“Aku akan berusaha menjadi seperti apa yang kamu mau, asalkan kamu tidak akan pergi menjauh.”
••• 🔍•••
Clara benar-benar terkejut saat melihat Dimas berjalan cepat menuju gerbang rumah itu. Clara mempercepat langkahnya sebelum Dimas terlanjur semakin menjauh.
"Kak Dimas, tunggu!" Clara akhirnya berhasil menahan pergelangan tangan Dimas.
"Lepasin!" Dimas melepaskan tangan Clara secara kasar, lantas kembali melanjutkan langkahnya.
"Kak!" Clara tidak menyerah. Ia mengejar Dimas dan kembali mencekal pergelangan tangan Dimas. "Kak Dimas mau ngapain ke sini?"
"Lo yang ngapain?" Dimas balik bertanya. "Gak usah dijawab, gak penting."
"Kak—"
"Lepasin tangan gue."
"Gak. Kita ke dalam dulu."
"LEPASIN TANGAN GUE!" Dimas membentak. Dadanya terlihat naik turun.
Clara melepaskan cekalan tangannya secara perlahan. "Kak Dimas kenapa, sih?"
"Jadi setelah gue minta lo pergi dari hidup gue, lo masuk ke hidupnya Rangga?" tanya Dimas.
Lidah Clara terasa keluh untuk mengatakan sesuatu. Sorot mata tajam yang dipancarkan oleh Dimas berhasil menghipnotisnya untuk tetap diam.
"Gue udah peringatin lo—"
"Untuk gak dekat Kak Rangga agar nasib aku gak berakhir seperti Jessica? Itu, kan, yang Kak Dimas maksud?" Clara akhirnya bisa mengeluarkan suara, meskipun jantungnya masih berdetak tak karuan. "Terus apa bedanya sama Kak Dimas? Aku tahu Kak Dimas gak mau hal itu terjadi sama aku bukan karena Kak Dimas peduli sama aku, tapi karena Kak Dimas melihat aku sebagai Jessica. Iya, kan, Kak?"
Kali ini Clara yang berhasil membuat Dimas diam. Hanya mata Dimas yang bergerak ke kanan dan ke kiri karena menatap mata Clara secara bergantian. Suara hembusan nafas Dimas terdengar berat karena gejolak emosi yang masih tertahan dalam dadanya. Clara tahu itu.
"Kalaupun Kak Dimas takut kehilangan aku karena aku masuk dalam kehidupan Kak Dimas yang liar, itu semata-mata bukan karena Kak Dimas ingin aku di samping Kak Dimas, tapi karena Kak Dimas takut jika Kak Dimas gak bisa melihat sosok Jessica dalam diri aku. Iya, 'kan?" Clara terlihat memaksakan senyumannya.
"Aku tahu semuanya, Kak. Aku udah paham. Kak Dimas selalu melihat aku sebagai Jessica. Makanya mood Kak Dimas selalu berubah saat bareng aku. Kadang Kak Dimas peduli, kadang membentak. Semua itu karena awalnya Kak Dimas melihat aku sebagai Jessica, dan sesaat kemudian Kak Dimas membentak ketika menyadari bahwa aku adalah Clara, bukan Jessica," lanjut Clara.
Dimas meneguk salivanya bersamaan dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.
Clara menahan air mata agar tidak jatuh. Dia cukup berbakat dalam hal menahan air mata, kecuali jika dia mengalami hal yang sangat berat sehingga air mata tidak dapat ditahan lagi.
"Oke." Clara menarik nafas panjang, kemudian menghembuskannya perlahan. "Aku siap menjadi Jessica. Aku mau mengubah penampilan aku semirip mungkin dengan Jessica. Aku akan membuat semuanya indah seperti dulu lagi. Aku akan membuat kalian kembali di masa saat Kak Dimas, Kak Rangga, Jessica, Kak Rion, dan Kak Farel sama-sama dulu. Aku—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Clara's Mission
Novela Juvenil[SELESAI] Clara Priscilla harus melakukan apa pun untuk menjalankan misinya agar bisa bertemu dengan Boy-cowok yang ia kenal dari aplikasi pencarian jodoh. Namun, harapannya tidak semudah yang ia bayangkan. Nyatanya, ia harus mencari orang yang bern...