2

2.5K 260 14
                                    

Hermione terduduk di lantai apartemennya setelah Draco menghilang dari balik pintu apartemennya. Wanita itu bingung juga takut. Tatapannya tiba-tiba kosong.

"Pria brengsek itu, apa otaknya sudah dimakan troll? Bagaimana mungkin dia ingin aku menikah denganku dan berjanji bahwa dia akan menyelesaikan semuanya? Apa-apaan dia?" gumam Hermione tak percaya.

"Hanya saja–"

"Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kau tidak menerima tawaranku ini. Hanya saja aku tidak menjamin bahwa kau harus kembali melarikan diri dari kementrian. Ini bukan sebuah ancaman, hanya sebuah peringatan, kau tahu."

"Dia jelas-jelas mengancamku. Bajingan sialan itu. Kenapa dia ingin menikahiku? Apa yang dia inginkan sebenarnya?"

"Aku akan kembali nanti. Sampai saat itu, pikirkan semuanya dengan matang. Dan jika kau ingin mencari tempat pencarian lain, susun rencanamu dengan matang."

"Aku gila jika mengiyakan tawarannya, tapi dia telah mengetahui tempat ini. Aku bahkan sudah tak sanggup lagi jika harus mencari tempat persembunyian lain." Hermione benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikir pewaris tunggal keluarga Malfoy itu.

·

"Kau sungguh-sungguh akan menikahi Hermione Granger?" tanya Narcissa Malfoy yang sedang menyesap teh sambil duduk di sebuah single sofa, kepada Draco yang kebetulan melewati ruang duduk.

"Bukankah ibu tidak keberatan?" Draco balik bertanya pada ibunya, dia berhenti dan berbalik menghadap ibunya.

"Memang ibu tidak keberatan. Hanya saja ibu terus bertanya-tanya apa alasan utama menikahinya? Jawabanmu kemarin benar-benar tidak memuaskan ibu. Katakan yang sebenarnya pada ibu, Draco," ucap Narcissa memberikan tatapan tajam pada anak semata wayangnya itu.

"Tidak ada alasan lain, ibu," jawab Draco tidak terpengaruh.

"Kalau begitu nikahi wanita lain. Persoalan kau ingin menolongnya, sesungguhnya itu merupakan bagian dari tugasmu sebagai kepala departemen pelaksanaan hukum sihir, kau harusnya tidak menjadikannya sebuah kesepakatan seperti itu," seru Narcissa tanpa mengubah tatapannya.

"Maaf ibu. Aku sangat menghormati, ibu. Tapi ini sudah keputusan akhirku, aku mohon ibu mau menerimanya," ucap Draco yang kemudian akan beranjak pergi dari ruangan itu.

"Draco, ini kita sedang berbicara tentang pernikahan, bukan bisnis. Jangan jadikan sebuah pernikahan sebagai sebuah bisnis. Aku sangat memahami betapa menderitanya sebuah pernikahan yang didasari sebuah bisnis. Dan jangan lupa bahwa walau kau mengatakan pernikahan ini akan berakhir dalam setahun, ingatlah bahwa kau tidak bisa semudah itu berpisah dengannya. Aku menginginkan kau bersikap bijak di sini. Penyesalan selalu datang terakhir," jelas Narcissa sebelum Draco meninggalkan ruangan itu.

"Aku tidak akan pernah menyesal, ibu," ucap Draco sebelum benar-benar pergi dari ruangan itu.

Semoga kau tidak pernah menyesal, Draco.

·

Seminggu berlalu semenjak kedatangan Draco ke apartemen Hermione. Dan percayalah, selama seminggu Hermione benar-benar gelisah, dia bahkan tidak bisa tidur dengan baik.

Perkataan Draco seperti kaset muggle yang rusak. Terus terputar di kepala Hermione.

"Jane, apa kau baik-baik saja, sayang?" tanya seorang wanita lima puluhan tahun yang merupakan pemilik apartemen di lantai dua, ketika Berpapasan dengan Hermione saat wanita bermata coklat madu itu kembali dari minimarket yang berada di depan gedung apartemen.

I'm So Tired...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang