hiks" Eomma-pun membalas pelukan-ku dengan erat.
"Jimin hyung!?" Pekik Taehyung.
Ia-pun langsung memeluk-ku.
"Kau kemana saja eoh?Kamu tinggal dimana?Kamu makan apa?Selama ini hyung ngapa-in?hiks...kau tega membuat adik-mu bersedih" Dia memeluk badan-ku erat.
"Haha...cerita-nya panjang" Jawab-ku.
"Nanti Hyung harus cerita-in ke Tae!"
"Haha...Nde..."
.
.
.
TBC
Silahkan tekan di bawah ini untuk menghargai karya saya
👇🏻
silahkan tekan di bawah ini untuk member saran dan kritikan
👇🏻
Share juga ke teman-teman kalian biar mereka tau
👇🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
My Twins [TAMAT]
FanfictionSi kembar Taehyung dan Jimin yang memiliki trauma di masa kecil. Apakah mereka bisa melewati itu semua? Dari pada kepo mending di baca kalau suka silahkan di vote ~ 😉❤️