“Jangan jalan di tempat. Bergeraklah.
Tujuan tidak akan bisa kau capai dengan berjalan di tempat.”••• 🔍 •••
Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, mereka akhirnya tiba di rumah dari Denny—sahabat Farhan. Denny dan keluarganya menyambut kedatangan Farhan dan Clara dengan senang hati. Bahkan, mereka sudah menyiapkan makanan yang cukup banyak untuk mereka nikmati bersama. Tidak hanya itu, kamar Clara juga sudah siap untuk ditempati.
"Ada baiknya, kalian kenalan dulu," ujar Denny saat mereka sudah duduk di meja makan.
"Oh, namaku Clara Priscilla. Panggilnya Clara aja." Clara berjabat tangan dengan Risa—isteri Denny dan Gisel—anak mereka.
"Nice to meet you. Nama gue Gisel."
Clara tersenyum. "Nice to meet you too, Gisel."
"Wah, kelihatannya mereka akan jadi saudara," kata Risa seraya menatap anak semata watangnya itu sambil tersenyum.
Gisel ikut tersenyum ke arah Risa. Siapa yang tidak senang mendapat teman baru? Apalagi Gisel adalah tipe orang yang mudah bergaul dan senang dengan keramaian.
Setelah mereka semua yang ada disitu berkenalan, Denny mempersilakan mereka untuk menyantap makanan yang sudah disiapkan.
"Ini yang masak Gisel, loh," kata Denny ketika mereka sudah mulai menyantap makanan masing-masing.
"Oh, ya? Jadi, Gisel pinter masak?" tanya Farhan yang mendapat anggukan dari Denny.
"Pi, jangan dipuji-puji." Gisel mengingatkan ayahnya. Mereka pasti akan sadar akan wajah Gisel yang sudah mulai merona merah.
"Clara juga suka masak. Tapi, dia sering masak dengan resep-resepnya sendiri," ucap Farhan.
Kini semua tatapan beralih ke arah Clara yang sedang menyantap makanannya dengan lahap. Clara bahkan menghiraukan mereka yang sedang membahas tentangnya.
"Dia jago masak karena dia suka makan," lanjut Farhan.
Clara menatap ayahnya untuk memberi kode agar tidak membahas soal hal itu. Karena menurut Clara, semua orang juga suka makan. Kalau tidak makan, pasti bumi ini akan sepi.
Mereka pun kembali menyantap makanan masing-masing sampai habis.
"Wah, terima kasih makanannya. Ini enak sekali," kata Farhan setelah membersihkan sisa makanan di bibirnya.
"Sama-sama, Farhan," kata Denny.
"Clara, gue bantu lo beresin barang-barang lo di kamar. Yuk." Gisel berdiri dari tempat duduknya. Dan setelah mendapat anggukan dari Clara, Gisel mendahului Clara untuk menuju kamar yang akan menjadi kamar Clara.
Kamar Clara berada di lantai atas dan serunya lagi adalah kamarnya bersebelahan dengan kamar Gisel.
"Ini kamar lo." Gisel membuka pintu kamar Clara.
Clara mengedarkan pandangannya untuk melihat-lihat kamar barunya. Ia tersenyum, karena kamarnya itu bernuansa orange dan pink tepat seperti warna kesayangannya.
"Lo suka warna orange dan pink?" tanya Clara.
Gisel berjalan mendekati Clara. "Gak. Gue sukanya warna biru. Orange itu warna kesukaan Papi, sedangkan pink warna kesukaan Mami."
Clara mengangguk paham. Kini ia beralih duduk di atas spring bed berukuran besar. "Lebih besar dari tempat tidur gue di Bandung."
"Syukurlah kalau lo suka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Clara's Mission
Novela Juvenil[SELESAI] Clara Priscilla harus melakukan apa pun untuk menjalankan misinya agar bisa bertemu dengan Boy-cowok yang ia kenal dari aplikasi pencarian jodoh. Namun, harapannya tidak semudah yang ia bayangkan. Nyatanya, ia harus mencari orang yang bern...