“Meminta maaf adalah cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah.”
••• 🔍•••
"Kak, gimana?" Pertanyaan Clara berhasil membuyarkan lamunan Dimas. "Kak Dimas cuma perlu mendengarkan. Selebihnya terserah Kak Dimas mau memaafkan atau tidak. Yang jelas, gak ada manusia yang sempurna. Kalau ada, berarti dia bukan manusia."
Dimas kembali memikirkan soal ucapan Clara.
"Kenapa harus gue yang mendengarkan?"
"Karena yang salah paham di sini, tuh, Kak Dimas sendiri."
"Siapa bilang?"
"Dugaan aku."
"Dugaan lo bener?"
Clara menggeleng. "Gak tahu. T-tapi, apa salahnya—"
"Pastikan dulu dugaan lo bener," potong Dimas seraya berdiri dari tempat duduknya.
"Kalau dugaan aku benar, Kak Dimas mau ketemu sama Om Galen?" Clara berharap Dimas akan menjawab iya.
"Tergantung," jawab Dimas kemudian berlalu meninggalkan Clara.
Clara menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Dia harus berusaha membuat Dimas bertemu dengan Galen dan mendengarkan penjelasan dari Galen. Boy memang tidak menyuruhnya melakukan hal ini, namun Clara akan menganggap misinya tuntas jika Dimas dan Galen sudah baikan.
Rangga. Nama itu tiba-tiba muncul dalam benaknya. Akan tetapi, Clara belum siap bertemu dengan Rangga sejak kejadian itu. Clara takut, meskipun sebenarnya dia penasaran.
Gadis itu mengeluarkan ponselnya, lantas mengetikkan pesan untuk seseorang.
Clara Priscilla
Kak, boleh antar aku ketemu
sama Om Galen?Sampai bel masuk berbunyi, tidak ada jawaban apapun dari Rangga. Clara mendesah, lalu memutuskan untuk menuju kelas.
***
Karena tidak ada juga balasan dari Rangga, Clara memutuskan untuk pergi ke rumah Rangga. Dia harus menemui Galen dengan atau tanpa Rangga sekalipun. Meskipun sesungguhnya, Clara malu jika harus berbincang berdua dengan Galen. Waktu itu saja, saat dia bersama Rangga, dia malu. Apalagi ini hanya Clara sendiri.
Gadis itu menekan bel rumah itu berkali-kali, sebelum pintu rumah itu dibuka oleh seseorang. Jantung Clara berdegup cepat. Siapa yang membuka pintu? Rangga atau Galen? Astaga, Clara belum siap.
"Siapa?"
Clara menghembuskan nafas lega. Ternyata yang membuka pintu adalah Bi Lina.
"Hai, Bi!" Clara tersenyum ramah.
"Eh, Neng Clara. Kunaon atuh, Neng? Biasanya ke rumah Mas Dimas. Cari siapa atuh?" tanya Bi Lina.
"Kak Rangga-nya ada, Bi?"
"Oh, Mas Rangga belum pulang."
"Kalau Om Galen?"
"Kalau Tuan masih di kantor."
KAMU SEDANG MEMBACA
Clara's Mission
Novela Juvenil[SELESAI] Clara Priscilla harus melakukan apa pun untuk menjalankan misinya agar bisa bertemu dengan Boy-cowok yang ia kenal dari aplikasi pencarian jodoh. Namun, harapannya tidak semudah yang ia bayangkan. Nyatanya, ia harus mencari orang yang bern...