35 - My Boy?

1.3K 60 1
                                    

“Ada kejutan di setiap akhir cerita. Ada yang menyenangkan, ada juga yang menyedihkan. Intinya, kita harus siap.
Apapun bentuk kejutan itu.”

••• 🔍•••

Mungkin ini akan membuatmu terkejut.
Mungkin kamu akan bertanya-tanya apa maksud semuanya. Atau mungkin, kamu tidak akan percaya.

Farel bukan Boy. Percayalah.

Ikuti saja surat yang dikirim untukmu.

Tulisan tangan pada lembar terakhir buku yang diberikan oleh Dimas waktu itu adalah alasan kenapa akhirnya Clara pulang ke Bandung.

Awalnya saat menerima buket bunga itu, Clara tidak percaya. Namun, tulisan tangan itu berhasil membuat Clara memiliki banyak pertanyaan yang harus Clara tahu jawabannya dengan segera.

Satu hal yang pasti; Dimas bukan Boy. Itu tidak mungkin.

Gadis itu tiba di Bandung pukul setengah tiga. Tanpa pulang ke rumahnya terlebih dahulu, Clara memilih untuk langsung pergi ke Taman Vanda. Dia akan menunggu di sana karena Clara harus mendapatkan jawabannya saat ini juga.

Ayah
Clara, kamu sudah sampai?

Saat mendapat pesan dari ayahnya, Clara segera membalasnya agar Farhan tidak khawatir.

Clara Priscilla
Sudah, tapi aku jalan" sebentar.

Gak apa-apa, kan?

Ayah
Pulang dulu, istirahat.

Clara Priscilla
Gak capek kok, Ayah.

Ayah
Jangan pulang malam.

Clara Priscilla
Oke, see u soon :*

Clara mengedarkan pandangannya ke setiap penjuru taman. Banyak hal yang tidak Clara pahami dengan apa yang terjadi akhir-akhir ini.

Sedikit-sedikit Clara mengecek jam. Dia tidak sabar menunggu waktunya tiba. Semua rasa penasaran dan pertanyaan yang selalu mengusik pikirannya akan terjawab hari ini. Clara tidak akan melewatkan kesempatan ini.

Gadis itu menengadah ke langit. Langit sudah mulai mendung. Mungkin hujan akan turun sebentar lagi. Tapi, Clara tidak boleh pergi dari tempat ini apapun yang terjadi. Dia mengeluarkan buku diary milik Dimas yang sengaja dia ambil waktu itu. Entah sudah berapa kali Clara membacanya. Yang jelas, Clara tidak pernah bosan membaca tulisan tangan Dimas.

Semua orang itu munafik.
Mereka suka berkata manis,
namun merencanakan hal yang bengis.

Aku tidak lebih baik dari mereka.
Setidaknya, aku tidak sebengis mereka.

Aku mencintaimu. Tulus.
Kau tak perlu tahu.

Clara membuka halaman selanjutnya. Setidaknya membaca buku diary Dimas atau lebih tepatnya buku rahasia Dimas akan menemaninya untuk menunggu.

Kau tiba-tiba datang dengan rupa seperti dirinya.

Kenapa?
Kau ingin membuatku jatuh cinta?

Clara's MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang