12 - Cemburu?

1.2K 57 0
                                    

“Cinta datang tanpa diduga,
dan cemburu datang karena diundang.”

••• 🔍•••

"Gimana kabar kamu?"

"Baik, Yah. Ini aku lagi di taksi mau ke sekolah." Clara tersenyum senang sewaktu ayahnya meneleponnya.

"Jaga diri baik-baik, ya. Oke, Bos?"

Clara tertawa. "Siaapp, Bos!"

"Papa mau siap-siap ke kantor dulu."

"Oke!"

Tut.

Clara memutuskan sambungan telepon itu. Ia sangat bersyukur karena memiliki seorang ayah seperti Farhan yang selalu ada untuknya dan selalu memperhatikannya. Farhan adalah ayah terbaik di dunia, menurutnya.

Ketika sudah tiba di depan gerbang sekolah, Clara membayar ongkos taksi, lantas keluar dari taksi itu. Ia berjalan memasuki gerbang sekolah dengan santai sebelum terdengar bunyi klakson mobil.

Tit...tit!

Clara terperanjat. Ia mengelus dada karena merasa terkejut. Kaca mobil itu turun dan menunjukkan sosok Rangga sedang tersenyum ke arahnya. "Mau bareng?"

"Sampai di parkiran?"

"Kalau lo mau."

Clara tertawa kecil. "Gak usah." Sebenarnya tawaran Rangga itu terkesan aneh. Tapi, yang menjadi alasan Clara menolaknya adalah karena ia tidak ingin mencari masalah lagi. Sudah cukup ia menerima sindirian dan tatapan tidak suka dari para fans-nya Rangga.

"Boleh kita bicara sebentar?" tanya Rangga. Clara membuka ponselnya untuk melihat jam, kebetulan ia memang tidak memakai jam tangan. Lima menit lagi bel akan berbunyi.

"Bukan sekarang, kok, tapi nanti." Rangga seakan tahu isi pikiran Clara. "Boleh minta nomor ponsel lo?"

"N-nomor aku?"

Rangga mengangguk. "Iya. Gak boleh, ya?"

"Oh, boleh, kok." Clara mulai menyebutkan nomor teleponnya, sementara Rangga mengetik nomor Clara di ponselnya.

"Nanti gue kabarin, ya."

"Iya."

"Dah."

Clara melambaikan tangan sebelum Rangga kembali menjalankan mobilnya menuju parkiran sekolah. Tanpa mereka sadari, ada Dimas yang dengan tidak sengaja mendengarkan pembicaraan mereka.

Cari masalah, batinnya. Bukannya ia cemburu, tapi karena Dimas selalu antisipasi jika ada gadis yang dekat dengan Rangga. Karena dalam pandangan Dimas, kejadian yang sama dengan Jessica mungkin bisa terjadi pada semua gadis yang dekat dengan Rangga. Tidak hanya itu, Dimas juga tahu resiko apa yang akan dialami oleh Clara jika ia terus-menerus bersikap dekat dan akrab dengan Rangga. Resikonya adalah di-bully. Dimas hanya kasihan jika gadis polos seperti Clara harus menerima itu semua.

Dimas berjalan melewati Clara begitu saja. Namun, bukan Clara namanya jika ia membiarkan Dimas luput.

"Selamat pagi," sapa Clara.

Dimas menghentikan langkahnya. "Pulang sekolah temenin gue."

Jantung Clara seakan berhenti berdetak. Matanya mengerjap-ngerjap ketika mendengar ucapan Dimas.

Clara's MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang