10 - Mencari Perhatian

1.2K 56 0
                                    

Usaha tidak akan menghianati hasil.
Semoga saja seperti itu.

••• 🔍•••

Clara memilih untuk pergi ke sekolah naik angkot. Ia tidak ke sekolah bersama Gisel hari ini karena Gisel menggunakan motor untuk ke sekolah. Tentu saja Clara tidak mau naik motor, apa pun alasannya, termasuk jika ia ditawarkan uang seratus juta. Lebih baik Clara jalan kaki menuju sekolah yang jaraknya berkilo-kilo meter dari pada ia harus naik motor.

Motor adalah benda mati yang menjadi saksi bisu kejadian paling menyakitkan dalam hidupnya. Clara tidak benci motor. Yang dia benci adalah kenangan pahit yang akan mengusik pikirannya ketika ia naik ke atas kendaraan beroda dua itu.

Clara begitu menikmati suasana berdesak-desakkan dan panas-panasan di dalam angkot. Sebenarnya ia tidak suka suasana seperti ini, tetapi karena uang yang diberikan ayahnya sudah hampir habis jadi Clara harus menghemat.

Angkot itu berhenti ketika ada penumpang yang hendak naik. Clara mengeluarkan ponsel untuk melihat jam berapa sekarang. Ternyata masih ada waktu 20 menit sebelum bel berbunyi.

Ketika Clara mendongak, ia mendapati Dimas sudah duduk tepat di depannya. Dimas menatapnya sekilas, lantas membuang pandangan ke arah lain. Jika Clara cukup terkejut melihat kehadiran Dimas, cowok yang memiliki sikap dingin dan cuek itu justru menunjukkan wajah tanpa ekspresi. Clara bingung sendiri dengan sikap Dimas. Apakah Dimas sama sekali tidak memiliki perasaan?

"Kak Dimas." Clara menyentuh sebelah tangan Dimas yang ia letakkan di atas paha.

Respon Dimas membuat Clara menarik tangannya sembari menggigit bibir bawahnya. Ya, Dimas melemparkan tatapan tajam ke arah Clara dengan rahang yang terlihat mengeras.

Serem banget, ya, Tuhan! Clara membatin. Ia mengalihkan tatapannya dari Dimas karena tidak kuat menatap sorot mata tajam cowok yang ada di hadapannya itu.

Setelah itu, Clara memilih untuk diam. Sesekali ia melirik Dimas yang terlihat sedang menikmati perjalanan.

Angkot itu berhenti ketika mereka sudah tiba di depan pintu gerbang sekolah. Ketika Clara berniat untuk turun, seorang bapak yang semula duduk di sebelahnya tidak sengaja menyenggol tubuhnya sehingga membuat Clara terjatuh. Jantungnya berdegup cepat saat tahu bahwa tubuhnya jatuh dalam dekapan Dimas. Mata mereka bertemu selama beberapa detik, sebelum Clara memutuskan untuk segera turun dari angkot.

Clara membayar ongkos, lantas berjalan cepat memasuki gerbang. Dimas menyusulnya dengan langkah santai dari belakang.

"Jantung gue kenapa, nih?" Clara memejamkan mata sejenak dengan langkah yang semakin cepat. Wajah Dimas yang sangat dekat dengannya tadi seakan menghipnotisnya.

Degupan jantung ini, kok, sama persis waktu gue jalan berdua bareng Stefan? batin Clara. Stefan adalah mantan pacarnya. Kalau bukan karena Stefan, Clara tidak mungkin menginstal aplikasi pencarian jodoh dan akhirnya berkenalan dengan Boy. Ya, Clara melakukan itu agar dia bisa move on dari Stefan.

Clara menggeleng cepat. Gak, gue gak mungkin jatuh cinta sama Kak Dimas! Gue, kan, jatuh cintanya sama Boy.

"Ehm." Suara dehaman itu membuat Clara menghentikan langkahnya. Ia balik badan dan mendapati Dimas berdiri di belakangnya dengan kedua tangan disimpan dalam saku celana.

Clara's MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang